Kartu Kembang Anak terbaru diluncurkan guna optimalkan stimulasi anak
2 November 2023 19:21 WIB
Peluncuran Kartu Kembang Anak versi baru di kantor BKKBN, Jakarta, pada Kamis (2/11/2023). (ANTARA/Lintang Budiyanti Prameswari)
Jakarta (ANTARA) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) meluncurkan Kartu Kembang Anak versi baru untuk menstimulasi perkembangan anak sesuai dengan usianya.
"Kartu Kembang Anak versi baru ini lebih mudah digunakan untuk memantau perkembangan anak secara bertahap setiap bulan mulai dari 0-72 bulan (6 tahun)," kata Deputi bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga BKKBN Nopian Andusti di Jakarta, Kamis.
Ia menjelaskan Kartu Kembang Anak juga dapat menjadi alat deteksi dini adanya penyimpangan atau gangguan perkembangan anak yang meliputi tujuh aspek perkembangan, yakni motorik kasar, motorik halus, komunikasi pasif, komunikasi aktif, kecerdasan, tingkah laku sosial, dan menolong diri sendiri.
"Kalau perkembangan anak berbeda dengan anak-anak pada umumnya, itu perlu menjadi perhatian bagi kita semua, karena bisa menjadi salah satu penyebab terjadinya stunting, sehingga anak diharapkan dapat bertumbuh kembang secara optimal melalui pemantauan di Kartu Kembang Anak oleh orang tua," ujarnya.
Menurutnya, stunting bukan hanya permasalahan ekonomi saja, melainkan juga soal pengasuhan.
Baca juga: Pentingnya alat pantau tumbuh kembang anak untuk diagnosis stunting
"Keluarga menjadi penting karena berperan dalam pengasuhan anak ini, sekaligus mendukung implementasi delapan fungsi keluarga," ucap Nopian.
Delapan fungsi keluarga tersebut yakni fungsi keagamaan, sosial budaya, cinta kasih, perlindungan, reproduksi, sosialisasi dan pendidikan, ekonomi, serta pembinaan lingkungan.
"Kartu Kembang Anak bagi orang tua, utamanya ibu, bermanfaat untuk memantau tumbuh kembang anak, membimbing, menstimulasi, serta membina anak-anaknya dengan cara asah, asih, asuh, sesuai dengan tingkat perkembangan anak," tuturnya.
Selain memberikan manfaat bagi orang tua, Kartu Kembang Anak versi baru juga memberikan manfaat bagi anak karena dapat menstimulasi perkembangannya secara optimal. Kemudian, bagi kader Keluarga Berencana (KB) bisa dengan mudah melakukan penyuluhan.
Kartu Kembang Anak diluncurkan bersamaan dengan alat permainan edukatif yang menjelaskan delapan fungsi keluarga dan tersedia pada menu BKB Kit Stunting melalui dana alokasi khusus BKKBN tahun 2024 yang disalurkan ke pemerintah kabupaten/kota.
Baca juga: BKKBN resmikan kartu kembang anak online guna pantau kesehatan anak
Selain itu BKKBN bersama para peneliti dan pakar dari universitas juga telah mengunggah Kartu Kembang Anak versi baru di situs web KKAonline.bkkbn.go.id.
Sementara itu Psikolog Universitas Negeri Diponegoro (Undip) Semarang, Jawa Tengah, Dr Hastaning Sakti yang juga turut menyusun Kartu Kembang Anak versi baru mengatakan tugas kader sangat penting dalam menyosialisasikan penggunaan kartu tersebut untuk mengingatkan para orang tua agar melakukan aktivitas-aktivitas tertentu guna menstimulasi perkembangan anak sebelum ke posyandu.
"Melalui Kartu Kembang Anak versi baru ini ada petunjuk-petunjuk untuk menstimulasi anak, misal mengelus anak untuk merangsang dan memotivasi perkembangan mereka, karena faktor stunting itu tidak hanya fisik saja, tetapi bisa dirangsang dari kepala belakang dan saraf tulang belakang, kalau sering mendapatkan kasih sayang tersebut maka otomatis anak tidak akan stunting," ucap Hastaning.
Ia menjelaskan anak selalu membutuhkan rasa nyaman di lingkungan keluarga, sehingga Kartu Kembang Anak, selain berguna untuk memantau perkembangan anak, juga cukup efektif untuk penguatan ketahanan keluarga.
Baca juga: BKKBN targetkan pantau perkembangan sejuta anak per bulan melalui BKB
Baca juga: BKKBN dorong optimalisasi pengasuhan bayi yang benar pada masa 6 bulan
"Kartu Kembang Anak versi baru ini lebih mudah digunakan untuk memantau perkembangan anak secara bertahap setiap bulan mulai dari 0-72 bulan (6 tahun)," kata Deputi bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga BKKBN Nopian Andusti di Jakarta, Kamis.
Ia menjelaskan Kartu Kembang Anak juga dapat menjadi alat deteksi dini adanya penyimpangan atau gangguan perkembangan anak yang meliputi tujuh aspek perkembangan, yakni motorik kasar, motorik halus, komunikasi pasif, komunikasi aktif, kecerdasan, tingkah laku sosial, dan menolong diri sendiri.
"Kalau perkembangan anak berbeda dengan anak-anak pada umumnya, itu perlu menjadi perhatian bagi kita semua, karena bisa menjadi salah satu penyebab terjadinya stunting, sehingga anak diharapkan dapat bertumbuh kembang secara optimal melalui pemantauan di Kartu Kembang Anak oleh orang tua," ujarnya.
Menurutnya, stunting bukan hanya permasalahan ekonomi saja, melainkan juga soal pengasuhan.
Baca juga: Pentingnya alat pantau tumbuh kembang anak untuk diagnosis stunting
"Keluarga menjadi penting karena berperan dalam pengasuhan anak ini, sekaligus mendukung implementasi delapan fungsi keluarga," ucap Nopian.
Delapan fungsi keluarga tersebut yakni fungsi keagamaan, sosial budaya, cinta kasih, perlindungan, reproduksi, sosialisasi dan pendidikan, ekonomi, serta pembinaan lingkungan.
"Kartu Kembang Anak bagi orang tua, utamanya ibu, bermanfaat untuk memantau tumbuh kembang anak, membimbing, menstimulasi, serta membina anak-anaknya dengan cara asah, asih, asuh, sesuai dengan tingkat perkembangan anak," tuturnya.
Selain memberikan manfaat bagi orang tua, Kartu Kembang Anak versi baru juga memberikan manfaat bagi anak karena dapat menstimulasi perkembangannya secara optimal. Kemudian, bagi kader Keluarga Berencana (KB) bisa dengan mudah melakukan penyuluhan.
Kartu Kembang Anak diluncurkan bersamaan dengan alat permainan edukatif yang menjelaskan delapan fungsi keluarga dan tersedia pada menu BKB Kit Stunting melalui dana alokasi khusus BKKBN tahun 2024 yang disalurkan ke pemerintah kabupaten/kota.
Baca juga: BKKBN resmikan kartu kembang anak online guna pantau kesehatan anak
Selain itu BKKBN bersama para peneliti dan pakar dari universitas juga telah mengunggah Kartu Kembang Anak versi baru di situs web KKAonline.bkkbn.go.id.
Sementara itu Psikolog Universitas Negeri Diponegoro (Undip) Semarang, Jawa Tengah, Dr Hastaning Sakti yang juga turut menyusun Kartu Kembang Anak versi baru mengatakan tugas kader sangat penting dalam menyosialisasikan penggunaan kartu tersebut untuk mengingatkan para orang tua agar melakukan aktivitas-aktivitas tertentu guna menstimulasi perkembangan anak sebelum ke posyandu.
"Melalui Kartu Kembang Anak versi baru ini ada petunjuk-petunjuk untuk menstimulasi anak, misal mengelus anak untuk merangsang dan memotivasi perkembangan mereka, karena faktor stunting itu tidak hanya fisik saja, tetapi bisa dirangsang dari kepala belakang dan saraf tulang belakang, kalau sering mendapatkan kasih sayang tersebut maka otomatis anak tidak akan stunting," ucap Hastaning.
Ia menjelaskan anak selalu membutuhkan rasa nyaman di lingkungan keluarga, sehingga Kartu Kembang Anak, selain berguna untuk memantau perkembangan anak, juga cukup efektif untuk penguatan ketahanan keluarga.
Baca juga: BKKBN targetkan pantau perkembangan sejuta anak per bulan melalui BKB
Baca juga: BKKBN dorong optimalisasi pengasuhan bayi yang benar pada masa 6 bulan
Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2023
Tags: