Desa Energi Pertamina atasi kendala irigasi petani Kalijaran Cilacap
2 November 2023 11:55 WIB
Direktur Utama PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Taufik Aditiyawarman (kiri) didampingii VP CSR & SMEPP Management Pertamina, Fajriyah Usman (kanan) saat menebar benih ikan saat peresmian Desa Energi Berdikari di Kalijaran, Maos, Cilacap, Jawa Tengah, Kamis (2/11/2023). ANTARA/Faisal Yunianto).
Cilacap, Jateng (ANTARA) - PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) sebagai subholding Refining & Petrochemical Pertamina mengatasi keterbatasan akses irigasi pertanian tadah hujan melalui program Desa Energi Berdikari Kalijaran di Maos, Cilacap, Jawa Tengah.
Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) PT KPI berupa pengelolaan integrated farming berbasis energi baru dan terbarukan (EBT) di area persawahan Desa Kalijaran tersebut diresmikan Direktur Utama KPI, Taufik Aditiyawarman , Kamis.
Taufik menjelaskan, Kecamatan Maos, Cilacap menjadi salah satu lumbung padi di Jawa Tengah yang sangat potensial dalam membantu swasembada pangan Indonesia, khususnya Jawa Tengah.
“Lahan irigasi tadah hujan terbatas dan sistem pertanian masih konvensional, padahal Kalijaran memiliki potensi yang sangat baik, sehingga kami hadir menjadi bagian dari kemandirian ekonomi masyarakat melalui program TJSL Kilang Cilacap,” jelasnya.
Baca juga: Pertamina catat program energi bersih telah menjangkau 63 desa
Untuk Desa Kalijaran ini, KPI memberikan dukungan melalui pemberdayaan ekonomi pertanian berbasis energi baru terbarukan dengan program TJSL bertajuk “Masyarakat Pengelola Pertanian Berkelanjutan” atau disebut MAPAN, senilai lebih dari Rp271 juta.
“Kami berharap Kalijaran menjadi sentra pertanian organik terintegrasi serta menjadi rujukan pengembangan pertanian modern berbasis energi baru terbarukan,” ujarnya.
Taufik merinci lebih jauh bahwa KPI memberikan dukungan Pembangkit Tenaga Surya (PLTS) sebesar 9.700 wattpeak (WP) yang dapat meningkatkan jumlah debit air untuk pengairan hingga 117.600 liter per hari dan produksi pupuk organik 70 kg/hari.
“Selanjutnya meningkatkan siklus panen dari sebelumnya 2 kali menjadi 3 kali per tahun, penghematan anggaran irigasi per hektar dari Rp1,5 juta untuk pembelian BBM menjadi Rp1 juta, serta peningkatan produksi pertanian dari 12 ton menjadi 12 ton ditambah 4 ton cabai per hektar selama 1 tahun,” ungkap Taufik.
Dampak lain dari penerapan program ini adalah Desa Kalijaran menjadi desa percontohan pengembangan EBT untuk pertanian dan menjadi tempat pengabdian masyarakat, salah satunya civitas Politeknik Negeri Cilacap (PNC).
“Inovasi ini berdampak sangat baik bagi peningkatan pertanian masyarakat. Dengan demikian menjadikan kawasan Desa Kalijaran menjadi Desa Energi Berdikari yang sustainable di lingkungan, ekonomi serta sosial,” ungkapnya.
Baca juga: PT KPI RU Dumai kenalkan energi baru terbarukan ke sekolah
Desa Energi Berdikari merupakan program unggulan TJSL Pertamina yang berfokus pada pengembangan ekonomi berbasis Energi Baru Terbarukan. Taufik menambahkan, kehadiran Desa Energi Berdikari Kalijaran ini juga membuktikan komitmen KPI memenuhi aspek Enviromental, Social, dan Governance (ESG) secara terintegrasi dalam upaya menjaga keberlanjutan lingkungan dan masyarakat yang berfokus pada pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) Nomor 7 yaitu Energi Bersih dan Terjangkau.
"Program-program yang kami rancang selalu diselaraskan dengan aspek ESG ke dalam strategi bisnis perusahaan serta memberikan manfaat bagi masyarakat agar berkembang dan berkelanjutan serta menularkan ke masyarakat lainnya," tutupnya.
Menurut VP CSR & SMEPP Management Pertamina, Fajriyah Usman Desa Energi Berdikari adalah program TJSL unggulan Pertamina Group untuk memberikan akses EBT bagi masyarakat untuk meningkatkan kemampuan kemandirian ekonomi dan energi.
Pemanfaatan EBT di Kalijaran ini digunakan untuk penyediaan akses irigasi atau pengairan sawah-sawah dan pertambakan petani maupun bagi pelaku UMKM.
Saat ini dari Pertamina Group sudah ada total 76 titik Desa Energi Berdikari.Sementara total penerima manfaat lebih dari 4.000 Kepala Keluarga (KK) yang berdampak pada pengurangan emisi 714.000 ton CO2 ekuivalen per tahun.
Baca juga: PT KPI RU Dumai menghentikan sementara kegiatan produksi kilang
Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Margosugih Desa Kalijaran, Prayitno menyampaikan Program TJSL MAPAN dari PT KPI membantu peningkatan produktivitas petani setempat.
"Petani mampu meningkatkan jumlah panen dan dua menjadi tiga kali setahun. Dengan adanya pengairan di musim kemarau ini, petani juga dapat menanam palawija," ujar Prayitno.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Cilacap, Susilan mengatakan program CSR Kilang Pertamina memiliki potensi besar dalam meningkatkan produktivitas pertanian serta menyelesaikan permasalahan kekurangan sumber air di Desa Kalijaran, terutama saat musim kemarau seperti saat ini. Sekaligus juga memberikan manfaat berkelanjutan bagi lingkungan.
Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) PT KPI berupa pengelolaan integrated farming berbasis energi baru dan terbarukan (EBT) di area persawahan Desa Kalijaran tersebut diresmikan Direktur Utama KPI, Taufik Aditiyawarman , Kamis.
Taufik menjelaskan, Kecamatan Maos, Cilacap menjadi salah satu lumbung padi di Jawa Tengah yang sangat potensial dalam membantu swasembada pangan Indonesia, khususnya Jawa Tengah.
“Lahan irigasi tadah hujan terbatas dan sistem pertanian masih konvensional, padahal Kalijaran memiliki potensi yang sangat baik, sehingga kami hadir menjadi bagian dari kemandirian ekonomi masyarakat melalui program TJSL Kilang Cilacap,” jelasnya.
Baca juga: Pertamina catat program energi bersih telah menjangkau 63 desa
Untuk Desa Kalijaran ini, KPI memberikan dukungan melalui pemberdayaan ekonomi pertanian berbasis energi baru terbarukan dengan program TJSL bertajuk “Masyarakat Pengelola Pertanian Berkelanjutan” atau disebut MAPAN, senilai lebih dari Rp271 juta.
“Kami berharap Kalijaran menjadi sentra pertanian organik terintegrasi serta menjadi rujukan pengembangan pertanian modern berbasis energi baru terbarukan,” ujarnya.
Taufik merinci lebih jauh bahwa KPI memberikan dukungan Pembangkit Tenaga Surya (PLTS) sebesar 9.700 wattpeak (WP) yang dapat meningkatkan jumlah debit air untuk pengairan hingga 117.600 liter per hari dan produksi pupuk organik 70 kg/hari.
“Selanjutnya meningkatkan siklus panen dari sebelumnya 2 kali menjadi 3 kali per tahun, penghematan anggaran irigasi per hektar dari Rp1,5 juta untuk pembelian BBM menjadi Rp1 juta, serta peningkatan produksi pertanian dari 12 ton menjadi 12 ton ditambah 4 ton cabai per hektar selama 1 tahun,” ungkap Taufik.
Dampak lain dari penerapan program ini adalah Desa Kalijaran menjadi desa percontohan pengembangan EBT untuk pertanian dan menjadi tempat pengabdian masyarakat, salah satunya civitas Politeknik Negeri Cilacap (PNC).
“Inovasi ini berdampak sangat baik bagi peningkatan pertanian masyarakat. Dengan demikian menjadikan kawasan Desa Kalijaran menjadi Desa Energi Berdikari yang sustainable di lingkungan, ekonomi serta sosial,” ungkapnya.
Baca juga: PT KPI RU Dumai kenalkan energi baru terbarukan ke sekolah
Desa Energi Berdikari merupakan program unggulan TJSL Pertamina yang berfokus pada pengembangan ekonomi berbasis Energi Baru Terbarukan. Taufik menambahkan, kehadiran Desa Energi Berdikari Kalijaran ini juga membuktikan komitmen KPI memenuhi aspek Enviromental, Social, dan Governance (ESG) secara terintegrasi dalam upaya menjaga keberlanjutan lingkungan dan masyarakat yang berfokus pada pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) Nomor 7 yaitu Energi Bersih dan Terjangkau.
"Program-program yang kami rancang selalu diselaraskan dengan aspek ESG ke dalam strategi bisnis perusahaan serta memberikan manfaat bagi masyarakat agar berkembang dan berkelanjutan serta menularkan ke masyarakat lainnya," tutupnya.
Menurut VP CSR & SMEPP Management Pertamina, Fajriyah Usman Desa Energi Berdikari adalah program TJSL unggulan Pertamina Group untuk memberikan akses EBT bagi masyarakat untuk meningkatkan kemampuan kemandirian ekonomi dan energi.
Pemanfaatan EBT di Kalijaran ini digunakan untuk penyediaan akses irigasi atau pengairan sawah-sawah dan pertambakan petani maupun bagi pelaku UMKM.
Saat ini dari Pertamina Group sudah ada total 76 titik Desa Energi Berdikari.Sementara total penerima manfaat lebih dari 4.000 Kepala Keluarga (KK) yang berdampak pada pengurangan emisi 714.000 ton CO2 ekuivalen per tahun.
Baca juga: PT KPI RU Dumai menghentikan sementara kegiatan produksi kilang
Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Margosugih Desa Kalijaran, Prayitno menyampaikan Program TJSL MAPAN dari PT KPI membantu peningkatan produktivitas petani setempat.
"Petani mampu meningkatkan jumlah panen dan dua menjadi tiga kali setahun. Dengan adanya pengairan di musim kemarau ini, petani juga dapat menanam palawija," ujar Prayitno.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Cilacap, Susilan mengatakan program CSR Kilang Pertamina memiliki potensi besar dalam meningkatkan produktivitas pertanian serta menyelesaikan permasalahan kekurangan sumber air di Desa Kalijaran, terutama saat musim kemarau seperti saat ini. Sekaligus juga memberikan manfaat berkelanjutan bagi lingkungan.
Pewarta: Faisal Yunianto
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2023
Tags: