Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Singapura menyampaikan rasa prihatin terkait kebakaran hutan di Pulau Sumatera. Tidak pelak, negara pulau itu terdampak asap kebakaran hutan dari Sumatera.


Menteri Luar Negeri, Marty Natalegawa, di Jakarta, Rabu, menyatakan, "Menteri Luar Negeri Singapura, K Shanmugam, sudah berkomunikasi dengan kami, masing-masing menyampaikan informasi terkait dampak dari lintas batas ini, dan akan terdapat langkah-langkah yang perlu kita tempuh."


Sejalan dengan itu, kata Natalegawa, Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat Indonesia beserta lembaga-lembaga terkait, di antaranya Kementerian Lingkungan Hidup sudah memulai koordinasi dan upaya untuk menangani masalah tersebut.

Begitu juga dengan otoritas di Singapura yang sudah menjalin kerja sama dengan pemerintah Indonesia untuk penanganan masalah ini.

Menurut Natalegawa, respon Singapura terkait langkah pemerintah Indonesia, cukup positif. Singapura sepenuhnya mengetahui langkah-langkah Indonesia untuk menangani masalah yang bukan pertama kalinya terjadi ini.

Oleh karena itu, kata Natalegawa, "Perlu dihindari kesan seolah-olah Indonesia tidak melakukan langkah konkret dan melakukan pembiaran yang akhirnya menimbulkan masalah di kawasan Asia Tenggara."

Kedua pemerintah merencanakan pertemuan pejabat tinggi terkait untuk membahas masalah ini dalam waktu dekat.

Pada Senin (17/6), Singapura diselimuti asap dan kabut akibat polusi kebakaran hutan di Pulau Sumatera.

Menurut laporan AFP yang mengutip Badan Lingkungan Nasional (NEA) Singapura, Indeks Standar Polutan saat itu menunjukkan level 80. Namun, saat ini, Rabu, menurut media The Strait Times, indeks standar polutan sudah melebihi level 100 dan dianggap tidak sehat.

(I029)