Wonosobo (ANTARA News) - Raja dangdut Rhoma Irama mengungkapkan alasan utama mencalonkan diri sebagai presiden pada 2014 karena panggilan jiwa untuk ikut membangun bangsa ini.

"Sebetulnya kelompok ulama maupun politikus pernah meminta saya untuk maju tahun 2004, sejak pertama kali bangsa ini memilih presiden secara langsung," katanya di Wonosobo, Jawa Tengah, Minggu.

Kemudian tahun 2009, dia mengaku juga dilamar menjadi calon wapres oleh seorang capres, tetapi saat itu dirinya sama sekali tidak punya keinginan sedikit pun.

Ia mengatakan hal tersebut sebelum menjadi pembicara pada tabligh akbar peringatan Isro` Mi`roj Nabi Muhammad SAW di Lapangan Krasak, Kecamatan Mojotengah, Kabupaten Wonosobo.

"Kali ini saya merasa terpanggil untuk membenahi bangsa ini karena saya melihat bangsa ini semakin jauh dari nilai-nilai Pancasila," katanya.

Ia mengatakan, sebagai konsekuensi logis ketika dirinya dan Partai Kebangkitan Bangsa mempunyai komitmen untuk 2014 tentu akan terus mempersiapkan diri.

Menyinggung dukungan terhadap dirinya maju capres, dia mengatakan, sebetulnya sudah 40 tahun dirinya keliling Indonesia dalam rangka memberikan pencerahan kepada bangsa melalui musik dan tabligh.

"Tabligh dan musik itu sudah merupakan pekerjaan saya, profesi saya sampai saat ini. Kebetulan ada pencapresan itu, jadi profesi yang selama ini saya geluti otomatis sebagai sosialisasi," katanya.

Ia berharap, dengan pencalonan tersebut suara PKB juga akan naik pada pemilihan legislatif 2014.

"Sebagai partai pengusung minimal harus memiliki kursi 20 persen di DPR. Jadi ada suatu kewajiban juga bagi saya untuk memperjuangkan PKB," katanya.

Ia menuturkan, konsep utama yang ditawarkan kepada masyarakat dalam pencalonan, yakni memprioritaskan kebutuhan yang sangat mendasar buat seluruh bangsa adalah masalah perut.

"Jadi siapa pun pemimpin bangsa ini harus memprioritaskan bagaimana ekonomi itu jauh lebih baik dan secara simultan baru membenahi akhlak bangsa ini yang saya lihat dalam dekadensi moral yang sangat parah," katanya.

Menurut dia, dengan kondisi akhlak seperti ini sistem sebagus apapun dan undang-undang sebaik apapun sulit untuk diimplementasikan.

Menyinggung selain PKB apa ada partai lain yang telah mendekatinya, dia mengatakan, dalam konteks pilpres tidak perlu banyak partai, cukup satu partai. Kalau tidak mencapai "electoral threshold" mungkin nanti baru muncul koalisi.

Ditanya tentang pasangan calon, dia juga belum mau menjawabnya.

"Sampai saat ini tidak ada pendekatan ke partai lain dan belum saatnya untuk bicara soal pasangan," katanya.