Asian Para Games 2022
Bak puisi kuno China, APG Hangzhou ditutup dengan pesan sarat makna
28 Oktober 2023 19:43 WIB
Suasana upacara penutupan Asian Para Games 2022 Hangzhou yang digelar di Hangzhou Olympic Sports Centre, China, Sabtu (28/10/2023). (ANTARA/Arnidhya Nur Zhafira)
Hangzhou, China (ANTARA) - Bagaikan puisi kuno China yang dalam, penyelenggaraan Asian Para Games 2022 Hangzhou resmi ditutup dengan pesan yang sarat akan makna, bahwa olahraga juga membawa kebahagiaan serta solidaritas bagi banyak orang dan bangsa.
Pada upacara penutupan yang digelar di Hangzhou Olympic Sports Centre, Sabtu, ragam tempat ikonis sebagai latar dilengkapi dengan koreografi dan penataan cahaya nan cantik segera mencuri perhatian para penonton dan membawa rasa haru.
Tak lama, pertunjukan teatrikal dimulai. Terdapat seorang gadis yang tengah menari dengan penuh perasaan di tengah Danau Xu (West Lake) yang megah dan legendaris.
Lalu, kelopak-kelopak bunga lily berwarna pink bertebaran kemudian menyatu dengan kilau cahaya yang mengelilinginya -- sebelum akhirnya mereka berpencar lagi dan mengantarkan sang gadis kembali untuk pulang.
Penampilan ini sekaligus memperkenalkan kepada para penonton tentang tradisi China yaitu mempersembahkan puisi sebagai hadiah saat sahabat berpisah.
Kebiasaan untuk menulis puisi untuk teman-teman yang akan melakukan perjalanan sendiri merupakan sebuah tradisi di era China kuno. Hal itu untuk menunjukkan kasih sayang, kerinduan, dan kesedihan mereka, di antara banyak emosi lainnya.
Baca juga: Asian Para Games 2022 Hangzhou resmi ditutup
Disajikan pula kostum dan koreografi upacara penutupan yang telah dirancang dan dibuat sedemikian rupa untuk menampilkan keindahan dan gambaran puisi China.
Dalam satu adegan, para pemain secara kolektif membacakan baris-baris syair "Bie Li (别离)" atau "Perpisahan" karya penyair terkenal Dinasti Tang (618-907) Lu Guimeng.
"Seorang pahlawan mungkin akan menyeka air matanya, namun tidak ketika ia berpisah dengan para teman-teman sesama pejuang."
"Tapi, dengan hati yang kuat, tak ada rasa penyesalan untuknya berpisah," demikian penggalan puisi tersebut.
Kisah romantis tersebut terwujud sepenuhnya dalam penampilan bertajuk "Tea for Farewell" yang juga merupakan sebuah tradisi Tiongkok yang sudah dihormati sejak ribuan tahun lalu.
Sementara itu, Asian Para Games edisi kelima akan digelar pada tahun 2026 di Aichi, Nagoya, Jepang.
Baca juga: Prestasi Indonesia di APG Hangzhou motivasi menuju Paralimpiade Paris
Baca juga: Indonesia tampil sebagai juara umum Para catur APG Hangzhou
Pada upacara penutupan yang digelar di Hangzhou Olympic Sports Centre, Sabtu, ragam tempat ikonis sebagai latar dilengkapi dengan koreografi dan penataan cahaya nan cantik segera mencuri perhatian para penonton dan membawa rasa haru.
Tak lama, pertunjukan teatrikal dimulai. Terdapat seorang gadis yang tengah menari dengan penuh perasaan di tengah Danau Xu (West Lake) yang megah dan legendaris.
Lalu, kelopak-kelopak bunga lily berwarna pink bertebaran kemudian menyatu dengan kilau cahaya yang mengelilinginya -- sebelum akhirnya mereka berpencar lagi dan mengantarkan sang gadis kembali untuk pulang.
Penampilan ini sekaligus memperkenalkan kepada para penonton tentang tradisi China yaitu mempersembahkan puisi sebagai hadiah saat sahabat berpisah.
Kebiasaan untuk menulis puisi untuk teman-teman yang akan melakukan perjalanan sendiri merupakan sebuah tradisi di era China kuno. Hal itu untuk menunjukkan kasih sayang, kerinduan, dan kesedihan mereka, di antara banyak emosi lainnya.
Baca juga: Asian Para Games 2022 Hangzhou resmi ditutup
Disajikan pula kostum dan koreografi upacara penutupan yang telah dirancang dan dibuat sedemikian rupa untuk menampilkan keindahan dan gambaran puisi China.
Dalam satu adegan, para pemain secara kolektif membacakan baris-baris syair "Bie Li (别离)" atau "Perpisahan" karya penyair terkenal Dinasti Tang (618-907) Lu Guimeng.
"Seorang pahlawan mungkin akan menyeka air matanya, namun tidak ketika ia berpisah dengan para teman-teman sesama pejuang."
"Tapi, dengan hati yang kuat, tak ada rasa penyesalan untuknya berpisah," demikian penggalan puisi tersebut.
Kisah romantis tersebut terwujud sepenuhnya dalam penampilan bertajuk "Tea for Farewell" yang juga merupakan sebuah tradisi Tiongkok yang sudah dihormati sejak ribuan tahun lalu.
Sementara itu, Asian Para Games edisi kelima akan digelar pada tahun 2026 di Aichi, Nagoya, Jepang.
Baca juga: Prestasi Indonesia di APG Hangzhou motivasi menuju Paralimpiade Paris
Baca juga: Indonesia tampil sebagai juara umum Para catur APG Hangzhou
Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Eka Arifa Rusqiyati
Copyright © ANTARA 2023
Tags: