Kemenko Marves dan AstraZeneca pimpin dekarbonisasi 500 EV
31 Oktober 2023 17:33 WIB
Seseorang sedang mendokumentasikan kendaraan listrik AstraZeneca di Gedung Kemenko Marves, Jakarta, Selasa (31/10/2023). ANTARA/Kuntum Riswan.
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) bersama dengan AstraZeneca serta mitra lokal memimpin dekarbonisasi dengan meluncurkan 500 electric vehicle (EV) atau kendaraan listrik demi keberlanjutan lingkungan dan kesehatan.
“Upaya ini selaras dengan visi pemerintah untuk mengurangi emisi karbon demi masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan. Saya berharap hal ini menjadi teladan bagi pelaku sektor kesehatan lainnya untuk peduli pada lingkungan dan alamz Diharapkan ini dapat menjadi contoh," ujar Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan Kemenko Marves, Nani Hendiarti saat peluncuran kendaraan listrik AstraZeneca di Gedung Kemenko Marves, Jakarta, Selasa.
Deputi Nani menuturkan upaya mengurangi emisi karbon di sektor transportasi adalah salah satu agenda utama untuk mencapai target nol emisi Indonesia pada tahun 2060. Sektor transportasi merupakan penyumbang terbesar kedua terhadap gas rumah kaca sebesar 27 persen yang masih didominasi oleh bahan bakar fosil.
Baca juga: Kemenperin percepat target NZE industri dengan tekan limbah dan emisi
Untuk mencapai target pengurangan emisi berdasarkan Kontribusi yang Ditentukan Secara Nasional (NDC) Indonesia, transisi ke sepeda motor listrik atau kendaraan roda dua harus mencapai 1,8 juta pada 2025 dan 13 juta pada 2030, sedangkan kendaraan roda empat harus mencapai 0,4 juta pada 2025 dan 2 juta pada 2030.
Kerja sama antara pemerintah Indonesia dengan AstraZeneca, lanjut Nani, tidak hanya terbatas pada transisi armada operasional menjadi kendaraan listrik saja, namun juga program penanaman 20 juta pohon di sepanjang sungai Citarum yang sudah terlebih dulu dijalankan.
“Pendirian kantor hijau yang mempromosikan digitalisasi untuk lingkungan kerja yang berkelanjutan, dan transisi hingga 500 kendaraan menjadi kendaraan listrik buatan lokal telah menetapkan standar yang bagus sebagai inisiatif keberlanjutan perusahaan lainnya," tuturnya.
Baca juga: RI kembangkan ekosistem EV lokal dengan sambut inisiasi swasta
Presiden Direktur AstraZeneca Indonesia, Se Whan Chon mengatakan upaya untuk mencapai layanan kesehatan nol karbon tidak bisa dilakukan sendirian. Hanya dengan memelihara kerja sama global seperti yang telah ditunjukkan dalam melawan COVID-19, dapat membuat upaya memulihkan bumi dan melindungi kesehatan manusia untuk generasi yang akan datang dapat diwujudkan.
"Transisi armada AstraZeneca ke kendaraan listrik merupakan inisiatif keberlanjutan terbaru kami yang mencerminkan komitmen terhadap Janji Sustainable Healthcare, yang berdampak pada pengurangan hingga 900 ton metrik emisi karbon dari kendaraan operasional kami dan mendukung inisiatif pemerintah untuk mempercepat adopsi kendaraan listrik dengan bermitra bersama produsen kendaraan listrik lokal," jelas Se Whan.
“Upaya ini selaras dengan visi pemerintah untuk mengurangi emisi karbon demi masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan. Saya berharap hal ini menjadi teladan bagi pelaku sektor kesehatan lainnya untuk peduli pada lingkungan dan alamz Diharapkan ini dapat menjadi contoh," ujar Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan Kemenko Marves, Nani Hendiarti saat peluncuran kendaraan listrik AstraZeneca di Gedung Kemenko Marves, Jakarta, Selasa.
Deputi Nani menuturkan upaya mengurangi emisi karbon di sektor transportasi adalah salah satu agenda utama untuk mencapai target nol emisi Indonesia pada tahun 2060. Sektor transportasi merupakan penyumbang terbesar kedua terhadap gas rumah kaca sebesar 27 persen yang masih didominasi oleh bahan bakar fosil.
Baca juga: Kemenperin percepat target NZE industri dengan tekan limbah dan emisi
Untuk mencapai target pengurangan emisi berdasarkan Kontribusi yang Ditentukan Secara Nasional (NDC) Indonesia, transisi ke sepeda motor listrik atau kendaraan roda dua harus mencapai 1,8 juta pada 2025 dan 13 juta pada 2030, sedangkan kendaraan roda empat harus mencapai 0,4 juta pada 2025 dan 2 juta pada 2030.
Kerja sama antara pemerintah Indonesia dengan AstraZeneca, lanjut Nani, tidak hanya terbatas pada transisi armada operasional menjadi kendaraan listrik saja, namun juga program penanaman 20 juta pohon di sepanjang sungai Citarum yang sudah terlebih dulu dijalankan.
“Pendirian kantor hijau yang mempromosikan digitalisasi untuk lingkungan kerja yang berkelanjutan, dan transisi hingga 500 kendaraan menjadi kendaraan listrik buatan lokal telah menetapkan standar yang bagus sebagai inisiatif keberlanjutan perusahaan lainnya," tuturnya.
Baca juga: RI kembangkan ekosistem EV lokal dengan sambut inisiasi swasta
Presiden Direktur AstraZeneca Indonesia, Se Whan Chon mengatakan upaya untuk mencapai layanan kesehatan nol karbon tidak bisa dilakukan sendirian. Hanya dengan memelihara kerja sama global seperti yang telah ditunjukkan dalam melawan COVID-19, dapat membuat upaya memulihkan bumi dan melindungi kesehatan manusia untuk generasi yang akan datang dapat diwujudkan.
"Transisi armada AstraZeneca ke kendaraan listrik merupakan inisiatif keberlanjutan terbaru kami yang mencerminkan komitmen terhadap Janji Sustainable Healthcare, yang berdampak pada pengurangan hingga 900 ton metrik emisi karbon dari kendaraan operasional kami dan mendukung inisiatif pemerintah untuk mempercepat adopsi kendaraan listrik dengan bermitra bersama produsen kendaraan listrik lokal," jelas Se Whan.
Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2023
Tags: