Greenpeace apresiasi penanganan kebakaran di TPA Rawa Kucing
25 Oktober 2023 15:42 WIB
Petugas pemadam kebakaran melakukan pendinginan gunungan sampah yang terbakar di tempat pembuangan akhir (TPA) Rawa Kucing, Neglasari, Kota Tangerang, Banten, Minggu (22/10/2023). ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal/Spt.
Tangerang (ANTARA) - Greenpeace Indonesia memberikan apresiasi terkait penanganan kebakaran di TPA Rawa Kucing oleh tim gabungan Pemkot Tangerang karena tergolong cepat.
“Kami memantau penanganan dari daerah-daerah lainnya di Indonesia. Dengan apa pun itu penanganannya, Kota Tangerang tergolong cukup cepat,” kata Peneliti Iklim dan Energi, Greenpeace Indonesia, Haflah Leste Distincta di Tangerang Rabu.
Ia mengatakan kebakaran TPA yang terjadi di beberapa kota saat musim kemarau memang menjadi fenomena baru dan sedang dipelajari Greenpeace Indonesia.
“Dengan itu, kejadian TPA Rawa Kucing juga menjadi pantauan kami, sejak hari kejadian. Kalau melihat situasi ini, dengan kondisi yang sudah kondusif, tersisa kepulan asap saya rasa ini luar biasa. Tergolong penanganan yang cukup cepat,” ujarnya.
Baca juga: Pemkot sebar pipa injeksi di 40 titik padamkan api di TPA Rawa Kucing
Baca juga: BNPB fokus hentikan penjalaran api di TPA Rawa Kucing
Penanganan TPA Rawa Kucing terus menunjukkan hasil positif. Pada hari Senin (23/10) hari keempat dan di hari keenam Rabu (25/10) sudah tidak terlihat adanya api dan hanya menyisakan gumpalan asap di pintu tiga dan jalur empat sekitar area belakang Komplek Korpri.
Haflah menambahkan cepatnya penanganan saat kejadian ini harus dilanjutkan dengan cepatnya regulasi atau tindakan-tindakan penanganan lanjutan.
Ia mengharapkan agar kondisi tersebut tidak kembali terjadi, dengan kerugian yang lebih banyak lagi. "Kejadian ini, perlu menjadi perhatian semua pihak, untuk menghadirkan regulasi terbaik untuk pemulihan lingkungan."
"Pemerintah perlu mempertimbangkan langkah dan mitigasi atau adaptasi yang lebih ambisius dan strategis, yakni, melalui kebijakan dan regulasi dalam merespon fenomena yang berkaitan dengan krisis iklim saat ini," ujarnya.
Baca juga: Pemkot Tangerang kerahkan beragam upaya padamkan TPA Rawa Kucing
Baca juga: Pemkot Tangerang siapkan drone thermal atasi kebakaran TPA Rawakucing
“Kami memantau penanganan dari daerah-daerah lainnya di Indonesia. Dengan apa pun itu penanganannya, Kota Tangerang tergolong cukup cepat,” kata Peneliti Iklim dan Energi, Greenpeace Indonesia, Haflah Leste Distincta di Tangerang Rabu.
Ia mengatakan kebakaran TPA yang terjadi di beberapa kota saat musim kemarau memang menjadi fenomena baru dan sedang dipelajari Greenpeace Indonesia.
“Dengan itu, kejadian TPA Rawa Kucing juga menjadi pantauan kami, sejak hari kejadian. Kalau melihat situasi ini, dengan kondisi yang sudah kondusif, tersisa kepulan asap saya rasa ini luar biasa. Tergolong penanganan yang cukup cepat,” ujarnya.
Baca juga: Pemkot sebar pipa injeksi di 40 titik padamkan api di TPA Rawa Kucing
Baca juga: BNPB fokus hentikan penjalaran api di TPA Rawa Kucing
Penanganan TPA Rawa Kucing terus menunjukkan hasil positif. Pada hari Senin (23/10) hari keempat dan di hari keenam Rabu (25/10) sudah tidak terlihat adanya api dan hanya menyisakan gumpalan asap di pintu tiga dan jalur empat sekitar area belakang Komplek Korpri.
Haflah menambahkan cepatnya penanganan saat kejadian ini harus dilanjutkan dengan cepatnya regulasi atau tindakan-tindakan penanganan lanjutan.
Ia mengharapkan agar kondisi tersebut tidak kembali terjadi, dengan kerugian yang lebih banyak lagi. "Kejadian ini, perlu menjadi perhatian semua pihak, untuk menghadirkan regulasi terbaik untuk pemulihan lingkungan."
"Pemerintah perlu mempertimbangkan langkah dan mitigasi atau adaptasi yang lebih ambisius dan strategis, yakni, melalui kebijakan dan regulasi dalam merespon fenomena yang berkaitan dengan krisis iklim saat ini," ujarnya.
Baca juga: Pemkot Tangerang kerahkan beragam upaya padamkan TPA Rawa Kucing
Baca juga: Pemkot Tangerang siapkan drone thermal atasi kebakaran TPA Rawakucing
Pewarta: Achmad Irfan
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2023
Tags: