Jakarta (ANTARA News) - Bursa Efek Indonesia (BEI) menilai keputusan Bank Indonesia (BI) yang menaikkan suku bunga acuan (BI rate) merupakan sinyal positif terhadap perekonomian Indonesia sehingga akan berdampak pada pasar modal domestik.

"Keputusan BI untuk menaikkan BI rate merupakan sinyal positif bagi perekonomian Indonesia, hal itu menunjukkan BI memiliki perhatian besar untuk memperbaiki nilai tukar, dan selanjutnya berdampak pada pasar modal," ujar Direktur Utama BEI, Ito Warsito di Jakarta, Jumat.

Selanjutnya, ia menambahkan, pelaku pasar modal menunggu kepastian dari pemerintah terkait harga Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi.

Menurut dia, kebijakan pemerintah untuk menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi akan berdampak positif bagi ekonomi domestik sehingga imbasnya akan dirasakan pasar modal Indonesia dalam jangka panjang.

Terkait dengan pelemahan IHSG BEI yang terjadi beberapa hari terkahir, Ito mengatakan ada beberapa faktor yang mempengaruhi kondisi pasar.

Pertama, faktor luar negeri karena pengumuman Bank Sentral AS, yakni The Fed yang akan menurunkan stimulus kebijakan pelonggaran kuantitatif (QE) di kuartal ketiga.

Kemudian, keluarnya dana investor asing dari negara-negara berkembang, termasuk di Indonesia karena melambatnya pertumbuhan ekonomi di negara-negara global.

Kemudian, lanjut Ito mengenai neraca perdagangan Indonesia yang masih defisit, hal itu harus diperhatikan oleh pemerintah.

"Kurang lebih selama 50 tahun Indonesia mencatatkan defisit di neraca perdagangan," ucapnya.

Pada penutupan perdagangan sesi pertama hari ini (Jumat, 14/6), pergerakan IHSG BEI berada dalam area positif, menguat signifikan sebesar tiga persen ke level 4.745,87 poin.