Terduga teroris Poso ditembak karena melawan
10 Juni 2013 18:28 WIB
Kendaraan roda dua milik seorang warga yang ditembak mati polisi berpakaian preman, tergeletak dipingggiran ruas jalan Pulau Irian, Poso Kota, Poso, Sulawesi Tengah, Senin (10/6). Belum jelas motif tertembaknya warga tersebut, namun pasca peristiwa itu ratusan warga menyerang Mapolres Poso karena menganggap Polisi salah tangkap dan tembak dengan dalih terduga kelompok radikal. (ANTARA FOTO/Zainuddin MN)
Palu (ANTARA News) - Polisi terpaksa menembak terduga teroris bernama Nudin alias Bondan karena ia menembaki petugas saat hendak ditangkap pada Senin sekitar pukul 16.00 WITA di Poso, Sulawesi Tengah.
"Dia juga akan menabrak polisi sehingga petugas membalas tembakan hingga menyebabkan tersangka meninggal dunia," kata juru bicara Polda Sulawesi Tengah AKBP Soemarno.
Saat itu Nudin yang telah diintai mengendarai sepeda motor dari Kelurahan Kayamanya menuju Jalan Pulau Irian.
Petugas saat itu mencoba menghentikan tersangka namun Nudin justru memacu sepeda motornya sambil menembaki petugas. Polisi kemudian membalas tembakan hingga yang bersangkutan meninggal dunia.
Soemarno mengatakan Nudin selama ini diduga terlibat serangkaian kasus terorisme di Kabupaten Poso.
Pelaku diduga melakukan aksi perampokan bersama Abu Roban di Jawa Tengah dan menerima hasil kejahatan itu untuk mendanai kegiatan kejahatan.
Dia selama ini juga diduga sebagai penyupalai logistik dan kebutuhan lainnya terhadap kelompok Santoso di Poso, serta kelompok Asmar dan Roy di Bima.
Sementara itu barang bukti yang disita dalam kejadian itu adalah pistol berikut enam butir peluru.
Pada Senin siang, polisi juga menemukan rangkaian pipa yang diduga bom rakitan di Desa Tambarana, Kabupaten Poso.
Benda mencurigakan itu saat ini sedang diperiksa di Mapolres Poso.
Santoso adalah buronan kasus kekerasan Poso selama beberapa tahun ini.
Sejak insiden peledakan bom bunuh diri di Mapolres Poso pada 3 Juni 2013, polisi memperketat pengamanan di kabupaten yang berjarak 220 kilometer dari Ibu Kota Provinsi Sulawesi Tengah itu.
"Dia juga akan menabrak polisi sehingga petugas membalas tembakan hingga menyebabkan tersangka meninggal dunia," kata juru bicara Polda Sulawesi Tengah AKBP Soemarno.
Saat itu Nudin yang telah diintai mengendarai sepeda motor dari Kelurahan Kayamanya menuju Jalan Pulau Irian.
Petugas saat itu mencoba menghentikan tersangka namun Nudin justru memacu sepeda motornya sambil menembaki petugas. Polisi kemudian membalas tembakan hingga yang bersangkutan meninggal dunia.
Soemarno mengatakan Nudin selama ini diduga terlibat serangkaian kasus terorisme di Kabupaten Poso.
Pelaku diduga melakukan aksi perampokan bersama Abu Roban di Jawa Tengah dan menerima hasil kejahatan itu untuk mendanai kegiatan kejahatan.
Dia selama ini juga diduga sebagai penyupalai logistik dan kebutuhan lainnya terhadap kelompok Santoso di Poso, serta kelompok Asmar dan Roy di Bima.
Sementara itu barang bukti yang disita dalam kejadian itu adalah pistol berikut enam butir peluru.
Pada Senin siang, polisi juga menemukan rangkaian pipa yang diduga bom rakitan di Desa Tambarana, Kabupaten Poso.
Benda mencurigakan itu saat ini sedang diperiksa di Mapolres Poso.
Santoso adalah buronan kasus kekerasan Poso selama beberapa tahun ini.
Sejak insiden peledakan bom bunuh diri di Mapolres Poso pada 3 Juni 2013, polisi memperketat pengamanan di kabupaten yang berjarak 220 kilometer dari Ibu Kota Provinsi Sulawesi Tengah itu.
Pewarta: Riski Maruto
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013
Tags: