Jakarta (ANTARA News) - Belum adanya kepastian mengenai kebijakan harga bahan bakar minyak bersubsidi telah mendorong investor asing menjual saham-sahamnya sehingga indeks harga saham gabungan Bursa Efek Jakarta, Senin, ditutup melemah.

IHSG BEI ditutup turun tajam 87,96 poin atau 1,53 persen ke posisi 4.777,98, sementara indeks 45 saham unggulan (LQ45) melemah 15,43 poin (1,93 persen) ke level 785,92.

"Aksi jual asing itu terkait dengan ketidakpastian dari kebijakan bahan bakar minyak (BBM)," kata analis Panin Sekuritas Purwoko Sartono.

Ia menambahkan, IHSG BEI itu bergerak melawan arah kecenderungan di bursa saham Asia. Mayoritas bursa Asia menguat seiring dengan optimisme terhadap pemulihan ekonomi di AS.

"Untuk hari selanjutnya (Selasa, 11/6) diproyeksikan IHSG BEI akan bergerak konsolidasi dengan kecenderungan melemah. Tekanan jual dari pasar masih akan berlanjut meski investor juga diperkirakan akan melakukan `bargain hunting` menyusul penurunan besar yang terjadi beberapa hari terakhir," kata dia.

Data perdagangan saham di BEI, tercatat penjualan saham asing mencapai Rp1,23 triliun pada awal pekan ini.

Sepanjang hari ini transaksi mencapai frekuensi 166.163 kali dengan volume 4,05 miliar lembar saham senilai Rp6,01 triliun. Saham yang menguat 66, sementara yang melemah sebanyak 236 saham, dan 77 saham harganya tetap.

Bursa regional, di antaranya indeks Hang Seng menguat 39,83 poin (0,18 persen) ke level 21.615,09, indeks Nikkei-225 naik 636,67 poin (4,94 persen) ke level 13.514,20, dan Straits Times menguat 11,37 poin (0,36 persen) ke posisi 3.196,09.