Erdogan: Bungkamnya negara Barat perparah krisis kemanusiaan di Gaza
25 Oktober 2023 12:03 WIB
Arsip foto - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan berjalan saat sesi Partnership for Global Insfrastucture and Investment dalam rangkaian KTT G20 di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Selasa (15/11/2022). ANTARA FOTO/Media Center G20 Indonesia/Aditya Pradana Putra/nym/am.
Istanbul (ANTARA) - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan bahwa "bungkamnya negara-negara Barat juga memperparah krisis kemanusiaan di Gaza ke tingkat yang tak bisa dihindari," kata Direktorat Komunikasi Turki di platform X.
Erdogan pada Selasa (24/10) membahas eskalasi konflik Palestina-Israel dan krisis kemanusiaan di kawasan tersebut bersama Presiden Rusia Vladimir Putin via telepon.
Menurut Direktorat, Erdogan mengatakan kepada Putin bahwa kebrutalan yang diarahkan langsung terhadap tanah Palestina semakin parah dan korban sipil terus terus bertambah.
Erdogan menggarisbawahi bahwa Turki akan terus melakukan segala upaya untuk menjamin perdamaian di kawasan tersebut.
Konflik Palestina-Israel meletus pada 7 Oktober ketika kelompok Palestina, Hamas, meluncurkan "Operasi Badai Al Aqsa", serangan mendadak dari segala penjuru termasuk menembakkan roket dan menyusupkan anggotanya ke wilayah Israel lewat jalur darat, laut dan udara.
Hamas mengungkapkan bahwa operasi tersebut adalah balasan atas penyerbuan Israel terhadap Masjid Al Aqsa di wilayah pendudukan Yerusalem Timur dan peningkatan kekerasan oleh pemukim Israel terhadap warga Palestina.
Militer Israel kemudian melancarkan Operasi Pedang Besi untuk menargetkan Hamas di Jalur Gaza.
Hampir 7.200 orang tewas, termasuk sedikitnya 5.791 warga Palestina dan 1.400 orang Israel, dalam konflik tersebut.
Sumber: Anadolu
Baca juga: AS, Rusia dan dunia serukan pertempuran dihentikan demi bantuan Gaza
Baca juga: Indonesia dorong sidang khusus di Majelis Umum PBB terkait isu Gaza
Erdogan pada Selasa (24/10) membahas eskalasi konflik Palestina-Israel dan krisis kemanusiaan di kawasan tersebut bersama Presiden Rusia Vladimir Putin via telepon.
Menurut Direktorat, Erdogan mengatakan kepada Putin bahwa kebrutalan yang diarahkan langsung terhadap tanah Palestina semakin parah dan korban sipil terus terus bertambah.
Erdogan menggarisbawahi bahwa Turki akan terus melakukan segala upaya untuk menjamin perdamaian di kawasan tersebut.
Konflik Palestina-Israel meletus pada 7 Oktober ketika kelompok Palestina, Hamas, meluncurkan "Operasi Badai Al Aqsa", serangan mendadak dari segala penjuru termasuk menembakkan roket dan menyusupkan anggotanya ke wilayah Israel lewat jalur darat, laut dan udara.
Hamas mengungkapkan bahwa operasi tersebut adalah balasan atas penyerbuan Israel terhadap Masjid Al Aqsa di wilayah pendudukan Yerusalem Timur dan peningkatan kekerasan oleh pemukim Israel terhadap warga Palestina.
Militer Israel kemudian melancarkan Operasi Pedang Besi untuk menargetkan Hamas di Jalur Gaza.
Hampir 7.200 orang tewas, termasuk sedikitnya 5.791 warga Palestina dan 1.400 orang Israel, dalam konflik tersebut.
Sumber: Anadolu
Baca juga: AS, Rusia dan dunia serukan pertempuran dihentikan demi bantuan Gaza
Baca juga: Indonesia dorong sidang khusus di Majelis Umum PBB terkait isu Gaza
Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Arie Novarina
Copyright © ANTARA 2023
Tags: