Plan Indonesia salurkan 1,4 juta liter air di Lembata atasi kekeringan
6 November 2023 20:20 WIB
Warga desa menerima penyaluran air bersih dari Yayasan Plan Internasional Indonesia di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur. Penyaluran air bersih dilakukan sebagai respons terhadap kekeringan yang terjadi di NTT. (ANTARA/ HO-Plan Indonesia)
Jakarta (ANTARA) - Yayasan Plan Internasional Indonesia menyalurkan lebih dari 1,4 juta liter air bersih di lima desa di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur, sebagai respons terhadap kekeringan yang terjadi di provinsi tersebut.
"Ini merupakan respons kedua dari Plan Indonesia. Respons pertama sudah dilakukan pada bulan Juni hingga Agustus 2023 sebagai wujud dari komitmen perlindungan kami terhadap anak-anak dan keluarganya dari kekurangan air bersih. Mereka tersebar di lima desa wilayah dampingan di Kecamatan Ile Ape dan Ile Ape Timur," kata Manajer PIA Lembata Erlina Dangu dalam keterangan di Jakarta, Senin.
Erlina Dangu menjelaskan distribusi air bersih melalui Program Implementation Area (PIA) Lembata ini akan berlangsung selama satu bulan, dimulai pada 16 Oktober 2023 hingga 15 November 2023.
Dalam upaya memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat, pihaknya mengerahkan sepuluh unit mobil tangki untuk mendistribusikan sekitar 48.960 liter per hari.
Air bersih ini disalurkan kepada 2.448 jiwa yang tersebar di lima desa dampingan di Kabupaten Lembata yakni Desa Kolipadan, Beutaran, Palilolon, Lamagute, dan Naposabok.
Penyaluran air bersih ini menanggapi Pemerintah Kabupaten Lembata yang menerbitkan Instruksi Bupati Nomor 3 Tahun 2023 tentang Kesiapsiagaan penanggulangan bencana kekeringan dan kebakaran hutan serta lahan.
Pasalnya, NTT saat ini telah memasuki musim kemarau bawah normal, meningkatkan risiko bencana kekeringan yang dapat mengakibatkan kekurangan air bersih dan pangan di Kabupaten Lembata.
"Kekeringan yang berlangsung di musim kemarau saat ini, tidak hanya berdampak pada kurangnya air bersih untuk memenuhi kebutuhan setiap hari, tapi juga berdampak pada tingkat kesehatan dan kebersihan yang semakin menurun, khususnya bagi anak perempuan," katanya.
Selain itu, kekeringan yang berlangsung juga menyebabkan masyarakat harus membeli air dengan kisaran harga Rp20 ribu untuk 200 liter air per hari untuk memenuhi kebutuhan air bersih.
Baca juga: Jelajah Timur 2023 kumpulkan Rp1 miliar untuk air bersih di NTT
Baca juga: BMKG: Waspada ancaman kekeringan pada Dasarian I dan II Oktober di NTT
Baca juga: BMKG prakirakan hari tanpa hujan kategori ekstrem panjang di NTT
"Ini merupakan respons kedua dari Plan Indonesia. Respons pertama sudah dilakukan pada bulan Juni hingga Agustus 2023 sebagai wujud dari komitmen perlindungan kami terhadap anak-anak dan keluarganya dari kekurangan air bersih. Mereka tersebar di lima desa wilayah dampingan di Kecamatan Ile Ape dan Ile Ape Timur," kata Manajer PIA Lembata Erlina Dangu dalam keterangan di Jakarta, Senin.
Erlina Dangu menjelaskan distribusi air bersih melalui Program Implementation Area (PIA) Lembata ini akan berlangsung selama satu bulan, dimulai pada 16 Oktober 2023 hingga 15 November 2023.
Dalam upaya memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat, pihaknya mengerahkan sepuluh unit mobil tangki untuk mendistribusikan sekitar 48.960 liter per hari.
Air bersih ini disalurkan kepada 2.448 jiwa yang tersebar di lima desa dampingan di Kabupaten Lembata yakni Desa Kolipadan, Beutaran, Palilolon, Lamagute, dan Naposabok.
Penyaluran air bersih ini menanggapi Pemerintah Kabupaten Lembata yang menerbitkan Instruksi Bupati Nomor 3 Tahun 2023 tentang Kesiapsiagaan penanggulangan bencana kekeringan dan kebakaran hutan serta lahan.
Pasalnya, NTT saat ini telah memasuki musim kemarau bawah normal, meningkatkan risiko bencana kekeringan yang dapat mengakibatkan kekurangan air bersih dan pangan di Kabupaten Lembata.
"Kekeringan yang berlangsung di musim kemarau saat ini, tidak hanya berdampak pada kurangnya air bersih untuk memenuhi kebutuhan setiap hari, tapi juga berdampak pada tingkat kesehatan dan kebersihan yang semakin menurun, khususnya bagi anak perempuan," katanya.
Selain itu, kekeringan yang berlangsung juga menyebabkan masyarakat harus membeli air dengan kisaran harga Rp20 ribu untuk 200 liter air per hari untuk memenuhi kebutuhan air bersih.
Baca juga: Jelajah Timur 2023 kumpulkan Rp1 miliar untuk air bersih di NTT
Baca juga: BMKG: Waspada ancaman kekeringan pada Dasarian I dan II Oktober di NTT
Baca juga: BMKG prakirakan hari tanpa hujan kategori ekstrem panjang di NTT
Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2023
Tags: