Recife, Brazil (ANTARA News) - Juara Asia Jepang harus menggunakan otak, bukan otot, jika ingin menyalakan lagi impiannya di Piala Konfederasi, kata pelatih Samurai Biru Alberto Zaccheroni seperti dikutip AFP.




Pelatih Italia Cesare Prandelli sebelumnya telah menegaskan bahwa dia dia melihat Jepang yang punya waktu istirahat sehari lebih banyak, menjadi favorit dalam pertemuan ketiga mereka sepanjang sejarah.




Zaccheroni ingin timnya tampil lebih perkasa ketimbang saat dibekap 3-0 oleh Brazil Sabtu malam waktu setempat lalu, yang dibuka oleh gol Neymar pada menit ketiga.




"Kami tak boleh mengambil pendekatan fisika, melainkan teknik," kata Zaccheroni (60) yang mengaku harus menahan diri untuk tidak menyanyikan lagu kebangsaan Italia yang disebutnya pengalaman yang amat ganjil.




Setelah membawa Jepang menjuarai Piala Asia di Qatar dua tahun lalu dan kemudian mengantarkan Jepang menjadi tim pertama yang lolos ke Piala Dunia Brazil 2014, Zaccheroni kini memiliki tugas utama untuk mempersembahkan penampilan yang impresif pada Piala Dunia setahun mendatang.




Dan Piala Konfederasi adalah latihan untuk menuju ke sana.




"Kami ke sini untuk mendapatkan pengalaman bagi Piala Dunia tahun depan dan menggunakan kesempatan ini untuk tumbuh dan berkembang. Jepang maju banyak dalam beberapa tahun terakhir bahkan sebelum saya bergabung," kata pemain pengganti Takeshi Okada.




Namun menghadapi tim-tim seperti Italia dan Brazil, dia mengakui jalan timnya masih panjang.




Zaccheroni mengatakan timnya akan memotong pasokan bola dari tengah dari Andrea Pirlo yang pada penampilan ke-100-nya bersama timnas Italia menciptakan gol tendangan bebas untuk memenangkan Italia dari Meksiko. Jepang juga akan mencermati pergerakan Mario Balotelli.




"Kami akan fokus kepada dua pemain itu tapi tidak secara eksklusfi, karena Italia masih memiliki bintang-bintang yang lain," kata Zaccheroni seperti dikutip AFP.