Pekanbaru (ANTARA News) - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru menyatakan wilayah perairan Selat Malaka saat ini ditutupi kabut asap yang berasal dari kebakaran hutan atau lahan di Riau.

"Dari pantauan satelit NOAA 18, dalam beberapa hari terakhir memang terjadi peningkatan jumlah titik api yang begitu pesat," kata Analis BMKG Stasiun Pekanbaru, Warih Budi Lestari di Pekanbaru, Selasa.

Ia mengatakan, pada Senin (17/6), terdapat 113 hotspot di Sumatera yang sebagian besar ada di Provinsi Riau.

"Kemarin, untuk Riau ada 106 titik panas, sementara lebihnya berada di Jambi sebanyak tiga titik, kemudian Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Selatan dan Lampung masing-masing satu titik panas," katanya.

Sebelumnya, Minggu (16/6), di Sumatera terdeteksi ada138 hotspot, 105 diantaranya ada di Riau.

Meski demikian, ia mengatakan kecil kemungkinan kabut asap ini akan mencemari hingga Singapura dan Malaysia karena sejauh ini kecepatan angin masih bergerak normal, yakni maksimum 5 hingga 20 kilometer per jam.

"Hanya dimungkinkan namun belum pasti. Karena wilayah yang ditemukan paling banyak titik panas adalah di wilayah pesisir Riau, kabut asap hanya menutupi kawasan perairan, khususnya Selat Malaka," katanya.