Menkumham bedah buku biografi politik "Anak Kolong Menjemput Mimpi"
26 Oktober 2023 19:56 WIB
Menteri Hukum dan HAM (Menkumham) Yosanna H. Laoly menggelar kegiatan bedah buku biografi politik berjudul "Anak Kolong Menjemput Mimpi" di Gedung Auditorium Universitas Agung Tirtayasa (Untirta), Kamis (26/10/2023). ANTARA/Desi Purnama Sari.
Serang (ANTARA) - Menteri Hukum dan HAM (Menkumham) Yosanna H. Laoly membedah buku biografi politik berjudul "Anak Kolong Menjemput Mimpi" di Gedung Auditorium Universitas Ageng Tirtayasa (Untirta), Kamis.
Yosanna H. Laoly di Serang, Banten, Kamis, memaparkan bahwa dari buku yang terdiri atas tujuh bab tersebut merupakan biografi politik seorang Yosanna dari akademisi hingga berkarier di dunia politik.
"Karier yang saya capai saat ini, semua ini karena kepercayaan dan penugasan yang diberikan kepada saya untuk melakukan tugas-tugas ideologis, tugas pemerintahan, dan tugas-tugas kepartaian,” katanya.
Dalam buku ini, sambung Yasonna, dipaparkan tugas-tugasnya sebagai Menkumham yang ditutup dengan keberhasilan dari perjuangan panjang melahirkan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) baru, karya anak bangsa, dan menggantikan KUHP produk kolonial Belanda.
Baca juga: Menkumham pimpin pembahasan isu Palestina di AALCO Ke-61
Baca juga: Yasonna: Akses dokumentasi-informasi hukum nasional harus dibuka luas
“Semoga buku ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan dapat menjadi motivasi generasi muda dalam hal menulis buku serta dapat menginspirasi beberapa pengalaman hidup dan politik yang saya lakukan, baik sebagai akademisi, anggota DPR RI ataupun sebagai Menteri Hukum dan hak Asasi Manusia ," katanya.
Sementara itu, Kepala Kantor Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) Banten Dodot Adikoeswanto mengatakan kegiatan ini salah satu tujuannya untuk menyebarkan kesadaran akan tugas dan fungsi Kemenkumham kepada masyarakat.
"Kegiatan hari ini berjalan dengan baik diharapkan dengan adanya bedah buku ini bisa menumbuhkan semangat para generasi muda serta menyebarkan kesadaran akan tugas dan fungsi Kemenkumham," katanya.
Tim penulis buku ini melakukan riset dari sumber-sumber kepustakaan yang relevan. Biografi ini juga mengisahkan kehidupan masa kecil dan remaja Yasonna Laoly di Sibolga, Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, kehidupan sebagai akademisi, masa-masa sebagai politisi, peran, dan sepak terjang mengawal gagasan "Empat Pilar Berbangsa dan Bernegara".
Yosanna H. Laoly di Serang, Banten, Kamis, memaparkan bahwa dari buku yang terdiri atas tujuh bab tersebut merupakan biografi politik seorang Yosanna dari akademisi hingga berkarier di dunia politik.
"Karier yang saya capai saat ini, semua ini karena kepercayaan dan penugasan yang diberikan kepada saya untuk melakukan tugas-tugas ideologis, tugas pemerintahan, dan tugas-tugas kepartaian,” katanya.
Dalam buku ini, sambung Yasonna, dipaparkan tugas-tugasnya sebagai Menkumham yang ditutup dengan keberhasilan dari perjuangan panjang melahirkan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) baru, karya anak bangsa, dan menggantikan KUHP produk kolonial Belanda.
Baca juga: Menkumham pimpin pembahasan isu Palestina di AALCO Ke-61
Baca juga: Yasonna: Akses dokumentasi-informasi hukum nasional harus dibuka luas
“Semoga buku ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan dapat menjadi motivasi generasi muda dalam hal menulis buku serta dapat menginspirasi beberapa pengalaman hidup dan politik yang saya lakukan, baik sebagai akademisi, anggota DPR RI ataupun sebagai Menteri Hukum dan hak Asasi Manusia ," katanya.
Sementara itu, Kepala Kantor Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) Banten Dodot Adikoeswanto mengatakan kegiatan ini salah satu tujuannya untuk menyebarkan kesadaran akan tugas dan fungsi Kemenkumham kepada masyarakat.
"Kegiatan hari ini berjalan dengan baik diharapkan dengan adanya bedah buku ini bisa menumbuhkan semangat para generasi muda serta menyebarkan kesadaran akan tugas dan fungsi Kemenkumham," katanya.
Tim penulis buku ini melakukan riset dari sumber-sumber kepustakaan yang relevan. Biografi ini juga mengisahkan kehidupan masa kecil dan remaja Yasonna Laoly di Sibolga, Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, kehidupan sebagai akademisi, masa-masa sebagai politisi, peran, dan sepak terjang mengawal gagasan "Empat Pilar Berbangsa dan Bernegara".
Pewarta: Desi Purnama Sari
Editor: Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2023
Tags: