Karakter kreatif siswa bisa dibentuk lewat Festival Teater Pelajar
3 November 2023 20:04 WIB
Tangkapan layar Anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta Idris Ahmad dalam acara Festival Teater Pelajar - Episode ke-2 Podcast Budaya yang disiarkan di kanal YouTube Dinas Kebudayaan DKI Jakarta. (Tangkapan layar/Dinas Kebudayaan DKI)
Jakarta (ANTARA) - Legislator Komisi E DPRD DKI Jakarta Idris Ahmad menilai bahwa Festival Teater Pelajar merupakan sarana pembentukan karakter kreatif bagi siswa-siswi SMA.
"Tujuannya adalah sebagai ruang agar anak-anak pelajar ini punya ruang untuk mereka berkreativitas, mengaktualisasikannya, khususnya di seni pertunjukan," kata Idris dalam Podcast Budaya di kanal YouTube Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, dikutip Jumat.
Menurutnya, banyak nilai pendidikan yang terkandung dalam seni pertunjukan, seperti kolaborasi, literasi, kerjasama tim, produksi, dan lain-lain. Kolaborasi tersebut, ujarnya, adalah pelibatan aktor serta disiplin-disiplin seni lain, termasuk musik, tata cahaya, dan penulisan cerita.
Dia menambahkan, sisi edukasi dari program tersebut bukan hanya bagi para pemerannya saja, tetapi juga penontonnya, yang mendapatkan pekerjaan rumah berupa ulasan untuk mata pelajaran bahasa.
Oleh karena itu, katanya, potensi program itu sebagai sarana pendidikan sangat besar. Oleh karena itu, Idris menilai festival tersebut dapat menjadi wadah pembentukan karakter.
"Kami mengadvokasikan program ini agar bisa kerja sama dengan Dinas Pendidikan," dia menambahkan.
Menurutnya, hal tersebut dilakukan agar program teater tersebut bisa dipertimbangkan menjadi salah satu sarana pendidikan.
"Jadi bukan hanya lomba-lombaan, gitu," ujarnya.
Dia menilai program itu cukup efektif dalam mengembangkan minat, dan bakat pelajar dalam hal seni peran. Idris mencontohkan, tawuran di masa kini kerap dipertontonkan secara langsung (live) di media sosial, karena ada keinginan seseorang untuk tampil.
"Sebenarnya kalau kita coba pelajari, ada keinginan untuk tampil. Aktualisasi, wadah. Dapat validasi. Gitu kan. Atau yang TikTok, atau apapun sosial media. Orang kan hobi banget untuk selfie. Sebenarnya selalu ada potensi setiap anak kita tuh pengen tampil," katanya.
Oleh karena itu, dia menilai bahwa partisipasi dari para siswa bisa dioptimalkan dalam acara itu, agar mereka bisa mengekspresikan dirinya secara positif.
Idris menyebutkan sejumlah hal positif yang bisa didapatkan dari program itu. Bagi sekolah-sekolah yang berpartisipasi, acara itu bisa dijadikan sebagai ajang untuk meningkatkan kualitas sekolah. Selain itu, bagi siswa yang turut serta, prestasi non-akademiknya itu bisa diperhitungkan dalam hal penerimaan siswa baru.
Baca juga: Planetarium dan Observatorium Jakarta gelar Pekan Astronomi
Baca juga: 30 pelajar Jaksel siap tampil dalam Seni Musik Nusantara 2023
Baca juga: Kepengurusan baru DKJ diharapkan mampu angkat citra budaya Jakarta
"Tujuannya adalah sebagai ruang agar anak-anak pelajar ini punya ruang untuk mereka berkreativitas, mengaktualisasikannya, khususnya di seni pertunjukan," kata Idris dalam Podcast Budaya di kanal YouTube Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, dikutip Jumat.
Menurutnya, banyak nilai pendidikan yang terkandung dalam seni pertunjukan, seperti kolaborasi, literasi, kerjasama tim, produksi, dan lain-lain. Kolaborasi tersebut, ujarnya, adalah pelibatan aktor serta disiplin-disiplin seni lain, termasuk musik, tata cahaya, dan penulisan cerita.
Dia menambahkan, sisi edukasi dari program tersebut bukan hanya bagi para pemerannya saja, tetapi juga penontonnya, yang mendapatkan pekerjaan rumah berupa ulasan untuk mata pelajaran bahasa.
Oleh karena itu, katanya, potensi program itu sebagai sarana pendidikan sangat besar. Oleh karena itu, Idris menilai festival tersebut dapat menjadi wadah pembentukan karakter.
"Kami mengadvokasikan program ini agar bisa kerja sama dengan Dinas Pendidikan," dia menambahkan.
Menurutnya, hal tersebut dilakukan agar program teater tersebut bisa dipertimbangkan menjadi salah satu sarana pendidikan.
"Jadi bukan hanya lomba-lombaan, gitu," ujarnya.
Dia menilai program itu cukup efektif dalam mengembangkan minat, dan bakat pelajar dalam hal seni peran. Idris mencontohkan, tawuran di masa kini kerap dipertontonkan secara langsung (live) di media sosial, karena ada keinginan seseorang untuk tampil.
"Sebenarnya kalau kita coba pelajari, ada keinginan untuk tampil. Aktualisasi, wadah. Dapat validasi. Gitu kan. Atau yang TikTok, atau apapun sosial media. Orang kan hobi banget untuk selfie. Sebenarnya selalu ada potensi setiap anak kita tuh pengen tampil," katanya.
Oleh karena itu, dia menilai bahwa partisipasi dari para siswa bisa dioptimalkan dalam acara itu, agar mereka bisa mengekspresikan dirinya secara positif.
Idris menyebutkan sejumlah hal positif yang bisa didapatkan dari program itu. Bagi sekolah-sekolah yang berpartisipasi, acara itu bisa dijadikan sebagai ajang untuk meningkatkan kualitas sekolah. Selain itu, bagi siswa yang turut serta, prestasi non-akademiknya itu bisa diperhitungkan dalam hal penerimaan siswa baru.
Baca juga: Planetarium dan Observatorium Jakarta gelar Pekan Astronomi
Baca juga: 30 pelajar Jaksel siap tampil dalam Seni Musik Nusantara 2023
Baca juga: Kepengurusan baru DKJ diharapkan mampu angkat citra budaya Jakarta
Pewarta: Mecca Yumna Ning Prisie
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2023
Tags: