Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Rabu sore bergerak melemah namun dalam rentang terbatas karena Bank Indonesia gencar melepas dolar untuk menjaga rupiah terkoreksi lebih jatuh.

Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan di pasar antarbank di Jakarta pada Rabu sore melemah 20 poin menjadi 9.858 per dolar AS setelah pada hari sebelumnya ditutup pada 9.838 per dolar AS.

"Dalam beberapa hari terakhir BI cukup gencar menjaga rupiah. Meningkatnya tekanan terhadap rupiah tampaknya karena efek keluarnya dana asing dari pasar keuangan Indonesia," kata Ekonom Lana Soelistianingsih.

Ia mengemukakan dari pasar obligasi, keluarnya dana asing terlihat dari turunnya posisi kepemilikan asing di SUN dari posisi Rp302,94 triliun pada akhir Mei lalu menjadi Rp300,05 triliun pada posisi 5 Juni lalu.

"Meski demikian, kami perkirakan rupiah masih akan dijaga dibawah 9.900 per dolar AS," kata dia.

Lana menambahkan pelemahan rupiah juga didorong dari tekanan mata uang regional terhadap dolar AS. Spekulasi terhadap menurunnya besaran stimulus the Fed membuat investor cenderung mulai mengantisipasi dengan memegang tunai (cash).

Ia juga mengatakan kondisi belakangan ini terkait tekanan terhadap nilai tukar rupiah, kemungkinan membuat BI menaikkan tingkat suku bunga acuan (BI rate) 25 basis poin (bps).

Ia memperkirakan untuk pekan kedua Juni ini tekanan terhadap rupiah masih ada. Tekanan terhadap rupiah berlanjut merespon posisi cadangan devisa yang turun dari posisi April sebesar 107,2 miliar dolar AS menjadi 105,2 miliar dolar AS.

Sementara berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia hari ini, rupiah berada pada 9.856 per dolar AS dibanding sebelumnya (11/6) 9.821 per dolar AS.