Moskow (ANTARA) - Kelompok Hamas Palestina yang menguasai Gaza tidak dapat melepaskan para sandera yang mereka ambil dari Israel sebelum gencatan senjata disepakati, kata surat kabar Rusia Kommersant mengutip pernyataan anggota delegasi Hamas yang mengunjungi Moskow.

Laporan tersebut mengutip Abu Hamid yang mengatakan Hamas memerlukan waktu untuk menemukan semua orang yang dibawa dari Israel ke Gaza oleh berbagai faksi Palestina dalam serangan Hamas pada 7 Oktober.

"Mereka menangkap puluhan orang, sebagian besar warga sipil, dan kami memerlukan waktu untuk menemukan mereka di Jalur Gaza untuk kemudian membebaskan mereka," kata Hamid.

Kommersant mengutip pernyataannya bahwa lingkungan yang tenang diperlukan untuk menyelesaikan tugas ini.

Hamas mengatakan pada Kamis bahwa sekitar 50 sandera tewas akibat serangan udara Israel.

Baca juga: Di balik berubahnya sikap Joe Biden dalam perang Hamas-Israel

Israel pada Kamis mendesak Rusia mengusir delegasi Hamas yang berkunjung, dan menyebut undangan mereka ke Moskow sebagai "memuakkan".

Rusia memiliki hubungan dengan semua pemain penting di Timur Tengah, termasuk Israel, Iran, Suriah, Hamas, dan Otoritas Palestina yang didukung Barat sekaligus menjalankan pemerintahan sendiri secara terbatas di bawah pendudukan militer Israel di Tepi Barat.

Rusia berulang kali menyalahkan krisis ini karena kegagalan diplomasi AS, dan menyerukan gencatan senjata antara Israel dan Hamas serta dimulainya kembali perundingan untuk menemukan penyelesaian damai.

Secara terpisah, kantor berita TASS melaporkan pada Jumat bahwa anggota senior delegasi Hamas lainnya di Moskow, Abu Marzouk, telah menggelar pembicaraan dengan wakil menteri luar negeri Iran Ali Baghiri Kani, yang juga mengunjungi ibu kota Rusia tersebut.

Keduanya membahas upaya mengamankan gencatan senjata di Gaza dan memberikan bantuan kemanusiaan kepada penduduknya, serta Baghiri Kani juga menegaskan kembali dukungan besar Teheran untuk perjuangan Palestina, kata TASS, mengutip sumber kedutaan besar Iran di Moskow.

Baca juga: Iran dalam pusaran konflik Palestina-Israel

Sumber: Reuters