Hal tersebut disampaikan oleh Regional CEO BRI Herry Noercahya di tengah kunjungannya di Pasar Hamadi pada Jumat (27/10). Herry Noercahya mengungkapkan bahwa program digitalisasi transaksi di Papua yang paling cocok dengan karakteristik bisnis di papua adalah Qriskarena praktis, bisa dipakai dimanapun dan kapan pun. Bahkan QRIS BRI didukung dengan aplikasi BRI Merchant untuk mempermudah user QRIS BRI memonitor transaksi nya secara real time dengan berbagai macam fitur dan layanan nya, bisa di download di Play store.
BRI TERUS BERKOMITMEN DALAM PEMBERDAYAAN UMKM MELALUI DIGITALISASI TRANSAKSI
Keberpihakan BRI di sektor UMKM ditunjukkan dengan keseriusan BRI untuk mendigitalisasi transaksi sebagai booster mempertahankan market share tabungan BRI di Papua yang mencapai 35,5% di bulan Agustus.
Selain QRIS, Electronic Data Capture (EDC) juga menjadi andalan BRI sebagai program digitalisasi transaksi untuk mendukung kemudahan transaksi UMKM. Pengguna EDC BRI di papua saat ini mencapai 1.710 Merchant atau meningkat 50,8% YoY dengan peningkatan sales volume sebesar 99,2% YoY atau sebesar Rp. 806,7 Milyar. EDC BRI juga didukung dengan layanan Aplikasi BRI Merchant untuk monitoring pengguna dengan layanannya.
Kemampuan BRI dalam mengedukasi nasabah UMKM karena didukung oleh jaringan BRI yang kuat serta layanan yang prima serta kemudahan layanan yang diberikan kepada nasabah.
“BRI memiliki 2 strategi utama untuk mendorong penghimpunan CASA ke depan, yakni fokus pada retensi dan akuisisi. Untuk retensi, strategi BRI akan difokuskan pada transaksi digital, mengoptimalkan value chain nasabah wholesale, serta menggunakan big data untuk memaksimalkan peluang dari nasabah. Sedangkan untuk akuisisi, BRI akan menargetkan ekosistem bisnis serta merchant”, urai Herry Noercahya.
BRI optimistis akan mampu mendorong menggerakkan perekonomian Papua khusus nya dan nasional umumnya melalui mengumpulan dana dari masyarakat melalui digitalisasi transaksi kemudian menyalurkannya kembali melalui pembiayaan dan pemberdayaan UMKM,” tambah Herry Noercahya.
Keberpihakan BRI di sektor UMKM ditunjukkan dengan keseriusan BRI untuk mendigitalisasi transaksi sebagai booster mempertahankan market share tabungan BRI di Papua yang mencapai 35,5% di bulan Agustus.
Selain QRIS, Electronic Data Capture (EDC) juga menjadi andalan BRI sebagai program digitalisasi transaksi untuk mendukung kemudahan transaksi UMKM. Pengguna EDC BRI di papua saat ini mencapai 1.710 Merchant atau meningkat 50,8% YoY dengan peningkatan sales volume sebesar 99,2% YoY atau sebesar Rp. 806,7 Milyar. EDC BRI juga didukung dengan layanan Aplikasi BRI Merchant untuk monitoring pengguna dengan layanannya.
Kemampuan BRI dalam mengedukasi nasabah UMKM karena didukung oleh jaringan BRI yang kuat serta layanan yang prima serta kemudahan layanan yang diberikan kepada nasabah.
“BRI memiliki 2 strategi utama untuk mendorong penghimpunan CASA ke depan, yakni fokus pada retensi dan akuisisi. Untuk retensi, strategi BRI akan difokuskan pada transaksi digital, mengoptimalkan value chain nasabah wholesale, serta menggunakan big data untuk memaksimalkan peluang dari nasabah. Sedangkan untuk akuisisi, BRI akan menargetkan ekosistem bisnis serta merchant”, urai Herry Noercahya.
BRI optimistis akan mampu mendorong menggerakkan perekonomian Papua khusus nya dan nasional umumnya melalui mengumpulan dana dari masyarakat melalui digitalisasi transaksi kemudian menyalurkannya kembali melalui pembiayaan dan pemberdayaan UMKM,” tambah Herry Noercahya.