BBMKG Denpasar data kekeringan di Bali meluas di 35 kecamatan
1 November 2023 09:27 WIB
Arsip foto - Wisatawan berjalan di pinggir pantai di tengah cuaca terik di kawasan Sanur, Denpasar, Bali, Rabu (4/10/2023) ANTARA/Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Denpasar (ANTARA) - Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah III Denpasar mendata kekeringan meluas dari 26 kecamatan pada minggu ketiga Oktober 2023 menjadi 35 kecamatan di Bali memasuki November 2023.
“Daerah tanpa hujan berturut-turut di wilayah itu hingga 121 hari,” kata Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG Wilayah III Denpasar I Nyoman Gede Wiryajaya di Denpasar, Rabu.
Ia menjelaskan kecamatan di Bali yang masuk peringatan dini kekeringan meliputi Kabupaten Buleleng yakni di Buleleng, Gerokgak, Kubutambahan, Sawan, Seririt, dan Tejakula.
Kemudian di Kabupaten Jembrana di Melaya, Pekutatan dan Mendoyo, Kabupaten Tabanan di Kediri, Marga, Penebel, Kerambitan, dan Tabanan.
Baca juga: BBMKG Denpasar data kekeringan di Bali meluas di 26 kecamatan
Baca juga: BMKG: WWF jadi momentum kolaborasi antisipasi krisis air global
Selanjutnya di Kabupaten Bangli di Bangli, Tembuku dan Kintamani, kemudian di Kabupaten Karangasem di Abang, Karangasem dan Kubu.
Selain itu, di Kabupaten Badung di Kuta, Kuta Utara, Kuta Selatan, Mengwi, serta di Kabupaten Klungkung di Dawan, dan Nusa Penida.
Wilayah lain yang mengalami kekeringan yakni di Kabupaten Gianyar meliputi Payangan, Sukawati, Blahbatuh, Tampaksiring dan Ubud serta di Kota Denpasar yakni di Denpasar Timur, Denpasar Barat, Denpasat Utara dan Denpasar Selatan.
Wiryajaya menambahkan kecamatan dengan hari tanpa hujan paling banyak berturut-turut yakni di Kecamatan Kubu selama 121 hari, Kubutambahan selama 120 hari dan Gerokgak selama 115 hari.
Meski begitu, BBMKG Denpasar mendata masih berpotensi terjadi hujan di sejumlah kawasan di Bali diperkirakan selama periode 1-10 November 2023 yakni di Kabupaten Tabanan, Kecamatan Pekutatan, Busungbiu, Seririt.
Kemudian di Sukasada, Banjar, Petang, Abiansemal, Mengwi, Payangan, Tegalalang, Tampaksiring, Susut, Tembuku, Bangli, Selat, Sidemen dan Rendang.
“Distribusi curah hujan di Bali secara umum antara nol hingga 86,5 milimeter per 10 hari,” katanya.
BBMKG Denpasar akan memperbarui pemantauan potensi kekeringan dan musim hujan di Bali per dasarian atau per 10 hari.
BBMKG Denpasar memperkirakan puncak musim hujan di Bali terjadi pada Januari 2024 dengan curah hujan diperkirakan pada rentang 500-600 milimeter per bulan sehingga perlu diwaspadai dampak bencana hidrometeorologi di antaranya banjir dan tanah longsor.
Hanya satu zona musim, yakni di Karangasem bagian selatan yang diperkirakan puncak musim hujannya terjadi pada Februari 2024.
Baca juga: BBMKG petakan tiga wilayah di Bali Utara alami kekeringan ekstrem
Baca juga: BPBD Bali catat karhutla jadi bencana dominan sepanjang September
“Daerah tanpa hujan berturut-turut di wilayah itu hingga 121 hari,” kata Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG Wilayah III Denpasar I Nyoman Gede Wiryajaya di Denpasar, Rabu.
Ia menjelaskan kecamatan di Bali yang masuk peringatan dini kekeringan meliputi Kabupaten Buleleng yakni di Buleleng, Gerokgak, Kubutambahan, Sawan, Seririt, dan Tejakula.
Kemudian di Kabupaten Jembrana di Melaya, Pekutatan dan Mendoyo, Kabupaten Tabanan di Kediri, Marga, Penebel, Kerambitan, dan Tabanan.
Baca juga: BBMKG Denpasar data kekeringan di Bali meluas di 26 kecamatan
Baca juga: BMKG: WWF jadi momentum kolaborasi antisipasi krisis air global
Selanjutnya di Kabupaten Bangli di Bangli, Tembuku dan Kintamani, kemudian di Kabupaten Karangasem di Abang, Karangasem dan Kubu.
Selain itu, di Kabupaten Badung di Kuta, Kuta Utara, Kuta Selatan, Mengwi, serta di Kabupaten Klungkung di Dawan, dan Nusa Penida.
Wilayah lain yang mengalami kekeringan yakni di Kabupaten Gianyar meliputi Payangan, Sukawati, Blahbatuh, Tampaksiring dan Ubud serta di Kota Denpasar yakni di Denpasar Timur, Denpasar Barat, Denpasat Utara dan Denpasar Selatan.
Wiryajaya menambahkan kecamatan dengan hari tanpa hujan paling banyak berturut-turut yakni di Kecamatan Kubu selama 121 hari, Kubutambahan selama 120 hari dan Gerokgak selama 115 hari.
Meski begitu, BBMKG Denpasar mendata masih berpotensi terjadi hujan di sejumlah kawasan di Bali diperkirakan selama periode 1-10 November 2023 yakni di Kabupaten Tabanan, Kecamatan Pekutatan, Busungbiu, Seririt.
Kemudian di Sukasada, Banjar, Petang, Abiansemal, Mengwi, Payangan, Tegalalang, Tampaksiring, Susut, Tembuku, Bangli, Selat, Sidemen dan Rendang.
“Distribusi curah hujan di Bali secara umum antara nol hingga 86,5 milimeter per 10 hari,” katanya.
BBMKG Denpasar akan memperbarui pemantauan potensi kekeringan dan musim hujan di Bali per dasarian atau per 10 hari.
BBMKG Denpasar memperkirakan puncak musim hujan di Bali terjadi pada Januari 2024 dengan curah hujan diperkirakan pada rentang 500-600 milimeter per bulan sehingga perlu diwaspadai dampak bencana hidrometeorologi di antaranya banjir dan tanah longsor.
Hanya satu zona musim, yakni di Karangasem bagian selatan yang diperkirakan puncak musim hujannya terjadi pada Februari 2024.
Baca juga: BBMKG petakan tiga wilayah di Bali Utara alami kekeringan ekstrem
Baca juga: BPBD Bali catat karhutla jadi bencana dominan sepanjang September
Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2023
Tags: