Jakarta (ANTARA News) - Indeks Harga Saham Gabungan Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa sore ditutup anjlok sebesar 3,6 persen atau 167,42 poin ke posisi 4.609,95 karena faktor negatif eksternal.
IHSG BEI ditutup turun ke posisi 4.609,95, sementara indeks 45 saham unggulan (LQ45) melemah 28,64 poin (3,64 persen) ke level 757,28.
"Sentimen negatif bagi pasar saham cukup kuat, pelemahan juga terjadi di bursa saham global," ujar analis Milenium Danatama Sekuritas, Abidin, di Jakarta, Selasa.
Ia mengatakan rencana The Fed AS untuk menghentikan program pelonggaran kuantitatif (QE) serta ekonomi China yang cenderung melambat mendorong pelemahan saham-saham global, termasuk di pasar domestik.
Meski demikian, Abidin mengatakan saham-saham di pasar domestik sudah memasuki area jenuh jual (over sold) sehingga potensi penguatan indeks BEI terbuka.
"Ada potensi penguatan untuk besok (Rabu, 12/6), pada hari ini juga sudah terlihat beberapa investor melakukan akumulasi saham," ujarnya.
Direktur BEI, Frederica Widyasari Dewi mengatakan pelemahan bursa domestik cenderung disebabkan oleh faktor eksternal, sementara dari dalam negeri fundamental ekonomi Indonesia masih cukup solid.
"Fundamental ekonomi Indonesia masih bagus, jadi potensi pertumbuhan masih ada," kata dia.
Tercatat transaksi perdagangan saham di BEI sebanyak 211.782 kali dengan volume mencapai 5,540 miliar lembar saham senilai Rp8,007 triliun. Saham yang menguat 46, sementara yang melemah sebanyak 306 saham, dan yang tidak bergerak nilainya 38 saham.
Bursa regional, di antaranya indeks Hang Seng melemah 260,43 poin (1,20 persen) ke level 21.354,66, indeks Nikkei-225 turun 196,58 poin (1,45 persen) ke level 13.317,62, dan Straits Times melemah 31,77 poin (0,99 persen) ke posisi 3.1968,72.
IHSG anjlok 167,42 poin ke 4.609,95
11 Juni 2013 18:06 WIB
Ilustrasi kejatuhan di bursa saham (REUTERS/Issei Kato)
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013
Tags: