Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menunggu laporan final tim sosialisasi pengurangan subsidi bahan bakar minyak (BBM) sebagai rangkaian untuk proses pengambilan keputusan kenaikan harga BBM bersubsidi.
Juru bicara Presiden, Julian Aldrin Pasha, kepada wartawan di Jakarta, Rabu, mengatakan bahwa pemerintah telah membentuk tim sosialisasi pengurangan subsidi BBM yang diketuai oleh Wakil Presiden Boediono.
Selain sosialisasi, menurut dia, tim tersebut juga memastikan kesiapan pemberian subsidi bagi masyarakat miskin saat kebijakan dijalankan.
"Sebetulnya pemerintah telah memiliki tim sosialisasi untuk rangkaian proses sebelum diambil keputusan, kenaikan harga BBM atau pengurangan subsidi BBM. Presiden masih menunggu laporan final timsos, yang dijalankan oleh menteri dan diketuai oleh Wapres," kata Julian.
Julian juga mengatakan, pemerintah memastikan akan ada langkah-langkah untuk menjaga kestabilan ekonomi pascapengumuman kenaikan harga BBM bersubsidi sehingga memberikan kepastian pada masyarakat.
"Tentunya kenaikan harga ini menjadi perhatian bagi pemerintah, konsekuensi pada kenaikan BBM tentu berdampak pada kenaikan harga, namun nanti pasti tetap akan ada koreksi di pasar, harga menjadi stabil," ujarnya.
Ia mengemukakan pula, "Untuk itulah guna menjaga daya beli masyarakat, utamanya masyarakat miskin dalam mengantisipasi fluktuasi dari gejolak harga, maka diberikanlah BLSM. Pemerintah percaya akan kembali normal, pada waktunya harga akan normal."
Bantuan langsung sementara masyarakat (BLSM) akan diterima sekitar 15,5 juta keluarga miskin sebagai kompensasi dari
kenaikan harga premium, dan setiap keluarga akan mendapat total Rp 600.000 untuk
empat bulan. Uang dapat dicairkan di kantor pos dalam dua tahap, Agustus
dan September.(*)
Presiden tunggu laporan tim sosialisasi BBM
19 Juni 2013 18:24 WIB
Julian Aldrin Pasha di antara wartawan. (ANTARA/Pandu Dewantara)
Pewarta: Panca Hari Prabowo
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2013
Tags: