Kemenkop UKM sebut koperasi jadi solusi kemandirian pangan
23 Oktober 2023 22:15 WIB
Asisten Deputi Pembaharuan dan Kemitraan Kemenkop UKM Bagus Rachman dalam InnoTech Gathering ICCI 2023 di Jakarta, Senin (23/10/2023). ANTARA/Putu Indah Savitri.
Jakarta (ANTARA) - Asisten Deputi Pembaharuan dan Kemitraan Kementerian Koperasi dan UKM Bagus Rachman mengatakan bahwa koperasi merupakan salah satu solusi untuk mewujudkan kemandirian pangan bagi Indonesia.
“Ini solusinya koperasi, karena petani itu kecil-kecil lahannya, di bawah setengah hektar. Mereka harus terkonsolidasi,” ujar Bagus di Jakarta, Senin.
Pernyataan tersebut ia sampaikan dalam InnoTech Gathering ICCI 2023 dengan tema “Mengkreasi Interkoneksi Platform Koperasi untuk Meningkatkan Keunggulan Kolaboratif Koperasi”, yang dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan, termasuk perwakilan dari koperasi-koperasi besar, asosiasi koperasi, perusahaan penyedia teknologi, hingga perusahaan startup.
Ia memaparkan bahwa kurang lebih 60 persen petani memiliki lahan seluas 0,5 hektar ke bawah. Dalam rangka mengonsolidasikan para petani dan lahan mereka, dibutuhkan kehadiran dari dinas koperasi di masing-masing provinsi untuk memberikan pendampingan.
“Mereka harusnya ikut mendampingi, supaya nanti terkonsolidasi,” ucap Bagus.
Bagus memberi contoh, misalkan koperasi berhasil mengonsolidasikan seribu hektar lahan, dan masing-masing petani memiliki simpanan wajib berupa lahan yang diolah, koperasi tersebut dapat mengakses LPDB atau Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) untuk memperoleh pinjaman dana. Lahan tersebut dapat menjadi jaminan material tidak bergerak.
Pinjaman tersebut, kata Bagus, dapat menjadi modal untuk membuat/membeli rice milling unit (RMU) atau yang juga dikenal sebagai mesin pengupas kulit gabah menjadi beras. Dengan demikian, para petani dapat mengolah sendiri hasil lahannya dan memberikan nilai tambah.
Selain teknologi dalam proses produksi, Bagus juga menyoroti bahwa dalam pertanian juga dibutuhkan teknologi untuk membudidayakan tanaman dengan baik.
Melalui paparan tersebut, Bagus mengatakan bahwa koperasi juga dapat turut berperan dalam menjadi solusi untuk kemandirian pangan Indonesia.
“Minimal ada crowd business, crowd sourcing, crowd funding yang dilakukan oleh para petani sendiri,” kata Bagus.
Bagus berharap agar anak-anak muda dapat turut mengembangkan koperasi dan sektor pertanian, guna memaksimalkan pemanfaatan sumber daya alam Indonesia.
“Ini harus kita manfaatkan betul, karena Indonesia kaya sekali,” kata Bagus.
Baca juga: Kemenkop UKM: Perlu “dasbor” untuk nilai kesehatan koperasi
Baca juga: Kemenkop UKM dan Unhas ajak wirausaha optimalkan era digitalisasi
“Ini solusinya koperasi, karena petani itu kecil-kecil lahannya, di bawah setengah hektar. Mereka harus terkonsolidasi,” ujar Bagus di Jakarta, Senin.
Pernyataan tersebut ia sampaikan dalam InnoTech Gathering ICCI 2023 dengan tema “Mengkreasi Interkoneksi Platform Koperasi untuk Meningkatkan Keunggulan Kolaboratif Koperasi”, yang dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan, termasuk perwakilan dari koperasi-koperasi besar, asosiasi koperasi, perusahaan penyedia teknologi, hingga perusahaan startup.
Ia memaparkan bahwa kurang lebih 60 persen petani memiliki lahan seluas 0,5 hektar ke bawah. Dalam rangka mengonsolidasikan para petani dan lahan mereka, dibutuhkan kehadiran dari dinas koperasi di masing-masing provinsi untuk memberikan pendampingan.
“Mereka harusnya ikut mendampingi, supaya nanti terkonsolidasi,” ucap Bagus.
Bagus memberi contoh, misalkan koperasi berhasil mengonsolidasikan seribu hektar lahan, dan masing-masing petani memiliki simpanan wajib berupa lahan yang diolah, koperasi tersebut dapat mengakses LPDB atau Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) untuk memperoleh pinjaman dana. Lahan tersebut dapat menjadi jaminan material tidak bergerak.
Pinjaman tersebut, kata Bagus, dapat menjadi modal untuk membuat/membeli rice milling unit (RMU) atau yang juga dikenal sebagai mesin pengupas kulit gabah menjadi beras. Dengan demikian, para petani dapat mengolah sendiri hasil lahannya dan memberikan nilai tambah.
Selain teknologi dalam proses produksi, Bagus juga menyoroti bahwa dalam pertanian juga dibutuhkan teknologi untuk membudidayakan tanaman dengan baik.
Melalui paparan tersebut, Bagus mengatakan bahwa koperasi juga dapat turut berperan dalam menjadi solusi untuk kemandirian pangan Indonesia.
“Minimal ada crowd business, crowd sourcing, crowd funding yang dilakukan oleh para petani sendiri,” kata Bagus.
Bagus berharap agar anak-anak muda dapat turut mengembangkan koperasi dan sektor pertanian, guna memaksimalkan pemanfaatan sumber daya alam Indonesia.
“Ini harus kita manfaatkan betul, karena Indonesia kaya sekali,” kata Bagus.
Baca juga: Kemenkop UKM: Perlu “dasbor” untuk nilai kesehatan koperasi
Baca juga: Kemenkop UKM dan Unhas ajak wirausaha optimalkan era digitalisasi
Pewarta: Putu Indah Savitri
Editor: Sella Panduarsa Gareta
Copyright © ANTARA 2023
Tags: