Jakarta (ANTARA) - Komite Musik Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) secara konsisten memberikan ruang yang lebih besar dan meluas bagi musik tradisi agar dapat dikenal khalayak luas sekaligus dapat terus bertahan serta mengisi relung-relung dalam konteks masyarakat urban lewat perhelatan International Ethnic Music Festival (IEMF) 2023.

IEMF 2023 digelar selama tiga hari pada 25-27 Oktober 2023 di Teater Besar, Taman Ismail Marzuki, Jakarta dengan menyuguhkan pertunjukan musik dari empat kelompok musik yaitu HORJABIUS, INO Ensemble, Morale Chinese Orchestra, dan Talawengkar. HORJABIUS adalah kelompok musik yang menerapkan etnik dan puisi Batak yang terancam punah, sedangkan Indonesian National Orchestra INO merupakan wadah musikal instrumental khas Indonesia.

Dua penampil lain adalah Morale Chinese Orchestra yang konsisten melestarikan musik China dengan instrumen tradisi dalam bentuk musik kontemporer dan Talawengkar yang merupakan grup musik yang beranggotakan para perajin genteng di Jatiwangi.

Selain pertunjukan, Komite Musik DKJ juga menggelar serangkaian agenda guna terciptanya distribusi pengetahuan dalam Masterclass dan Diskusi Karya bersama penampil.

Baca juga: DKJ ingin beri ruang lebih luas untuk pemusik tradisional
Ketua Komite Musik Arham Aryadi saat sesi jumpa media perhelatan International Ethnic Music Festival 2023 di Teater Besar, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Rabu (25/10). (ANTARA/Ahmad Faishal)


“Program ini tidak hanya berfokus pada pelestarian musik tradisi, melainkan juga mengembangkan dan menciptakan kemungkinan baru dalam perkembangan musik tradisi,” ungkap Ketua Komite Musik Arham Aryadi dalam sesi jumpa media di Jakarta, Rabu.

Arham mengatakan bahwa program tersebut bertujuan tidak hanya untuk melestarikan musik tradisional, namun juga untuk mengembangkannya ke arah baru melalui serangkaian pertunjukan, lokakarya, dan diskusi.

“Dari situ kemudian terbentuk dialog baru antara pemusik tradisional, baik yang berasal dari dalam maupun luar negeri untuk memahami bahwa musik tradisional tetap relevan dan berkembang sejalan dengan perubahan zaman,” jelas dia.

IEMF 2023 merupakan tindakan nyata dalam memberikan ruang apresiasi terhadap musik tradisi yang tidak sekadar serangkaian bunyi-bunyian, namun menandai kehidupan dan perkembangan suatu komunitas masyarakat.

Musik tradisi tidak hanya kegiatan artistik, melainkan sebuah pemaknaan yang tumbuh dalam kultur masyarakat. Selama ini peran, makna, dan fungsi musik tradisi sangat erat dalam kehidupan masyarakat dalam unsur-unsur peribadatan, ritual keseharian, upacara daur hidup, kematian, juga hiburan.

Baca juga: Mengapresiasi musisi tradisi di International Ethnic Music Festival
Komite Musik Dewan Kesenian Jakarta dan perwakilan penampil saat sesi jumpa media perhelatan International Ethnic Music Festival 2023 di Teater Besar, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Rabu (25/10). (ANTARA/Ahmad Faishal)


Meski begitu dalam riuhnya musik popular yang semakin luas, musik tradisi semakin terpinggirkan dan kini hanya ditampilkan di lokasi-lokasi tertentu dengan penonton yang terbatas atau kadang hanya menjadi konsumsi internal kultur masyarakat.

“Pertunjukan musik tradisional yang dipilih dengan cermat akan membawa pengalaman mendalam kepada penonton. Acara ini menghadirkan musik tradisional dalam format yang lebih layak sehingga kualitas musik tradisi dari empat kelompok musik dapat dinikmati dengan baik dan pastinya memuaskan seluruh pecinta musik yang hadir,” terang Arham.

Pada gelaran IEMF 2023 kali ini empat penampil kelompok musik tradisi akan membawakan karya-karya memukau yang akan memberikan pengalaman berbeda dalam menyaksikan sebuah pertunjukan musik tradisi. Penampilan mereka, Arham melanjutkan, disiapkan dengan sangat matang untuk penikmat musik Jakarta.

Baca juga: Erwin Gutawa bawa Nusantara ke Bulgaria dalam konser "Harmonature"