Delta Dunia Group bukukan pertumbuhan pendapatan dalam sembilan bulan
2 November 2023 15:16 WIB
Ilustrasi - Karyawan PT Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA) anak usaha dari Delta Dunia Makmur Tbk. (Delta Dunia Group) berada di salah satu workshop operasional perusahaan. ANTARA/HO-Delta Dunia
Jakarta (ANTARA) - Delta Dunia Makmur Tbk (Delta Dunia Group) membukukan pertumbuhan pendapatan serta kinerja perusahaan yang kuat dalam sembilan bulan atau selama periode Januari hingga September 2023.
Direktur Delta Dunia Group Dian Andyasuri dalam keterangannya di Jakarta, Kamis, menyatakan, pencapaian pendapatan kuartalan sebesar 506 juta dolar AS setara Rp8,05 triliun selama kuartal III 2023.
Pendapatan tersebut, lanjutnya, berkontribusi pada pertumbuhan pendapatan yang substansial menjadi 1,36 miliar dolar AS atau Rp21,64 triliun, meningkat 19 persen dalam sembilan bulan secara year-on-year (YoY).
"Strategi diversifikasi yang diterapkan perusahaan berhasil meningkatkan pendapatan dari batu bara metalurgi hingga 19 persen dan mengurangi ketergantungan pada batu bara termal sebesar 81 persen per September 2023," katanya.
Dua anak perusahaan Delta Dunia Grup yakni BUMA dan BUMA Australia menunjukkan kinerja operasional yang kuat, dengan peningkatan volume overburden (OB) sebesar 12 persen YoY menjadi 286 juta bank cubic meter (bcm) dan produksi batubara sebesar 64 juta metrik ton (MT).
Sementara EBITDA meningkat menjadi 302 juta dolar AS (Rp4,8 triliun) atau naik 11 persen YoY, meskipun terdapat beberapa tantangan seperti biaya inflasi yang lebih tinggi dan penundaan persetujuan pemerintah untuk revisi kuota produksi batu bara (RKAB) pada kuartal III 2023.
Selama kuartal III 2023, tambahnya, perusahaan mencapai rekor EBITDA kuartalan sebesar 127 juta dolar AS (Rp2,02 triliun).
Dian Andyasuri menyebutkan laba bersih meningkat sebesar 5 persen YoY, yang dipengaruhi oleh biaya keuangan yang lebih tinggi yang disebabkan peningkatan suku bunga dasar dan penurunan nilai akibat selisih kurs rupiah yang terdepresiasi.
Belanja modal (Capital Expenditure/Capex) turun 31 persen YoY menjadi 74 dolar AS (Rp1,17 triliun), disebabkan oleh penyelesaian ramp-up proyek-proyek di Indonesia, sejalan dengan target setahun penuh Delta Dunia Group sebesar 105 juta dolar AS (Rp1,67 triliun) hingga 145 juta dolar AS (Rp2,3 triliun).
Arus kas operasional meningkat menjadi 227 juta dolar AS (Rp3,61 triliun), terutama karena EBITDA yang lebih tinggi, manajemen modal kerja yang lebih baik, dan pengembalian pajak yang meningkat, sehingga menghasilkan arus kas bebas yang positif sebesar 159 juta dolar AS (Rp2,53 triliun) dan tingkat kas yang lebih tinggi sebesar 230 juta dolar AS (Rp3,66 triliun).
Meskipun EBITDA lebih tinggi pada kuartal III 2023, Arus Kas Operasional dan Arus Kas Bebas Group selama periode triwulanan ini sedikit lebih rendah dibandingkan dengan kuartal III 2022 karena pengumpulan piutang sebesar lebih dari 12 juta dolar AS (Rp190,9 miliar) pada minggu pertama Oktober.
Baca juga: Delta Dunia Group bagikan dividen Rp106,3 miliar
Baca juga: Delta Dunia Group bukukan pendapatan Rp6,13 triliun di kuartal I 2023
Direktur Delta Dunia Group Dian Andyasuri dalam keterangannya di Jakarta, Kamis, menyatakan, pencapaian pendapatan kuartalan sebesar 506 juta dolar AS setara Rp8,05 triliun selama kuartal III 2023.
Pendapatan tersebut, lanjutnya, berkontribusi pada pertumbuhan pendapatan yang substansial menjadi 1,36 miliar dolar AS atau Rp21,64 triliun, meningkat 19 persen dalam sembilan bulan secara year-on-year (YoY).
"Strategi diversifikasi yang diterapkan perusahaan berhasil meningkatkan pendapatan dari batu bara metalurgi hingga 19 persen dan mengurangi ketergantungan pada batu bara termal sebesar 81 persen per September 2023," katanya.
Dua anak perusahaan Delta Dunia Grup yakni BUMA dan BUMA Australia menunjukkan kinerja operasional yang kuat, dengan peningkatan volume overburden (OB) sebesar 12 persen YoY menjadi 286 juta bank cubic meter (bcm) dan produksi batubara sebesar 64 juta metrik ton (MT).
Sementara EBITDA meningkat menjadi 302 juta dolar AS (Rp4,8 triliun) atau naik 11 persen YoY, meskipun terdapat beberapa tantangan seperti biaya inflasi yang lebih tinggi dan penundaan persetujuan pemerintah untuk revisi kuota produksi batu bara (RKAB) pada kuartal III 2023.
Selama kuartal III 2023, tambahnya, perusahaan mencapai rekor EBITDA kuartalan sebesar 127 juta dolar AS (Rp2,02 triliun).
Dian Andyasuri menyebutkan laba bersih meningkat sebesar 5 persen YoY, yang dipengaruhi oleh biaya keuangan yang lebih tinggi yang disebabkan peningkatan suku bunga dasar dan penurunan nilai akibat selisih kurs rupiah yang terdepresiasi.
Belanja modal (Capital Expenditure/Capex) turun 31 persen YoY menjadi 74 dolar AS (Rp1,17 triliun), disebabkan oleh penyelesaian ramp-up proyek-proyek di Indonesia, sejalan dengan target setahun penuh Delta Dunia Group sebesar 105 juta dolar AS (Rp1,67 triliun) hingga 145 juta dolar AS (Rp2,3 triliun).
Arus kas operasional meningkat menjadi 227 juta dolar AS (Rp3,61 triliun), terutama karena EBITDA yang lebih tinggi, manajemen modal kerja yang lebih baik, dan pengembalian pajak yang meningkat, sehingga menghasilkan arus kas bebas yang positif sebesar 159 juta dolar AS (Rp2,53 triliun) dan tingkat kas yang lebih tinggi sebesar 230 juta dolar AS (Rp3,66 triliun).
Meskipun EBITDA lebih tinggi pada kuartal III 2023, Arus Kas Operasional dan Arus Kas Bebas Group selama periode triwulanan ini sedikit lebih rendah dibandingkan dengan kuartal III 2022 karena pengumpulan piutang sebesar lebih dari 12 juta dolar AS (Rp190,9 miliar) pada minggu pertama Oktober.
Baca juga: Delta Dunia Group bagikan dividen Rp106,3 miliar
Baca juga: Delta Dunia Group bukukan pendapatan Rp6,13 triliun di kuartal I 2023
Pewarta: Subagyo
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2023
Tags: