Sleman (ANTARA) - Candi Borobudur di Magelang, Jawa Tengah, dan Candi Prambanan di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, merupakan dua mahakarya warisan budaya yang dikagumi banyak orang dari berbagai belahan dunia.

Tidak hanya masyarakat domestik yang mengagumi dua cagar budaya yang diakui oleh UNESCO tersebut, namun juga masyarakat dari berbagai negara.

Selama ini, Candi Borobudur maupun Candi Prambanan yang secara geografis letaknya tidak terlalu jauh atau sekitar 52 kilometer tersebut, selalu menjadi paket tujuan masyarakat yang berwisata di Yogyakarta dan sekitarnya.

Sebagai objek wisata, kedua candi tersebut sudah tidak perlu diragukan lagi. Keduanya memiliki magnet untuk menarik kunjungan wisatawan, baik domestik maupun mancanegara.

Sementara dari sisi lain, keberadaan Candi Borobudur dan Candi Prambanan tersebut juga memiliki potensi luar biasa sebagai tujuan wisata spiritual.

Hal ini mengingat bahwa Candi Borobudur merupakan candi Budha terbesar di dunia, sedangkan Candi Prambanan juga memiliki latar belakang sebagai candi Hindu terbesar.

Berbagai upacara keagamaan secara rutin diselenggarakan di kedua candi tersebut, dan mendatangkan umat dalam jumlah yang cukup besar, termasuk wisatawan yang juga ingin menyaksikan ritual keagamaan.

Adanya arahan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo mengenai pentingnya mengenalkan wisata spiritual di Candi Borobudur dan kawasan, maka Holding BUMN Pariwisata dan Pendukungnya, yakni PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney berkolaborasi, dengan anak usahanya PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko (TWC) dan PT Angkasa Pura I (AP1) membuat program kegiatan Familiarization Trip (Famtrip) di Candi Borobudur.

Hal ini dilakukan untuk menguatkan posisi Candi Borobudur sebagai tujuan wisata spiritual, khususnya bagi wisatawan mancanegara, dengan segmentasi wisata minat khusus.

Perusahaan InJourney yang berada i bawah BUMN itu berperan menjadi wadah untuk berkolaborasi dan berintegrasi dalam misi pengembangan pariwisata Indonesia.

Hal ini lah yang melandasi InJourney untuk memperkuat kolaborasi dengan anak usaha, yakni TWC dan AP1, untuk menggaungkan ruh Spiritual Tourism Candi Borobudur ke mata dunia.

Dicanangkannya Candi Borobudur sebagai tujuan wisata spiritual sejalan dengan komitmen InJourney dalam hal membangun Candi Borobudur yang inklusif, termasuk menjadi tempat beribadah bagi penganut agama Buddha.

Dalam rencana induk, Candi Borobudur diprioritaskan untuk empat fungsi, yakni konservasi karena keberlanjutan Borobudur sebagai cagar budaya sangat penting.

Kedua, fungsi sebagai lokasi spiritual, yakni mengembalikan Borobudur sebagaimana fungsinya sebagai tempat peribadatan, sehingga ada "soul"-nya. Dua fungsi berikutnya adalah edukasi dan pariwisata. Borobudur menjadi objek wisata spiritual yang dapat menampung lebih dari kunjungan 20 juta wisatawan domestik dan mancanegara.

PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko (TWC) mencatat acara Famtrip berbasis wisata spiritual dapat menjadi pintu masuk baru untuk mendatangkan wisatawan ke objek wisata yang dikelola oleh TWC.

Kegiatan Famtrip ini adalah upaya untuk mengenalkan dan mempromosikan Candi Borobudur sebagai objek wisata spiritual kepada "inbound tour operator", khususnya dari Thailand dan negara Asia berbasis Buddhist, komunitas Buddhist, spiritual leader, maupun spiritual enthusiast yang tumbuh pesat pascapandemi.

Borobudur memiliki potensi besar sebagai tujuan wisata pilgrim (wisata agama) dunia karena merupakan candi Buddha terbesar di dunia dengan nilai sejarah dan spiritual yang luar biasa.

Nilai-nilai universal tentang kebajikan dan filosofi kehidupan yang terukir dalam relief dan arsitektur Candi Borobudur tidak hanya relevan untuk umat Buddha, namun juga untuk semua wisatawan yang mencari pengalaman spiritual, sekaligus budaya.

Kegiatan Famtrip merupakan salah satu wujud nyata tumbuhnya wisata spiritual di kawasan Candi Borobudur, menyusul berbagai kegiatan spiritual yang telah dilakukan, termasuk Festival Purnama Waisak.


Candi Prambanan

Selain kegiatan di Candi Borobudur, TWC juga mendukung kegiatan keagamaan umat Hindu di kawasan Candi Prambanan.

Selain kegiatan Tawur Agung yang setiap tahun rutin diselenggarakan di pelataran Candi Prambanan, TWC juga menyelenggarakan Gema Santi Puja 1008 Genta pada Minggu, 17 September 2023.

Kegiatan tersebut menjadi momentum kebangkitan Candi Prambanan sebagai objek wisata spiritual kelas dunia.

Gema Santi yang diikuti oleh 1008 pinandita dan ribuan umat Hindu dari berbagai daerah di Indonesia ini bertujuan untuk pemujaan, sebagai wujud bakti, sekaligus penghormatan kepada para leluhur yang telah membangun dan menjaga keberadaan Candi Prambanan hingga saat ini.

Gema Santi Puja 1008 Genta terselenggara berkat kerja sama antara Kementerian Agama melalui Direktorat Jenderal Bimas Hindu, Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah X dan PT TWC ini mendorong pertumbuhan wisata spiritual di kawasan Candi Prambanan.

Ini juga merupakan tindak lanjut dari nota kesepakatan pemanfaatan Candi Prambanan dan Candi Borobudur untuk Kepentingan agama Umat Hindu dan Umat Buddha Indonesia dan Dunia.

PT TWC mendukung penuh penyelenggaraan Gema Santi Puja 1008 Genta karena prosesi ini sesuai dengan pilar pengembangan dan pengelolaan objek wisata menuju pariwisata berkualitas di Indonesia.

Keberadaan Candi Prambanan sebagai situs Warisan Budaya Dunia versi UNESCO, selain memiliki nilai historis yang agung, juga memiliki nilai spiritual yang luar biasa. Melalui penyelenggaraan ini, kita sebarkan nilai-nilai Candi Prambanan yang luhur serta bisa menjadi inspirasi bagi dunia.
Upacara Gema Shanti Puja 1008 Genta di Candi Prambanan sebagai salah satu upaya mengenalkan Candi Prambanan sebagai Destinasi Spiritual Tourism. ANTARA/HO-PT TWC
Upacara Gema Shanti Puja 1008 Genta merupakan upacara keagamaan untuk memuliakan Candi Prambanan.

Aktivitas utama yang diselenggarakan di pelataran Candi Prambanan ini merupakan salah satu rangkaian upacara "parisudha paripurna" yang akan dilaksanakan pada Desember 2023.

Diawali prosesi "mendak tirta" dengan pawai yang terdiri dari para pinandhita serta umat yang membawa sesaji berupa bunga, dupa, tumpeng, dan dewata nawa sanga, diiringi oleh sejumlah penari serta kesenian tradisional baleganjur, menuju pelataran Candi Prambanan.

Setelah prosesi mendak tirta, maka dimulai upacara inti santi puja. Upacara dipimpin oleh seorang sulinggih dari awal hingga selesai.

Upacara diawali dengan "ngargo tirta" dan dilanjutkan upacara mecaru atau pembersihan, "ngelinggihan" Ida Bhatara, dan menghaturkan sesaji diiringi tari Bedaya Maha Puja.

Setelah upacara selesai, dilanjutkan dengan puja khusus yang dilantunkan oleh pinandita dalam bentuk doa bagi keselamatan bangsa.

Setelah upacara inti selesai, maka upacara Gema Santi Puja 1008 Genta dilanjutkan prosesi Purwa Dhaksina, di mana para pinandita berjalan mengelilingi Candi Prambanan (searah jarum jam) sambil terus membunyikan genta dan merapalkan mantra "Om Nama Siwaya" sejumlah 1.008 kali.

Setelah purwa daksina selesai, maka semua pinandita kembali ke tempat upacara untuk melaksanakan ritual simakrama.

PT TWC berkomitmen menghadirkan objek wisata yang berkualitas dengan pelayanan prima untuk menerima kedatangan ribuan umat hindu di Candi Prambanan. Walau tidak menutup layanan bagi kunjungan wisata reguler, namun pengelola Taman Wisata Candi Prambanan telah menyiapkan sarana dan prasarana penunjang dengan optimal.

PT TWC telah mengagendakan program wisata spiritual, yang meliputi aktivitas-aktivitas pada waktu khusus, seperti persembahyangan purnama tilem dan hari besar keagamaan Hindu, seperti Galungan, Kuningan, Pagerwesi, Saraswati.

Program ini dihadirkan untuk menggaungkan nilai-nilai sakral maupun profan, yang bisa menjadi sumber nilai luhur bagi penguatan kualitas kehidupan berbangsa maupun bernegara.

Aktivitas keagamaan di objek wisata TWC juga merupakan bagian dari program "Quality and Sustainable Tourism" karena memberikan dampak ekonomi yang positif bagi masyarakat dan lingkungan sekitar.