Laporan dari Tokyo
Toyota lakukan studi untuk bangun pabrik baterai EV di Indonesia
26 Oktober 2023 07:56 WIB
Arsip foto - Mobil listrik Toyota bZ 4X di pamerkan pada pameran otomotif Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2022 di ICE BSD, Tangerang, Banten, Kamis (11/8/2022). Sebanyak 25 merek kendaraan menghadirkan jajaran kendaraan listriknya pada ajang pameran otomotif GIIAS 2022. (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/tom)
Tokyo (ANTARA) - Toyota Motor Corporation (TMC) tengah melakukan studi untuk membangun industri baterai electric vehicle (EV/kendaraan listrik) di Indonesia.
“Saat ini masih di tahap studi apa saja yang harus direalisasikan, kelayakan, hingga pasarnya,” kata Wakil Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Bob Azam saat bertemu sejumlah media di Tokyo, Jepang, Rabu (25/10) malam.
Bob menjelaskan untuk melokalisasi produksi baterai, setidaknya diperlukan produksi volume sebanyak 100 ribu unit mobil listrik. Sementara saat ini, volume produksi EV di Indonesia baru mencapai kisaran 20 ribu hingga 30 ribu unit per tahun.
Baca juga: Berapa lama umur baterai mobil listrik dan biaya gantinya?
Untuk itu mendukung percepatan lokalisasi dan elektrifikasi di Indonesia, Bob menyebut pemerintah perlu untuk memberikan insentif lebih dalam bagi konsumen mobil listrik.
“Kalau pasar diberi insentif bisa lebih cepat (lokalisasi produksi baterai), karena harga menjadi terjangkau, tidak mungkin bisa menekan harga EV tanpa melokalisasi komponen elektrifikasi,” kata Bob menjelaskan.
Meski belum dapat memastikan kapan realisasi pembangunan industri baterai, Bob menyebut Indonesia memiliki potensi yang besar untuk mewujudkan hal tersebut, mengingat sumber bahan baku baterai yang melimpah, dan rekam jejak dalam melokalisasi produksi hingga ekspor.
Sementara Toyota Motor Corporation, yang diwakilkan langsung oleh Presiden dan Executive Chief Engineer Toyota Daihatsu Engineering and Manufacturing Co. LTD Yoshiki Konishi, secara terpisah mengatakan Toyota akan menggaet salah satu produsen baterai terbesar di dunia yaitu CATL untuk memproduksi baterai di Tanah Air.
“Kami akan bekerja sama dengan CATL yang sudah bangun industri baterai, dan kami akan suplai bukan hanya Toyota, tapi, juga industri," kata Yoshiki Konishi di Tokyo, Selasa (24/10).
CATL (Contemporary Amperex Technology Co. Limited) adalah produsen asal China yang berfokus pada manufaktur baterai lithium ion, sistem penyimpanan energi, dan manajemen baterai kendaraan listrik.
Pada 2018, volume penjualan tahunan CATL mencapai 21,18 GWh. Berdasarkan total produksinya, CATL adalah penyedia solusi baterai untuk kendaraan listrik, kendaraan listrik hibrida, dan hibrida plug-in terbesar ketiga di dunia, setelah Panasonic (Sanyo) dan BYD.
Baca juga: Toyota beri sinyal hadirkan hybrid untuk segmen terjangkau
Baca juga: Mejeng di JMS 2023, Toyota Rangga dapat dikustomisasi jadi “apapun"
Baca juga: Toyota akan bangun pusat riset dan pengembangan baterai EV di Michigan
“Saat ini masih di tahap studi apa saja yang harus direalisasikan, kelayakan, hingga pasarnya,” kata Wakil Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Bob Azam saat bertemu sejumlah media di Tokyo, Jepang, Rabu (25/10) malam.
Bob menjelaskan untuk melokalisasi produksi baterai, setidaknya diperlukan produksi volume sebanyak 100 ribu unit mobil listrik. Sementara saat ini, volume produksi EV di Indonesia baru mencapai kisaran 20 ribu hingga 30 ribu unit per tahun.
Baca juga: Berapa lama umur baterai mobil listrik dan biaya gantinya?
Untuk itu mendukung percepatan lokalisasi dan elektrifikasi di Indonesia, Bob menyebut pemerintah perlu untuk memberikan insentif lebih dalam bagi konsumen mobil listrik.
“Kalau pasar diberi insentif bisa lebih cepat (lokalisasi produksi baterai), karena harga menjadi terjangkau, tidak mungkin bisa menekan harga EV tanpa melokalisasi komponen elektrifikasi,” kata Bob menjelaskan.
Meski belum dapat memastikan kapan realisasi pembangunan industri baterai, Bob menyebut Indonesia memiliki potensi yang besar untuk mewujudkan hal tersebut, mengingat sumber bahan baku baterai yang melimpah, dan rekam jejak dalam melokalisasi produksi hingga ekspor.
Sementara Toyota Motor Corporation, yang diwakilkan langsung oleh Presiden dan Executive Chief Engineer Toyota Daihatsu Engineering and Manufacturing Co. LTD Yoshiki Konishi, secara terpisah mengatakan Toyota akan menggaet salah satu produsen baterai terbesar di dunia yaitu CATL untuk memproduksi baterai di Tanah Air.
“Kami akan bekerja sama dengan CATL yang sudah bangun industri baterai, dan kami akan suplai bukan hanya Toyota, tapi, juga industri," kata Yoshiki Konishi di Tokyo, Selasa (24/10).
CATL (Contemporary Amperex Technology Co. Limited) adalah produsen asal China yang berfokus pada manufaktur baterai lithium ion, sistem penyimpanan energi, dan manajemen baterai kendaraan listrik.
Pada 2018, volume penjualan tahunan CATL mencapai 21,18 GWh. Berdasarkan total produksinya, CATL adalah penyedia solusi baterai untuk kendaraan listrik, kendaraan listrik hibrida, dan hibrida plug-in terbesar ketiga di dunia, setelah Panasonic (Sanyo) dan BYD.
Baca juga: Toyota beri sinyal hadirkan hybrid untuk segmen terjangkau
Baca juga: Mejeng di JMS 2023, Toyota Rangga dapat dikustomisasi jadi “apapun"
Baca juga: Toyota akan bangun pusat riset dan pengembangan baterai EV di Michigan
Pewarta: Pamela Sakina
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2023
Tags: