Jakarta (ANTARA) - Selebritas dan Duta Peduli Kanker Ovarium Shahnaz Haque menyoroti pentingnya dukungan dari keluarga dan komunitas sebaya untuk memberi semangat dan memotivasi penderita kanker, khususnya kanker payudara.

“Karena kalau misalnya ada satu orang yang terdiagnosis kanker, yang terdampak bukan hanya dia saja, tapi juga satu keluarga,” kata Shahnaz usai agenda Breast Cancer Awareness Month 2023 Kalbe Farma di Jakarta, Sabtu.

Dukungan bagi pejuang kanker payudara amat diperlukan karena mereka dapat kehilangan kepercayaan diri setelah “identitas” kewanitaannya terpaksa diangkat untuk mencegah kanker meluas, katanya.

Baca juga: Evaluasi risiko kanker payudara bisa dilakukan lewat "buccal swab"

Terlebih, diagnosis kanker tidak hanya persoalan kondisi fisik pengidapnya, tapi juga pasti berdampak pada aspek finansial, hubungan antarpribadi, komunikasi, dan kesehatan mental bagi pejuang kanker dan keluarganya.

“Kanker itu perjalanan panjang, bukan perjalanan sebulan atau bulan dua saja,” ujar Shahnaz yang pada 1998 sempat didiagnosis kanker ovarium itu.

Selain dukungan keluarga, ia juga menyoroti pentingnya peran sebaya pejuang dan penyintas kanker serta komunitas kanker untuk memberi bantuan dan menyemangati pejuang kanker yang tentunya butuh nasihat dan motivasi.

Salah satu peran komunitas dan penyintas kanker adalah untuk memotivasi penderita kanker supaya terus punya semangat dan menasihati pendampingnya (caregiver) untuk melakukan tugasnya dengan baik.

"Apalagi, biasanya pejuang kanker lebih percaya dengan sesama penyintas kanker daripada dengan dokter karena mereka sudah melewati jalan tersebut, sehingga pasti lebih dipercaya dibandingkan mereka yang hanya mengobati," kata Shahnaz.

Komunitas juga dapat melengkapi peran pendamping yang berasal dari keluarga atau teman baik penderita saat mereka kelelahan karena peran yang mereka lakoni dapat menguras emosi, ucapnya.

Data Globocan tahun 2020 menunjukkan jumlah kasus baru kanker payudara mencapai 65.858 kasus atau 16,6 persen dari total 396.914 kasus baru kanker di Indonesia, dan jumlah kematian akibat kanker tersebut pada 2020 mencapai lebih dari 22 ribu jiwa kasus.

Sementara itu, untuk meningkatkan kesadaran terhadap kanker payudara, masyarakat dunia memperingati bulan Oktober sebagai Bulan Peduli Kanker Payudara.

Baca juga: Praktisi: Tidak semua pengidap kanker payudara perlu mastektomi

Baca juga: Penerimaan diri langkah pertama pemulihan psikologis pengidap kanker