Denpasar (ANTARA News) - Sekitar 15 mahasiswa dari Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) berunjukrasa menolak kenaikan harga BBM bersubsidi dengan mendorong sepeda motor ke kantor Pemerintah Provinsi Bali dari gedung DPRD Provinsi Bali.

"Sebenarnya masih banyak masyarakat yang tidak mampu membeli bensin ketika harga BBM naik," kata Ketua KAMMI Bali M Sahlan di sela-sela aksinya.

Mereka mendorong sepeda motor sambil membawa bermacam poster dan menyampaikan orasi, demikian pula setelah tiba di depan kantor Pemprov Bali.

Mahasiswa berorasi hanya sampai depan pintu gerbang kantor tersebut karena para petugas keamanan dan polisi sudah bersiaga.

Mereka tidak memaksa masuk, tetapi menyampaikan tuntutannya secara damai dan sepeda motor yang didorong itu diparkir berjejer. Dalam aksinya, mereka tak lupa menyanyikan lagu Indonesia Raya dan membacakan puisi "Surat Cinta Untuk Presiden"

Menurut Sahlan, biarpun ada kompensasi Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) itu tidak akan mampu menjawab kesulitan ekonomi masyarakat. Dampak kenaikan BBM, harga bahan-bahan pokok lainnya akan ikut naik.

"BLSM ibaratnya air yang disiramkan ke pasir akan cepat terserap habis. Seharusnya pemerintah bisa menghemat anggaran negara dan memaksimalkan penggunaan pajak, bukan dengan menaikkan harga BBM bersubsidi," katanya.