Jakarta (ANTARA News) - Konferderasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia siap menggelar demonstrasi besar-besaran menolak kenaikan harga BBM bersubsidi karena dinilai justru memberatkan kehidupan kaum buruh.

Menurut siaran pers yang diterima Antara, Sabtu, demonstrasi besar-besaran akan digelar di DPR RI.

"Buruh akan mulai melakukan aksi besar-besaran serempak 17 atau 18 Juni di DPR RI," kata Presiden KSPI Said Iqbal.

KSPI akan mengorganisasi buruh di berbagai tempat untuk demonstrasi tersebut, di antaranya Jabodetabek, Karawang, Purwakarta, Bandung, Serang, Semarang, Surabaya, Mojokerto, Pasuruan, Yogyakarta, Batam, Karimun, Bintan, Medan, Aceh, Lampung, Makasar, Manado, Gorontalo, Samarinda, dan Papua.

Menurut Iqbal, ada empat alasan buruh menolak kenaikan harga tersebut. Pertama, kenaikan harga BBM bersubsidi Rp2.000 per liter, akan mengakibatkan daya beli buruh turun 30 persen sehingga kenaikan upah minimal tahun lalu rata-rata sebesar 30 persen menjadi sia-sia.

"Dengan kata lain, buruh menjadi miskin lagi," katanya.

Kedua, Pemerintah belum mau menggunakan pengalihan subsidi BBM untuk melaksanakan jaminan kesehatan untuk seluruh rakyat pada tanggal 1 Janurai 2014.

"Akan tetapi, malah mau menjalankan jaminan kesehatan tersebut secara bertahap pada tahun 2019. Terus apa manfaat pengalihan subsidi BBM tersebut," katanya.

Ketiga, Pemerintah tidak tegas mengalihkan subsidi untuk transportasi publik dan perumahan untuk buruh. Padahal, dua hal ini mahal harganya untuk buruh.

Keempat, KSPI menolak pemberian bantuan langsung sementara masyaarkat kaarena tidak menyelesaikan kemiskinan. "Hanya seperti sinterklas menjelang pemilu," katanya.

(M041/D007)