PB IDI: Masyarakat harus kenali gejala sistemik cacar monyet
2 November 2023 17:00 WIB
Tangkapan layar Ketua Satuan Tugas Mpox PB IDI Hanny Nilasari dalam acara webinar “Tatalaksana Monkeypox” di Jakarta, Kamis (2/11/2023). ANTARA/Cahya Sari
Jakarta (ANTARA) - Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) meminta masyarakat untuk mengenali dengan baik gejala sistemik cacar monyet (Monkeypox) ketika menginfeksi tubuh.
“Gejala Monkeypox atau Mpox ini mirip dengan gejala cacar air atau yang sering disebut juga dengan varicella,” kata Ketua Satuan Tugas Mpox PB IDI Hanny Nilasari di Jakarta, Kamis.
Meski memiliki gejala yang mirip dengan cacar air, katanya, gejala pada kedua penyakit ini memiliki perbedaan menonjol.
Ia mengatakan orang terinfeksi cacar monyet mengalami gejala pembengkakan kelenjar getah bening atau lymphadenopathy, sedangkan penderita cacar air tidak ada gejala itu.
Ia mengatakan gejala sistemik cacar monyet didahului dengan nyeri kepala, kemudian demam akut lebih dari 38 derajat Celsius, nyeri tenggorokan yang diikuti dengan pembesaran atau pembengkakan kelenjar getah bening.
Baca juga: Pemprov DKI gencarkan vaksin cacar monyet
Selain itu, sedikit ruam kemerahan atau makula di kulit, yang biasanya satu atau dua titik dan tersebar secara regional.
“Penyebaran regional ini maksudnya misal ada ruam di area lengan kemudian area genital, ada di area tungkai dan lainnya, jadi tersebar-sebar,” kata dia.
Perkembangan ruam tersebut, katanya, juga diikuti oleh kelainan kulit lainnya, seperti bintil, lenting, serta keropeng.
“Jika mendapati gejala atau tanda-tanda tersebut segera melapor ke fasilitas pelayanan kesehatan agar mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat,” ujarnya.
Ia mengatakan penemuan kasus terkonfirmasi Mpox saat ini bersifat lebih ringan, ruam maupun lesi yang terdapat pada tubuh penderita lebih sedikit, yakni kurang dari 20 lesi.
“Sementara pada kasus sebelum-sebelumnya atau sebelum Tahun 2022 itu jumlah ruam atau lesi lebih dari 100 lesi,” ucap Hanny.
Data Kementerian Kesehatan menunjukkan per 31 Oktober 2023, kasus konfirmasi cacar monyet di Indonesia 30 kasus, terdiri atas 24 kasus di DKI Jakarta, lima kasus di Jawa Barat, dan satu kasus di Banten.
Baca juga: Dinkes: Kondisi dua pasien penderita cacar monyet di Tangsel membaik
Baca juga: Dinkes Kota Bandung imbau warga terapkan PBHS cegah cacar monyet
Baca juga: Kemenkes: Cacar monyet tersebar di Jakarta, Banten, dan Jabar
“Gejala Monkeypox atau Mpox ini mirip dengan gejala cacar air atau yang sering disebut juga dengan varicella,” kata Ketua Satuan Tugas Mpox PB IDI Hanny Nilasari di Jakarta, Kamis.
Meski memiliki gejala yang mirip dengan cacar air, katanya, gejala pada kedua penyakit ini memiliki perbedaan menonjol.
Ia mengatakan orang terinfeksi cacar monyet mengalami gejala pembengkakan kelenjar getah bening atau lymphadenopathy, sedangkan penderita cacar air tidak ada gejala itu.
Ia mengatakan gejala sistemik cacar monyet didahului dengan nyeri kepala, kemudian demam akut lebih dari 38 derajat Celsius, nyeri tenggorokan yang diikuti dengan pembesaran atau pembengkakan kelenjar getah bening.
Baca juga: Pemprov DKI gencarkan vaksin cacar monyet
Selain itu, sedikit ruam kemerahan atau makula di kulit, yang biasanya satu atau dua titik dan tersebar secara regional.
“Penyebaran regional ini maksudnya misal ada ruam di area lengan kemudian area genital, ada di area tungkai dan lainnya, jadi tersebar-sebar,” kata dia.
Perkembangan ruam tersebut, katanya, juga diikuti oleh kelainan kulit lainnya, seperti bintil, lenting, serta keropeng.
“Jika mendapati gejala atau tanda-tanda tersebut segera melapor ke fasilitas pelayanan kesehatan agar mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat,” ujarnya.
Ia mengatakan penemuan kasus terkonfirmasi Mpox saat ini bersifat lebih ringan, ruam maupun lesi yang terdapat pada tubuh penderita lebih sedikit, yakni kurang dari 20 lesi.
“Sementara pada kasus sebelum-sebelumnya atau sebelum Tahun 2022 itu jumlah ruam atau lesi lebih dari 100 lesi,” ucap Hanny.
Data Kementerian Kesehatan menunjukkan per 31 Oktober 2023, kasus konfirmasi cacar monyet di Indonesia 30 kasus, terdiri atas 24 kasus di DKI Jakarta, lima kasus di Jawa Barat, dan satu kasus di Banten.
Baca juga: Dinkes: Kondisi dua pasien penderita cacar monyet di Tangsel membaik
Baca juga: Dinkes Kota Bandung imbau warga terapkan PBHS cegah cacar monyet
Baca juga: Kemenkes: Cacar monyet tersebar di Jakarta, Banten, dan Jabar
Pewarta: Cahya Sari
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2023
Tags: