Teheran (ANTARA News) - Para pemilih di Iran pada Jumat pagi pukul 08.00 waktu setempat mendatangi tempat pemungutan suara untuk memilih presiden baru mereka untuk masa empat tahun mendatang.

Warga berusia 18 tahun lebih, yang menurut ketentuan pemilihan presiden Iran berhak menggunakan hak pilih, mendatangi 66.000 tempat pemungutan suara di dalam negeri dan 285 tempat pemungutan suara di luar negeri untuk memilih presiden mereka.

Menurut laporan kantor berita Iran, Fars, pemungutan suara akan berlangsung selama 10 jam dan ditutup pukul 18.00 waktu setempat. Namun waktu pemungutan suara bisa diperpanjang jika diperlukan.

Sementara penghitungan hasil pemungutan suara akan dimulai pukul 24.00 malam ini dan hasilnya akan diumumkan 24 jam setelah pemilihan.

Kampanye untuk pemilihan presiden hari ini sudah dimulai pada 22 Mei lalu setelah Dewan Penjaga menyampaikan delapan kandidat yang dianggap punya kualifikasi.

Namun hanya enam orang yang sampai saat ini bersaing memperoleh dukungan untuk menjadi presiden Iran yang baru setelah dua calon menyatakan mundur. Kampanye mereka berakhir pada 13 Juni pukul 08.00 waktu setempat.

Kandidat yang bersaing dalam pemilihan presiden Iran antara lain Wali Kota Teheran Mohammad Baqer Qalibaf, mantan Menteri Luar Negeri dan pemimpin penasehat hubungan luar negeri Ali Akbar Velayati, serta Sekretaris Supreme National Security Council (SNSC) dan kepala perunding nuklir Saeed Jalili.

Selain itu ada mantan Sekretaris SNSC dan kepala perunding nuklir Hassan Rouhani, mantan Menteri Perminyakan dan Telekomunikasi Seyed Mohammad Qarazi, serta bekas Komandan Islamic Revolution Guards Corps (IRGC) dan Sekretaris Dewan Kebijaksanaan Mohsen Rezayee.

Kandidat yang berhasil mendapat dukungan suara 50 persen plus satu akan memenangi pemilihan presiden namun jika tidak ada yang berhasil mendapatkan dukungan suara sebanyak itu dua calon dengan perolehan suara terbanyak akan bersaing dalam penentuan presiden pada masa selanjutnya.