Pontianak (ANTARA) - Direktorat Kesehatan Hewan, Ditjen Peternakan, Kesehatan Hewan dan FAO ECTAD Indonesia serta Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Kalbar menjadikan Kota Pontianak dan Kabupaten Landak menjadi daerah target lokasi percontohan pemulihan dari virus African Swine Fever (ASF).

"Untuk pemulihan dampak penyakit ASF di Kalbar tersebut melalui program Program CABI atau Community African Swine Fever /ASF Biosecurity Intervension. Saat ini sejumlah langkah telah berjalan," ujar Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Kalbar, Heronimus Hero di Pontianak, Jumat.

Ia menambahkan akibat ASF Kalbar yang sebelumnya merupakan salah satu penghasil ternak babi di Indonesia berubah menjadi daerah yang harus mendatangkan pasokan ternak dari luar provinsi. Selain itu juga kenaikan harga yang tinggi menyebabkan daging babi menjadi penyumbang inflasi di Kalbar.

“Penyakit ASF yang terjadi di Kalbar mempunyai dampak yang besar terhadap ketersediaan dan harga daging di Kalbar,” jelas dia

Menurut dia, atas persoalan yang tersebut perlu ada upaya membangkitkan kembali minat beternak babi di kalangan masyarakat dan salah satunya melalui Program CABI.

"Program tersebut diharapkan mampu menjadi solusi untuk mengatasi penyakit ASF dan pola pengembangan ternak babi ke depan di Kalbar," jelas dia.

Harga daging babi di Kalbar sebelum kasus ASF Rp80.000- Rp90.000/kg dan setelah kasus Rp130.000/kg di tingkat konsumen. Sejauh ini untuk ternak babi didatangkan dari Bali, Sumut dan Jatim. Kebutuhan daging babi per kepala keluarga per tahun 1,06 kg.

Kasus ASF di Kalbar sampai ke Kalbar yaitu di Kabupaten Kapuas Hulu pada September 2021 dan Kabupaten Sintang Oktober 2021. Kejadian di Kapuas Hulu diawali dengan adanya laporan kematian babi hutan oleh masyarakat yang berburu babi hutan di daerah hutan Desa Datah Dian Kecamatan Putussibau Utara. Desa Datah Dian bagian utara dan hulu sungai di desa berbatasan langsung dengan Sarawak.

Baca juga: Kementan salurkan 25 hewan ternak ganti rugi karena PMK di Kalbar

Baca juga: Kalbar targetkan digitalisasi data populasi ternak 159.766 ekor