Mesir tak akan biarkan keamanan airnya terancam
11 Juni 2013 07:40 WIB
Ilustrasi. Seorang petani Mesir memperlihatkan tanah yang kering akibat kemarau di ladang yang sebelumnya mendapatkan pengairan dari Sungai Nil di Al-Dakahlya, sekitar 120km dari Kairo. (REUTERS/Mohamed Abd El Ghany)
Kairo (ANTARA News) - Presiden Mesir Mohamed Moursi, Senin (10/6), kembali menegaskan Mesir tidak menyerukan perang sehubungan dengan pembuatan Bendungan Renaissance di Ethiopia, tapi takkan membiarkan keamanan airnya terancam.
Ketika berpidato di dalam Konferensi Nasional bagi Pelestarian Hak Mesir pada Air Sungai Nil, Moursi mengatakan, "Peradaban Mesir telah dibesarkan oleh air Sungai Nil."
Ia kembali mengatakan, "Semua pilihan terbuka untuk tidak kehilangan setetes pun air dan keamanan air Mesir tak bisa dilanggar sama sekali."
Lebih dari 11 pihak telah ikut dalam konferensi tersebut, selain anggota Dewan Shura (Majelis Tinggi Parlemen) dan tokoh politik terkenal, kebanyakan dari kubu Islam.
Moursi juga meminta semua kekuatan politik di Mesir agar mengesampingkan perbedaan dan bersatu mengenai masalah Sungai Nil, demikian laporan Xinhua. Ia memandangnya sebagai "masalah keamanan nasional", dan menyerukan dicapainya dialog nasional yang menyeluruh.
Ketika meminta negara Lembah Nil saling menghormati, Presiden Mesir itu menyampaikan keinginan Mesir bagi pembangunan negara Afrika, dengan syarat proyek mereka takkan berdampak pada hak sah Mesir.
"Kami menginginkan hubungan khusus yang berlanjut dengan semua negara Afrika," ia menambahkan.
Sementara itu, Perdana Menteri Mesir Hesham Qandil pada Senin menggarisbawahi pasokan air Sungai Nil sebagai keamanan nasional setelah Ethiopia belum lama ini mengalihkan aliran air di bagian hulu dalam persiapan bagi pembangunan bendungan.
Selama pidatonya di Dewan Shura, Qandil berkata, "Sebanyak 98 persen penggunaan air di Mesir tergantung atas Sungai Nil, yang berarti ini adalah masalah hidup atau mati."
Pada penghujung Mei, Ethiopia memulai pengalihan aliran Blue Nile, salah satu dari dua aliran Sungai Nil, sebagai langkah persiapan bagi pembangunan Bendungan Renaissance-nya. Tindakan tersebut menimbulkan keprihatinan di Mesir mengenai bagiannya dari air Sungai Nil sebagai salah satu dari dua negara di bagian hilir Lembah Nil.
Penerjemah: Chaidar Abdullah
Ketika berpidato di dalam Konferensi Nasional bagi Pelestarian Hak Mesir pada Air Sungai Nil, Moursi mengatakan, "Peradaban Mesir telah dibesarkan oleh air Sungai Nil."
Ia kembali mengatakan, "Semua pilihan terbuka untuk tidak kehilangan setetes pun air dan keamanan air Mesir tak bisa dilanggar sama sekali."
Lebih dari 11 pihak telah ikut dalam konferensi tersebut, selain anggota Dewan Shura (Majelis Tinggi Parlemen) dan tokoh politik terkenal, kebanyakan dari kubu Islam.
Moursi juga meminta semua kekuatan politik di Mesir agar mengesampingkan perbedaan dan bersatu mengenai masalah Sungai Nil, demikian laporan Xinhua. Ia memandangnya sebagai "masalah keamanan nasional", dan menyerukan dicapainya dialog nasional yang menyeluruh.
Ketika meminta negara Lembah Nil saling menghormati, Presiden Mesir itu menyampaikan keinginan Mesir bagi pembangunan negara Afrika, dengan syarat proyek mereka takkan berdampak pada hak sah Mesir.
"Kami menginginkan hubungan khusus yang berlanjut dengan semua negara Afrika," ia menambahkan.
Sementara itu, Perdana Menteri Mesir Hesham Qandil pada Senin menggarisbawahi pasokan air Sungai Nil sebagai keamanan nasional setelah Ethiopia belum lama ini mengalihkan aliran air di bagian hulu dalam persiapan bagi pembangunan bendungan.
Selama pidatonya di Dewan Shura, Qandil berkata, "Sebanyak 98 persen penggunaan air di Mesir tergantung atas Sungai Nil, yang berarti ini adalah masalah hidup atau mati."
Pada penghujung Mei, Ethiopia memulai pengalihan aliran Blue Nile, salah satu dari dua aliran Sungai Nil, sebagai langkah persiapan bagi pembangunan Bendungan Renaissance-nya. Tindakan tersebut menimbulkan keprihatinan di Mesir mengenai bagiannya dari air Sungai Nil sebagai salah satu dari dua negara di bagian hilir Lembah Nil.
Penerjemah: Chaidar Abdullah
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2013
Tags: