New York (ANTARA News) - Kurs yen menguat tajam terhadap mata uang utama lainnya pada Selasa (Rabu pagi WIB), setelah bank sentral Jepang (BoJ) memilih menentang langkah-langkah stimulus tambahan.

Pada Selasa pukul 21.00 GMT (Rabu pukul 04.00 WIB), dolar merosot menjadi 96,01 yen dibandingkan dengan 98,71 yen pada Senin.

Demikian juga euro diperdagangkan pada 127,81 yen, turun dari 130,89 yen. Euro naik terhadap dolar, diperdagangkan pada 1,3311 dolar dari 1,3258 dolar, demikian seperti yan g dikutip dari AFP..

Kinerja berotot yen terjadi setelah BoJ mempertahankan suku bunganya tidak berubah, tidak mengizinkan pembelian obligasi tambahan dan memilih menentang perpanjangan waktu suku bunga pinjaman rendah menjadi dua tahun atau lebih dari saat ini satu tahun.

Tindakan BoJ itu tetap dilakukan, meskipun baru-baru ini terjadi gejolak di pasar obligasi Jepang, kata Kathy Lien dari BK Asset Management.

"Dengan Jepang tidak meluncurkan stimulus tambahan, mereka menyangkal dunia banyak memerlukan dukungan untuk salah satu perekonomian paling penting di dunia itu," kata Lien.

"Mereka juga mengirim pesan yang kuat di pasar bahwa bank sentral tidak akan disandera oleh volatilitas pasar. Jadi jangan berharap keran dibuka setiap kali reli berbalik."

Meskipun ada gerakan dramatis dalam perdagangan dolar-yen pada Selasa, antisipasi perubahan kebijakan oleh Federal Reserve AS berarti mata uang bisa diperdagangkan dalam kisaran lebar menjelang pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) yang akan berakhir 19 Juni, kata David Song, analis mata uang di DailyFX.

The Fed "melihat pemulihan yang lebih luas di AS" dan "tetap siap mengurangi program pembelian aset dalam beberapa bulan mendatang ketika ekonomi terbesar di dunia itu berada pada jalur yang lebih berkelanjutan," kata Song.

Di antara mata uang lainnya, pound Inggris naik menjadi 1,5644 dolar dibandingkan dengan 1,5574 dolar pada Senin. Dolar jatuh menjadi 0,9246 franc Swiss dari 0,9334 franc.

(A026)