Warga padati Bendung Tegal menonton perahu naga
10 Juni 2013 03:22 WIB
Lomba Perahu Naga Peh Cun Tim perahu naga memacu perahunya dalam perlombaan perahu naga perayaan Peh Cun 2013 di Bendungan Tegal, Bantul, Yogyakarta, Minggu (9/6). (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan) ()
Bantul (ANTARA News) - Ratusan warga dari berbagai daerah memadati kawasan wisata air Bendung Tegal di Desa Canden, Kecamatan Jetis Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta untuk menonton lomba perahu naga, Minggu.
Ketua Panitia Lomba Perahu Naga 2013, Morgan Onggowijaya mengatakan, tingginya animo masyarakat untuk menonton lomba perahu naga membuktikan bahwa tradisi etnis Tionghoa tersebut sudah menjadi salah satu bagian dari Indonesia.
"Ini sesuatu yang sangat membahagiakan, karena kami (warga Tionghoa) merasa bukan orang lain lagi, lomba perahu naga ini merupakan tradisi Tionghoa dalam perayaan Peh Cun 2013," katanya di sela lomba Perahu Naga.
Menurut dia, diterimanya etnis Tionghoa di Indonesia, termasuk di Yogyakarta tidak terlepas dari peran tokoh ulama Abdurrahman Wahid atau yang dikenal Gus Dur saat menjadi presiden RI beberapa tahun yang lalu.
"Sejak saat itu, perlahan berbagai kebudayaan etnis Tionghoa, seperti perayaan Peh Cun dirayakan di Indonesia. Dalam Peh Cun kali ini kami juga melibatkan warga sekitar," katanya.
Menurut dia, perlombaan perahu naga tahun ini diramaikan 17 tim dari berbagai daerah, beberapa tim di antaranya berasal dari empat kabupaten dan kota se-DIY, sedangkan beberapa tim lainnya dari luar DIY.
"Beberapa tim dari luar Yogyakarta cukup banyak, yakni di antaranya dari Cilacap, Magelang, Kebumen, Purworejo (Jawa Tengah), kemudian dari Ngawi, serta Blitar (Jawa Timur)," katanya.
Menurut dia, dalam lomba perahu naga tersebut panitia akan menentukan tiga pemenang terbaik, dan tiga juara harapan untuk mendapatkan total hadiah sebesar Rp25,5 juta yang akan diberikan saat perayaan Peh Cun di Pantai Parangtritis, 12 Juni 2013.
Kepala Bidang Pengembangan Destinasi Wisata Dinas Pariwisata DIY, Sukanta mengatakan serangkaian acara dalam perayaan Peh Cun oleh etnis Tionghoa di Yogyakarta telah memiliki magnet tersendiri untuk menarik pengunjung ke DIY..
"Meskipun agenda serupa juga digelar di provinsi lain, namun kegiatan ini tetap berkontribusi positif bagi pengembangan pariwisata di Yogyakarta," katanya.
(KR-HRI/H-KWR)
Ketua Panitia Lomba Perahu Naga 2013, Morgan Onggowijaya mengatakan, tingginya animo masyarakat untuk menonton lomba perahu naga membuktikan bahwa tradisi etnis Tionghoa tersebut sudah menjadi salah satu bagian dari Indonesia.
"Ini sesuatu yang sangat membahagiakan, karena kami (warga Tionghoa) merasa bukan orang lain lagi, lomba perahu naga ini merupakan tradisi Tionghoa dalam perayaan Peh Cun 2013," katanya di sela lomba Perahu Naga.
Menurut dia, diterimanya etnis Tionghoa di Indonesia, termasuk di Yogyakarta tidak terlepas dari peran tokoh ulama Abdurrahman Wahid atau yang dikenal Gus Dur saat menjadi presiden RI beberapa tahun yang lalu.
"Sejak saat itu, perlahan berbagai kebudayaan etnis Tionghoa, seperti perayaan Peh Cun dirayakan di Indonesia. Dalam Peh Cun kali ini kami juga melibatkan warga sekitar," katanya.
Menurut dia, perlombaan perahu naga tahun ini diramaikan 17 tim dari berbagai daerah, beberapa tim di antaranya berasal dari empat kabupaten dan kota se-DIY, sedangkan beberapa tim lainnya dari luar DIY.
"Beberapa tim dari luar Yogyakarta cukup banyak, yakni di antaranya dari Cilacap, Magelang, Kebumen, Purworejo (Jawa Tengah), kemudian dari Ngawi, serta Blitar (Jawa Timur)," katanya.
Menurut dia, dalam lomba perahu naga tersebut panitia akan menentukan tiga pemenang terbaik, dan tiga juara harapan untuk mendapatkan total hadiah sebesar Rp25,5 juta yang akan diberikan saat perayaan Peh Cun di Pantai Parangtritis, 12 Juni 2013.
Kepala Bidang Pengembangan Destinasi Wisata Dinas Pariwisata DIY, Sukanta mengatakan serangkaian acara dalam perayaan Peh Cun oleh etnis Tionghoa di Yogyakarta telah memiliki magnet tersendiri untuk menarik pengunjung ke DIY..
"Meskipun agenda serupa juga digelar di provinsi lain, namun kegiatan ini tetap berkontribusi positif bagi pengembangan pariwisata di Yogyakarta," katanya.
(KR-HRI/H-KWR)
Pewarta: Heri Sidik
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013
Tags: