Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyakini bahwa Indonesia dapat melewati perkembangan dan situasi perekonomian yang memburuk akhir-akhir ini baik di kawasan maupun domestik.

"Situasi perekonomian kita secara umum dalam keadaan baik, ekonomi kita dibandingkan dengan 2005 dan 2008 sekarang ini jauh lebih kuat dan permasalahan yang kita hadapi inipun isnyaallah dapat kita kelola dengan baik," kata Presiden di kantornya, Jakarta, Rabu.

Presiden mengungkapkan hal itu, menanggapi perkembangan perekonomian yang kurang menggembirakan akhir -akhir ini. Indeks harga saham gabungan terus merosot dalam 4-5 hari ini dan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS juga terus melemah. Di sisi lain, pelemahan pertumbuhan ekonomi juga telah dirasakan.

Presiden mengatakan, situasi saat ini tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga di kawasan dan dunia.

Situasi saat ini, menurut Presiden, hampir mirip dengan 2005 sebelum dilakukan kenaikan harga BBM bersubsidi, dan juga tahun 2008, ketika dunia dilanda krisis keuangan.

Menurut Presiden, situasi ini salah satunya dipicu oleh kebijakan Federal Reserves Amerika Serikat melalui kebijakan `quantitative easing` yang berpengaruh terhadap likuiditas global.

Selain itu menurut Presiden, berdasarkan sejumlah pengamat, publikasi pertumbuhan ekonomi China kuartal pertama yang melemah dibawah ekspektasi, tidak memberikan sentimen positif bagi pasar global. Akibatnya, bursa saham di kawasan merosot diikuti dengan pelemahan nilai tukar.

`"Kita lihat bersama-sama Bangkok, Manila yang dapatkan pukulan berat. Dan Jakarta yang alami pukulan berat," katanya.

Untuk itulah, menurut Presiden, Pemerintah bersama dengan pihak-pihak terkait yaitu, Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan dan Lembaga Penjamin Simpanan, terus berupaya untuk mengatasi dan mengelola maslah tersebut.

"Sebagaimana saya katakan tadi, Pemerintah, Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, dan juga LPS (lembaga penjamin simpanan), ini terus bekerja untuk mengelola, dalam forum yang telah dibentuk di negeri ini FSSK, forum stabilitas sistem keuangan," kata Presiden.

"Tentu Bank Indonesia lebih pada situasi moneternya, sedangkan pemerintah kita tengah bekerja mengelola situasi fiskal," lanjut Presiden.`



(T.M041