Gaza (ANTARA News) - Gerakan Hamas dari Palestina pada Senin mendesak kelompok militan Lebanon, Hizbullah, menarik pasukannya dari Suriah, tempat mereka bertempur untuk membantu rezim Presiden Bashar al-Assad, dan fokus pada perjuangan melawan Israel.

Hamas, yang memerintah Jalur Gaza, pernah menjadi sekutu Bashar tetapi tahun lalu mengesahkan revolusi melawan dia, lapor AFP dan Reuters.

"Kami mendesak Hizbullah menarik pasukannya keluar dari Suriah dan tetap mempertahankan senjata mereka diarahkan untuk melawan musuh Zionis," kata Moussa Abu Marzouk, pemimpin Hamas yang berkedudukan di Kairo, dalam halaman Facebook-nya.

Desakan tersebut menandai memburuknya hubungan antara Hamas dan Hizbullah, dua sekutu lama yang masing-masing bertempur melawan Israel dan menyerukan penghancurannya.

Abu Marzouk mengatakan keterlibatan Hizbullah yang beraliran Syiah di Suriah menimbulkan konflik sektarian.

Bashar merupakan anggota sekte Alawite yang berakar pada faham Syiah, berusaha memadamkan pemberontakan yang sebagian besar dilakukan pengikut Sunni.

Hamas telah membantah laporan-laporan media Lebanon bahwa para pejuangnya berada di Suriah untuk melatih para pemberontak dalam pembuatan bom dan menggali terowongan.

Pada Jumat, pemimpin Hizbullah Sayyed Hasa Nasrallah berjanji kelompoknya akan berada bersama pasukan Bashar setelah mempelopori penguasaan kembali kota Qusayr yang strategis awal bulan ini.

Hizbullah didirikan pada 1980-an untuk melawan pendudukan Israel dan sekarang pasukannya bertempur bersama pasukan Presiden Bashar. Gerakan itu bagian dari keseimbangan kekuatan yang rapuh dalam pemerintahan sementara Lebanon yang terbagi oleh etnik.

"Sebelum Qusayr sama dengan setelah Qusayr. Tak ada perubahan," kata dia dalam pidato tersebut. "Bukankah konspirasi sama? ... Apakah fakta berubah? Sebaliknya pihak lain memenas-manasi konflik ini bahkan lebih."

Kota Qusayr merupakan bekas benteng pemberontak di Provinsi Homs, Suriah tengah, yang berbatasan dengan Lebanon.

Rezim Bashar telah mengatakan pihaknya berusaha merebut kembali bagian-bagian besar kota Aleppo, di bagian utara, dan provinsi yang di sekelingnya. Tetapi belum jelas apakah Hizbullah juga akan bergabung dalam operasi itu.

Para pemimpin Hamas di pengasingan pernah berkedudukan di Damaskus tetapi mereka meninggalkan negara itu menuju Mesir dan Qatar pada 2012 karena perang saudara di Suriah meningkat. (M016)