Korut harus lucuti nuklir
20 Juni 2013 08:34 WIB
Kepala perwakilan nuklir Korea Utara Lim Sung-nam (tengah), rekan sejawat dari Jepang Shinsuke Sugiyama (kiri) dan perwakilan AS untuk kebijakan Korea Utara Glyn Davies berpose sejenak sebelum pembicaraan tiga arah di kementrian luar negeri di Seoul, Senin (21/5). (REUTERS/Lee Jae-Won)
Washington (ANTARA News) - Amerika Serikat, Korea Selatan dan Jepang mengatakan bahwa Korea Utara harus menghentikan program nuklirnya jika ingin menjalin hubungan lebih baik, setelah Pyongyang mengatakan pihaknya bersedia untuk kembali ke perundingan.
"Kami akan menilai DPRK (Korea Utara) dengan tindakannya, bukan kata-katanya," kata sekutu demokratis itu dalam satu pernyataan, merujuk kepada nama resmi Korea Utara, Republik Demokratik Rakyat Korea (DPRK), di Washington, Rabu.
Glyn Davies, perwakilan khusus kebijakan AS untuk Korea Utara, bertemu dengan rekan-rekannya dari Jepang dan Korea Selatan di tengah-tengah kesibukan pembahasan tentang Korea Utara di tengah krisis diplomatik dramatis awal tahun ini.
"Kami sepakat jalan terbuka untuk DPRK terhadap hubungan baik ... jika Korea Utara mengambil langkah berarti pada denuklirisasi," kata pernyataan itu.
Amerika Serikat, Korea Selatan dan Jepang mengatakan bahwa mereka mendukung Perjanjian 2005 -- yang dibuat pada pembicaraan enam-negara meliputi tiga sekutu serta China dan Rusia -- untuk melakukan upaya diverifikasi guna mengakhiri program nuklirnya.
Sejak itu, Korea Utara telah menguji tiga bom nuklir, yang paling baru pada Februari. Uji terbaru disertai oleh retorika berapi-api oleh Korea Utara, Standar Korea Utara, termasuk perang nuklir mengancam di Amerika Serikat.
China mengatakan perunding veteran Korea Utara Kim Kye-Gwan telah menyuarakan minatnya kembali ke pembicaraan enam-negara, yang telah aktif sejak tahun 2008, selama pembicaraan pada Rabu di China.
Dalam beberapa pekan terakhir Korea Utara juga telah sepakat untuk melakukan pembicaraan dengan Seoul, namun akhirnya tidak terjadi, dan menawarkan dialog langsung dengan Amerika Serikat.
Davies mengatakan dalam pidato pekan lalu bahwa tindakan Korea Utara tahun ini menetapkann rintangan lebih tinggi untuk memulai kembali dialog, dan mendesak negara komunis mengatasi masalah nuklir serta kekhawatiran seperti hak asasi manusia.
China adalah sekutu utama Korea Utara, namun Presiden AS Barack Obama baru-baru ini memuji lonjakan kekuatan Asia untuk mengambil garis keras terhadap rezim Kim Jong-Un.
(H-AK)
"Kami akan menilai DPRK (Korea Utara) dengan tindakannya, bukan kata-katanya," kata sekutu demokratis itu dalam satu pernyataan, merujuk kepada nama resmi Korea Utara, Republik Demokratik Rakyat Korea (DPRK), di Washington, Rabu.
Glyn Davies, perwakilan khusus kebijakan AS untuk Korea Utara, bertemu dengan rekan-rekannya dari Jepang dan Korea Selatan di tengah-tengah kesibukan pembahasan tentang Korea Utara di tengah krisis diplomatik dramatis awal tahun ini.
"Kami sepakat jalan terbuka untuk DPRK terhadap hubungan baik ... jika Korea Utara mengambil langkah berarti pada denuklirisasi," kata pernyataan itu.
Amerika Serikat, Korea Selatan dan Jepang mengatakan bahwa mereka mendukung Perjanjian 2005 -- yang dibuat pada pembicaraan enam-negara meliputi tiga sekutu serta China dan Rusia -- untuk melakukan upaya diverifikasi guna mengakhiri program nuklirnya.
Sejak itu, Korea Utara telah menguji tiga bom nuklir, yang paling baru pada Februari. Uji terbaru disertai oleh retorika berapi-api oleh Korea Utara, Standar Korea Utara, termasuk perang nuklir mengancam di Amerika Serikat.
China mengatakan perunding veteran Korea Utara Kim Kye-Gwan telah menyuarakan minatnya kembali ke pembicaraan enam-negara, yang telah aktif sejak tahun 2008, selama pembicaraan pada Rabu di China.
Dalam beberapa pekan terakhir Korea Utara juga telah sepakat untuk melakukan pembicaraan dengan Seoul, namun akhirnya tidak terjadi, dan menawarkan dialog langsung dengan Amerika Serikat.
Davies mengatakan dalam pidato pekan lalu bahwa tindakan Korea Utara tahun ini menetapkann rintangan lebih tinggi untuk memulai kembali dialog, dan mendesak negara komunis mengatasi masalah nuklir serta kekhawatiran seperti hak asasi manusia.
China adalah sekutu utama Korea Utara, namun Presiden AS Barack Obama baru-baru ini memuji lonjakan kekuatan Asia untuk mengambil garis keras terhadap rezim Kim Jong-Un.
(H-AK)
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013
Tags: