Pendemo segel SPBU di Bengkulu
17 Juni 2013 10:38 WIB
Perketat Pengamanan SPBU Sejumlah anggota kepolisian menjaga SPBU di jalan Ahmad Yani, Kota Gorontalo, Jumat (14/6). Pengamanan di sejumlah SPBU di perketat seiring rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) oleh pemerintah. (ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin)
Bengkulu (ANTARA News) - Sekitar 100 demonstran menyegel satu stasiun pengisian bahan banyak umum di kilometer 6,5 Kota Bengkulu, sebagai bentuk penolakan rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakarnya minyak bersubsidi, Senin.
"Kami menyegel SPBU ini sebagai bentuk protes dan menolak rencana pemerintah menaikkan harga BBM," kata Ketua Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Daerah Bengkulu, Romidi Karnawan disela-sela demo.
Penyegelan dilakukan dengan menempel sebuah karton bertuliskan "disegel" dan ditempel di fasilitas SPBU itu.
Aksi penyegalan SPBU tersebut membuat layanan pengisian BBM terhenti. Polisi berupaya menghentikan tindakan massa.
Romidi menilai pemerintah telah gagal mengelola sumber daya alam yang paling dibutuhkan masyarakat Indonesia itu.
Penaikan harga BBM menurut Romidi dan rekan-rekannya dari berbagai elemen mahasiswa dan organisasi kepemudaan serta organisasi non-pemerintah akan menyengsarakan rakyat kecil.
"Jumlah orang miskin akan semakin banyak, pemerintah sama sekali tidak mendidik dengan program BLSM," katanya.
Setelah menyegel SPBU di kilometer 6,5 Kota Bengkulu, mereka bergerak menuju Kantor DPRD Provinsi Bengkulu untuk menyampaikan aspirasi mereka yakni mendesak pemerintah membatalkan penaikan BBM bersubsidi.
Aksi penolakan kenaikan BBM tersebut diikuti para mahasiswa dari HMI, KAMMI, BEM Universitas Bengkulu, Walhi Bengkulu dan Pusat Kajian Antikorupsi Bengkulu.
"Kami menyegel SPBU ini sebagai bentuk protes dan menolak rencana pemerintah menaikkan harga BBM," kata Ketua Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Daerah Bengkulu, Romidi Karnawan disela-sela demo.
Penyegelan dilakukan dengan menempel sebuah karton bertuliskan "disegel" dan ditempel di fasilitas SPBU itu.
Aksi penyegalan SPBU tersebut membuat layanan pengisian BBM terhenti. Polisi berupaya menghentikan tindakan massa.
Romidi menilai pemerintah telah gagal mengelola sumber daya alam yang paling dibutuhkan masyarakat Indonesia itu.
Penaikan harga BBM menurut Romidi dan rekan-rekannya dari berbagai elemen mahasiswa dan organisasi kepemudaan serta organisasi non-pemerintah akan menyengsarakan rakyat kecil.
"Jumlah orang miskin akan semakin banyak, pemerintah sama sekali tidak mendidik dengan program BLSM," katanya.
Setelah menyegel SPBU di kilometer 6,5 Kota Bengkulu, mereka bergerak menuju Kantor DPRD Provinsi Bengkulu untuk menyampaikan aspirasi mereka yakni mendesak pemerintah membatalkan penaikan BBM bersubsidi.
Aksi penolakan kenaikan BBM tersebut diikuti para mahasiswa dari HMI, KAMMI, BEM Universitas Bengkulu, Walhi Bengkulu dan Pusat Kajian Antikorupsi Bengkulu.
Pewarta: Helti Marini Sipayung
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2013
Tags: