Jenewa (ANTARA) - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyerukan pembebasan segera semua sandera yang ditahan oleh kelompok Hamas Palestina, serta menyatakan keprihatinan atas kondisi para sandera.

Seruan tersebut disampaikan oleh Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus setelah berdiskusi dengan organisasi nonpemerintah Israel, Forum Sandera dan Keluarga Hilang, yang mewakili keluarga korban penculikan, menurut pernyataan yang dikeluarkan oleh organisasi tersebut pada Rabu (25/10).

“Hari ini kami bertemu dengan keluarga orang-orang yang diculik dari Israel selatan pada 7 Oktober dan mendengar langsung tragedi, trauma, dan penderitaan yang mereka hadapi,” kata Tedros dalam pernyataannya.

WHO juga meminta akses segera terhadap setiap sandera dan pemberian perawatan medis.

“Ada kebutuhan mendesak bagi para penyandera untuk memberikan tanda-tanda kehidupan, bukti penyediaan layanan kesehatan, dan pembebasan segera, atas dasar kemanusiaan dan kesehatan, semua orang yang diculik," ujar Tedros.
Baca juga: Turki kecewa karena PBB tak berdaya tangani kondisi Gaza

Mengingat bahwa banyak dari para sandera memiliki kondisi kesehatan yang memerlukan perawatan dan pengobatan segera serta berkelanjutan, maka dia mengatakan Komite Internasional Palang Merah (ICRC) harus diberikan akses segera kepada para sandera untuk mengetahui status kesehatan mereka.

“Semua warga sipil yang menderita dalam konflik ini harus dilindungi,” ujar Tedros.

Konflik di Gaza dimulai ketika Hamas memulai "Operasi Badai Al-Aqsa" yang mencakup serangan mendadak dari darat, laut, dan udara dengan melancarkan roket dan menyusup ke Israel.
Baca juga: Kapan Israel lancarkan invasi darat ke Gaza?

Hamas menyebut serangan itu sebagai balasan atas penyerbuan Masjid Al-Aqsa dan meningkatnya kekerasan yang dilakukan pemukim Israel terhadap warga Palestina.

Militer Israel kemudian melancarkan pemboman tanpa henti dengan menargetkan Hamas di Jalur Gaza.

Lebih dari 7.900 korban tewas dalam konflik tersebut, termasuk sedikitnya 6.546 warga Palestina dan 1.400 warga Israel.

Sebanyak 2,3 juta penduduk Gaza telah kehabisan makanan, air, obat-obatan, dan bahan bakar, sementara konvoi pembawa bantuan yang diizinkan masuk ke Gaza hanya membawa sebagian kecil dari apa yang mereka butuhkan.

Baca juga: Wapres: Serangan Israel bukan tindakan bela diri tapi genosida
Baca juga: Tim MER-C salurkan bantuan obat-obatan ke RS Indonesia di Gaza
Baca juga: Kutuk pemboman Gaza, Putin ingatkan konflik tumpah ke luar kawasan


Sumber: Anadolu