Jakarta (ANTARA News) - Bendera Merah Putih setengah tiang tampak berkibar di halaman Istana Merdeka, Jakarta, Minggu pagi, sebagai bentuk rasa dua cita atas wafatnya Ketua MPR Taufiq Kiemas.
Selain di halaman Istana Merdeka, bendera Merah Putih setengah tiang juga tampak berkibar di kediaman pribadi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Puri Cikeas Indah, Bogor.
Pengibaran bendera setengah tiang itu merujuk pada imbauan Presiden terhadap seluruh rakyat Indonesia untuk mengibarkan bendera Merah Putih setengah tiang selama dua hari.
Presiden mengatakan pengibaran bendera setengah tiang itu
dimaksudkan sebagai tanda duka cita yang mendalam atas wafatnya suami
Presiden RI ke-5 itu.
Sekalipun menurut Undang-Undang yang berlaku pengibaran bendera setengah tiang hanya dilakukan di kantor lembaga negara atau instansi terkait.
Sementara itu, upacara kenegaraan pemakaman sebagai tanda penghormatan dari negara kepada Taufiq Kiemas dimulai sekitar pukul 11.25 WIB setelah jenazah almarhum tiba di Taman Makam Pahlawan Kalibata sekitar pukul 11.00 WIB.
Upacara kenegaraan itu pun dimulai dengan pembacaan biografi Taufiq Kiemas yang diikuti dengan Apel Persada yang dipimpin oleh Presiden Yudhoyono.
Dalam Apel Persada tersebut, Presiden mengatakan bahwa Taufiq Kiemas telah berbakti kepada bangsa dan negara hingga akhir hayatnya.
"Saya Presiden Republik Indonesia atas nama negara dan bangsa Indonesia mempersembahkan ke persada ibu pertiwi, jiwa dan raga serta jasa-jasa almarhum Taufiq Kiemas," kata Presiden.
Presiden pun menilai bahwa dharma bakti yang telah diberikan Taufiq Kiemas kepada nusa dan bangsa layak menjadi suri teladan bagi masyarakat Indonesia.
Jenazah Taufiq Kiemas kemudian dikebumikan, diiringi dengan satu tembakan salvo dan iringan lagu "Gugur Bunga".
Upacara kenegaraan untuk pemakaman Taufiq Kiemas pun ditutup dengan pembacaan doa oleh Menteri Agama Suryadharma Ali, dan selesai pada pukul 12.00 WIB.
Bendera setengah tiang berkibar di Istana
9 Juni 2013 13:29 WIB
Ilustrasi (ANTARA/Yudhi Mahatma)
Pewarta: GNC Aryani dan M. Arief Iskandar
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2013
Tags: