Rotan produk mendunia, berciri khas indonesia
12 Juni 2013 18:36 WIB
Menteri Perindustrian Mohamad S Hidayat (dua dari kiri) didampingi Gubernur Kalimantan Tengah Agustin Teras Narang berdialog dengan Kepala Sekolah SDN Mangaris Resniati yang didampingi dua siswinya ketika meninjau SDN Mangaris Kecamatan Dusun Selatan, Kabupaten Barito Selatan yang telah mendapatkan Program Comfort School with Rattan dari PT. Multi Tambangjaya Utama (MTU), 12 Juni 2013. (kemenperin.go.id)
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perindustrian (Menperin) MS Hidayat mengatakan bahwa ke depan diharapkan produk rotan mampu mendunia namun masih mengusung ciri khas dari Indonesia--yang merupakan penghasil bahan baku rotan terbesar di dunia.
"Visi kita ke depan adalah menjadikan rotan sebagai produk yang mendunia namun tetap berciri khas Indonesia, oleh karena itu, mulai dari sekarang sudah saatnya kita membangun kebanggaan terhadap produk rotan," kata Hidayat, dalam siaran pers yang diterima, Rabu.
Hidayat mengatakan, salah satu langkah untuk membangun kebanggaan terhadap produk rotan melalui peningkatan penggunaan produk rotan baik di sektor pemerintah, swasta, sekolah-sekolah, maupun rumah tangga.
Hal tersebut disampaikan Hidayat dalam kunjungan kerja ke Kalimantan Tengah dan menyaksikan penandatanganan naskah kesepakatan bersama (MoU) antara PT Multi Tambangjaya Utama dengan tiga kabupaten yaitu Barito Selatan, Barito Timur, dan Barito Utara.
MoU tersebut merupakan bagian dari kegiatan pengembangan industri rotan di tiga kabupaten dan menjadi rangkaian kegiatan peningkatan penggunaan furnitur rotan yang dilaksanakan oleh Kementerian Perindustrian melalui Tim Penggerak Peningkatan Penggunaan Furnitur Rotan (TP3FR).
Dalam kesempatan itu, Hidayat juga melakuan peninjauan ke SDN Mangaris, Barito Selatan, yang telah mendapatkan bantuan Program Comfort School with Rattan dari PT. Multi Tambangjaya Utama (MTU) melalui dana corporate social responsibility (CSR) dengan nilai program tahap pertama kurang lebih sebesar Rp783 juta.
"Pemberian Bantuan Bangku Sekolah Rotan dalam rangka pelaksanaan Program Comfort School with Rattan diharapkan dapat menunjang sarana belajar siswa yang lengkap," kata Hidayat.
Hidayat menambahkan, dengan langkah tersebut diharapkan mampu meningkatkan kecerdasan bangsa, membangun generasi bangsa yang lebih baik, dan mewujudkan pencapaian MDGs Indonesia yang lebih baik dari saat ini.
Saat ini di Indonesia terdapat sekitar 607 ribu ruang kelas tingkat pendidikan dasar SD dan SMP dan sebanyak 332 ribu ruang kelas atau 54 persen dalam kondisi rusak ringan hingga berat.
Selain menunjang sarana belajar siswa, Program Comfort School with Rattan dapat mendorong berkembangnya industri furnitur di daerah penghasil bahan baku rotan serta memberdayakan industri kecil dan menengah furnitur rotan di sentra industri rotan.
"Khusus BUMN dan Swasta, kami mengharapkan agar dapat mengalokasikan dana Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) atau dana CSR untuk membantu pengadaan meja-kursi yang terbuat dari rotan untuk sekolah-sekolah" kata Hidayat.
Berdasarkan data Kemenperin, nilai total dana CSR yang sudah dan sedang dimplementasikan sebanyak Rp 4,3 milyar.
Pemerintah telah menetapkan kebijakan larangan ekspor bahan baku rotan dan membuat road map pengembangan industri furnitur, dan Kementerian Perindustrian telah menyusun gerakan bersama untuk meningkatkan penggunaan furnitur rotan Indonesia di kantor-kantor instansi pemerintah, swasta, dan sekolah-sekolah.
"Visi kita ke depan adalah menjadikan rotan sebagai produk yang mendunia namun tetap berciri khas Indonesia, oleh karena itu, mulai dari sekarang sudah saatnya kita membangun kebanggaan terhadap produk rotan," kata Hidayat, dalam siaran pers yang diterima, Rabu.
Hidayat mengatakan, salah satu langkah untuk membangun kebanggaan terhadap produk rotan melalui peningkatan penggunaan produk rotan baik di sektor pemerintah, swasta, sekolah-sekolah, maupun rumah tangga.
Hal tersebut disampaikan Hidayat dalam kunjungan kerja ke Kalimantan Tengah dan menyaksikan penandatanganan naskah kesepakatan bersama (MoU) antara PT Multi Tambangjaya Utama dengan tiga kabupaten yaitu Barito Selatan, Barito Timur, dan Barito Utara.
MoU tersebut merupakan bagian dari kegiatan pengembangan industri rotan di tiga kabupaten dan menjadi rangkaian kegiatan peningkatan penggunaan furnitur rotan yang dilaksanakan oleh Kementerian Perindustrian melalui Tim Penggerak Peningkatan Penggunaan Furnitur Rotan (TP3FR).
Dalam kesempatan itu, Hidayat juga melakuan peninjauan ke SDN Mangaris, Barito Selatan, yang telah mendapatkan bantuan Program Comfort School with Rattan dari PT. Multi Tambangjaya Utama (MTU) melalui dana corporate social responsibility (CSR) dengan nilai program tahap pertama kurang lebih sebesar Rp783 juta.
"Pemberian Bantuan Bangku Sekolah Rotan dalam rangka pelaksanaan Program Comfort School with Rattan diharapkan dapat menunjang sarana belajar siswa yang lengkap," kata Hidayat.
Hidayat menambahkan, dengan langkah tersebut diharapkan mampu meningkatkan kecerdasan bangsa, membangun generasi bangsa yang lebih baik, dan mewujudkan pencapaian MDGs Indonesia yang lebih baik dari saat ini.
Saat ini di Indonesia terdapat sekitar 607 ribu ruang kelas tingkat pendidikan dasar SD dan SMP dan sebanyak 332 ribu ruang kelas atau 54 persen dalam kondisi rusak ringan hingga berat.
Selain menunjang sarana belajar siswa, Program Comfort School with Rattan dapat mendorong berkembangnya industri furnitur di daerah penghasil bahan baku rotan serta memberdayakan industri kecil dan menengah furnitur rotan di sentra industri rotan.
"Khusus BUMN dan Swasta, kami mengharapkan agar dapat mengalokasikan dana Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) atau dana CSR untuk membantu pengadaan meja-kursi yang terbuat dari rotan untuk sekolah-sekolah" kata Hidayat.
Berdasarkan data Kemenperin, nilai total dana CSR yang sudah dan sedang dimplementasikan sebanyak Rp 4,3 milyar.
Pemerintah telah menetapkan kebijakan larangan ekspor bahan baku rotan dan membuat road map pengembangan industri furnitur, dan Kementerian Perindustrian telah menyusun gerakan bersama untuk meningkatkan penggunaan furnitur rotan Indonesia di kantor-kantor instansi pemerintah, swasta, dan sekolah-sekolah.
Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013
Tags: