Ekonom: Transformasi struktural kunci ekonomi tumbuh di atas 5 persen
7 November 2023 11:40 WIB
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede menjawab pertanyaan wartawan saat ditemui usai kegiatan Media Gathering Kementerian Keuangan (Kemenkeu) di Puncak, Bogor, Senin (25/9/2023). (ANTARA/Imamatul Silfia)
Jakarta (ANTARA) - Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan transformasi struktural merupakan kunci dalam menumbuhkan perekonomian di Tanah Air di atas 5 persen per tahun.
"Kunci untuk membawa Indonesia mencapai target negara maju 2045 adalah transformasi struktural. Jika hal itu dilakukan maka potensi ekonomi Indonesia tumbuh di atas 5 persen per tahun akan dapat diwujudkan," ujar Josua ketika dihubungi di Jakarta, Selasa.
Ia menyampaikan hal itu berkaitan dengan kondisi perkembangan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tumbuh 4,94 persen pada triwulan III 2023 yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) pada Senin (6/11).
Menurut Josua, akselerasi transformasi struktural berupa perubahan struktur ekonomi tradisional dengan produktivitas rendah menuju produktivitas tinggi merupakan hal yang penting agar cita-cita pertumbuhan ekonomi dapat dicapai.
Transformasi dapat dilakukan dengan dukungan penerapan teknologi modern, pembangunan infrastruktur, serta orientasi kebijakan dan lainnya.
Josua mengatakan dari sisi domestik, berbagai bentuk perbaikan sudah terus dilakukan sehingga ekonomi Indonesia sebenarnya sudah berada dalam arah yang tepat.
Namun, kondisi ekonomi dunia semakin terintegrasi sehingga fenomena VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, Ambiguity) juga sering terjadi.
"Karena itu pemerintah jangan hanya fokus pada pertumbuhan, namun harus juga pada stabilitas," kata Josua.
Ia mengatakan, untuk bisa menghadapi fenomena VUCA, sangat tergantung pada seberapa cepat transformasi struktural dilakukan.
Lebih lanjut, Josua menyampaikan, Indonesia juga memiliki peluang karena bonus demografi sehingga jika dipenuhi dengan tenaga kerja yang terdidik (skilled labour) maka dampaknya cukup untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi.
Sementara dari sisi domestik, tantangan yang dihadapi adalah keberlanjutan kebijakan transformasi struktural karena dari sisi politik terdapat kecenderungan mengambil kebijakan-kebijakan jangka pendek.
"Transformasi struktural tidak dapat dilakukan dalam jangka pendek saja, padahal ini cukup penting memberikan pondasi untuk ke depan agar ekonomi dapat diakselerasi," ujar Josua.
Baca juga: BI: Ekonomi Indonesia kuat di tengah ketidakpastian global
Baca juga: Airlangga: Pertumbuhan ekonomi RI lebih tinggi dibanding negara lain
Baca juga: Pemerintah siapkan respons kebijakan untuk jaga pertumbuhan ekonomi
"Kunci untuk membawa Indonesia mencapai target negara maju 2045 adalah transformasi struktural. Jika hal itu dilakukan maka potensi ekonomi Indonesia tumbuh di atas 5 persen per tahun akan dapat diwujudkan," ujar Josua ketika dihubungi di Jakarta, Selasa.
Ia menyampaikan hal itu berkaitan dengan kondisi perkembangan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tumbuh 4,94 persen pada triwulan III 2023 yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) pada Senin (6/11).
Menurut Josua, akselerasi transformasi struktural berupa perubahan struktur ekonomi tradisional dengan produktivitas rendah menuju produktivitas tinggi merupakan hal yang penting agar cita-cita pertumbuhan ekonomi dapat dicapai.
Transformasi dapat dilakukan dengan dukungan penerapan teknologi modern, pembangunan infrastruktur, serta orientasi kebijakan dan lainnya.
Josua mengatakan dari sisi domestik, berbagai bentuk perbaikan sudah terus dilakukan sehingga ekonomi Indonesia sebenarnya sudah berada dalam arah yang tepat.
Namun, kondisi ekonomi dunia semakin terintegrasi sehingga fenomena VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, Ambiguity) juga sering terjadi.
"Karena itu pemerintah jangan hanya fokus pada pertumbuhan, namun harus juga pada stabilitas," kata Josua.
Ia mengatakan, untuk bisa menghadapi fenomena VUCA, sangat tergantung pada seberapa cepat transformasi struktural dilakukan.
Lebih lanjut, Josua menyampaikan, Indonesia juga memiliki peluang karena bonus demografi sehingga jika dipenuhi dengan tenaga kerja yang terdidik (skilled labour) maka dampaknya cukup untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi.
Sementara dari sisi domestik, tantangan yang dihadapi adalah keberlanjutan kebijakan transformasi struktural karena dari sisi politik terdapat kecenderungan mengambil kebijakan-kebijakan jangka pendek.
"Transformasi struktural tidak dapat dilakukan dalam jangka pendek saja, padahal ini cukup penting memberikan pondasi untuk ke depan agar ekonomi dapat diakselerasi," ujar Josua.
Baca juga: BI: Ekonomi Indonesia kuat di tengah ketidakpastian global
Baca juga: Airlangga: Pertumbuhan ekonomi RI lebih tinggi dibanding negara lain
Baca juga: Pemerintah siapkan respons kebijakan untuk jaga pertumbuhan ekonomi
Pewarta: Aloysius Lewokeda
Editor: Citro Atmoko
Copyright © ANTARA 2023
Tags: