Jakarta (ANTARA News) - Politisi Partai Demokrasi Indonesia-Perjuangan, Budiman Sudjatmiko, mengatakan, pemikiran serta ide almarhum Taufiq Kiemas mengenai pluralisme harus tetap hidup dan dilestarikan.

"Seorang Taufiq Kiemas telah meninggal, namun idenya tidak. Kita berkepentingan menjaga ide itu tetap hidup," ujarnya, saat ditemui di rumah duka, Menteng, Jakarta, Sabtu malam.

Salah satu ide dan pemikiran yang dimaksud Budiman adalah tentang empat pilar kebangsaan yaitu Pancasila, UUD 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Bhinneka Tunggal Ika.

Sujatmiko juga mengatakan, Megawati Soekarnoputri telah kehilangan sahabat baik serta teman berdiskusi dalam mencari solusi atas permasalahan bangsa dan negara.

"Saya pikir ibu Mega kehilangan partner dialog yang setara," ujarnya.

Saat ini di rumah duka Jalan Teuku Umar Nomor 27A, Menteng, Jakarta Pusat, masih ramai oleh para pelayat yang ingin memberikan tanda bela sungkawa dan dilakukan pengajian.

Terlihat juga beberapa politisi PDI-Perjuangan, Utut Adianto, Arya Bima, Rika Tjibtaning, Arif Budimanta serta pakar komunikasi UI Effendi Ghazali, Yenny Wahid, dan Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardojo.

Berdasarkan pantauan, karangan bunga duka cita dari politisi maupun rekan almarhum terlihat berjejer panjang di sekitar kediaman Taufiq Kiemas.

Ketua MPR, Taufiq Kiemas, meninggal dunia pada usia 7i tahun di General Hospital, Singapura, sekitar pukul 19.00 waktu setempat atau pukul 18.00 WIB, setelah sempat rawat inap dan menjalani perawatan intensif akibat penyakit jantung.

Saat ini jenazah almarhum sedang disemayamkan di KBRI Singapura dan akan diterbangkan ke Jakarta, Minggu (9/6) pagi, untuk dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata.