Petrokimia Gresik dukung optimalisasi produksi minyak bumi Papua Barat
29 Oktober 2023 20:30 WIB
Petugas menaikkan drum berisi green surfactan produksi PT Petrokimia Gresik ke atas truk untuk dikirimkan ke Papua Barat guna mendukung optimalisasi produksi minyak bumi di Lapangan Walio, Kabupaten Sorong, Jumat (27/10/2023). ANTARA/HO-Petrokimia Gresik.
Jakarta (ANTARA) - Petrokimia Gresik, mendukung optimalisasi produksi minyak bumi dalam negeri dengan berkontribusi pada proyek injeksi "Huff and Puff" di Lapangan Walio, Kabupaten Sorong, Papua Barat melalui penggunaan Green Surfactant.
Direktur Utama Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo Annurogo melalui keterangan tertulis di Jakarta, Minggu menyatakan proyek Huff & Puff di Lapangan Walio dengan skema No Cure No Pay ini dimulai pada bulan November 2023.
"Petrokimia Gresik berkolaborasi bersama beberapa pihak, dimana Petrokimia Gresik bertugas menyuplai Green Surfactant sebanyak 36.000 liter," katanya.
Petrokimia Gresik merupakan satu-satunya industri dalam negeri yang mampu menghasilkan Green Surfactant. Petrokimia Gresik saat ini memiliki dua Pabrik Asam Sulfat dengan kapasitas total 1.170.000 ton/tahun.
Salah satu produk intermediate dari pabrik tersebut adalah gas SO3 yang merupakan bahan baku Green Surfactant dengan jumlah yang melimpah dan kualitas yang stabil.
Pabrik Green Surfactant Petrokimia Gresik yang berdiri sejak 2020 memiliki kapasitas produksi sebesar 600kL/Tahun.
Ke depan, diproyeksikan pada tahun 2026 kapasitas produksi pabrik Green Surfactant Petrokimia Gresik dapat mencapai 5500kL/ tahun.
"Green Surfactant sebelum mengikuti proyek ini telah melewati beberapa tahapan uji coba yang dipersyaratkan. Green Surfactant mampu menghasilkan nilai recovery yang cukup menjanjikan," ujar Dwi Satriyo.
Direktur Operasi dan Produksi Petrokimia Gresik, Digna Jatiningsih menambahkan Green Surfactant produksi BUMN ini merupakan satu-satunya produk surfaktan ramah lingkungan yang dihasilkan di dalam negeri untuk mengoptimalkan eksplorasi minyak bumi dengan metode Improved Oil Recovery (IOR) dan Enhanced Oil Recovery (EOR).
Sementara itu SEVP Operasi Petrokimia Gresik, I Ketut Rusnaya mengatakan produk Green Surfactant selain dapat meningkatkan produktivitas sumur minyak bumi, juga mampu mengeluarkan minyak mentah dari lapangan atau sumur minyak tua yang sudah tidak berproduksi lagi.
Menurut dia, pengeboran minyak suatu saat akan turun produktivitasnya, meskipun cadangan yang ada di dalam sumur masih banyak, hal itu karena minyak terjebak pada bebatuan atau lainnya.
Dengan menggunakan Green Surfactant, lanjutnya, akan ada peningkatan produksi minyak yang awalnya tertinggal karena susah terproduksikan sekarang bisa dioptimalisasi.
"Huff and Puff Green Surfactant di Lapangan Walio nantinya diharapkan berlanjut menjadi pilot project EOR yang dapat semakin menunjukkan kualitas dari produk kami,” ujar Ketut.
Baca juga: Petrokimia Gresik edukasi pemupukan berimbang bagi petani di Ende NTT
Baca juga: Petrokimia Gresik optimalkan program Literasi pertanian dan peternakan
Baca juga: Petrokimia Gresik hemat biaya rantai pasok internal 24 persen
Direktur Utama Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo Annurogo melalui keterangan tertulis di Jakarta, Minggu menyatakan proyek Huff & Puff di Lapangan Walio dengan skema No Cure No Pay ini dimulai pada bulan November 2023.
"Petrokimia Gresik berkolaborasi bersama beberapa pihak, dimana Petrokimia Gresik bertugas menyuplai Green Surfactant sebanyak 36.000 liter," katanya.
Petrokimia Gresik merupakan satu-satunya industri dalam negeri yang mampu menghasilkan Green Surfactant. Petrokimia Gresik saat ini memiliki dua Pabrik Asam Sulfat dengan kapasitas total 1.170.000 ton/tahun.
Salah satu produk intermediate dari pabrik tersebut adalah gas SO3 yang merupakan bahan baku Green Surfactant dengan jumlah yang melimpah dan kualitas yang stabil.
Pabrik Green Surfactant Petrokimia Gresik yang berdiri sejak 2020 memiliki kapasitas produksi sebesar 600kL/Tahun.
Ke depan, diproyeksikan pada tahun 2026 kapasitas produksi pabrik Green Surfactant Petrokimia Gresik dapat mencapai 5500kL/ tahun.
"Green Surfactant sebelum mengikuti proyek ini telah melewati beberapa tahapan uji coba yang dipersyaratkan. Green Surfactant mampu menghasilkan nilai recovery yang cukup menjanjikan," ujar Dwi Satriyo.
Direktur Operasi dan Produksi Petrokimia Gresik, Digna Jatiningsih menambahkan Green Surfactant produksi BUMN ini merupakan satu-satunya produk surfaktan ramah lingkungan yang dihasilkan di dalam negeri untuk mengoptimalkan eksplorasi minyak bumi dengan metode Improved Oil Recovery (IOR) dan Enhanced Oil Recovery (EOR).
Sementara itu SEVP Operasi Petrokimia Gresik, I Ketut Rusnaya mengatakan produk Green Surfactant selain dapat meningkatkan produktivitas sumur minyak bumi, juga mampu mengeluarkan minyak mentah dari lapangan atau sumur minyak tua yang sudah tidak berproduksi lagi.
Menurut dia, pengeboran minyak suatu saat akan turun produktivitasnya, meskipun cadangan yang ada di dalam sumur masih banyak, hal itu karena minyak terjebak pada bebatuan atau lainnya.
Dengan menggunakan Green Surfactant, lanjutnya, akan ada peningkatan produksi minyak yang awalnya tertinggal karena susah terproduksikan sekarang bisa dioptimalisasi.
"Huff and Puff Green Surfactant di Lapangan Walio nantinya diharapkan berlanjut menjadi pilot project EOR yang dapat semakin menunjukkan kualitas dari produk kami,” ujar Ketut.
Baca juga: Petrokimia Gresik edukasi pemupukan berimbang bagi petani di Ende NTT
Baca juga: Petrokimia Gresik optimalkan program Literasi pertanian dan peternakan
Baca juga: Petrokimia Gresik hemat biaya rantai pasok internal 24 persen
Pewarta: Subagyo
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2023
Tags: