Jakarta (ANTARA News) - Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Uang Bank Indonesia Lambok Antonius Siahaan mengatakan hasil pemusnahan uang yang dilakukan otoritas moneter kerap dimanfaatkan untuk bahan kesenian.

"Hasil pemusnahan itu mulai digunakan untuk bahan kesenian, didaur ulang untuk membuat tas, atau pernah juga sebagai bahan pembakaran," kata Lambok saat berbincang dengan media massa di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Jumat.

Dia mengatakan proses pemusnahan uang kartal di BI berlangsung setiap hari dan limbah uang hasil pemusnahan uang kartal itu menurut dia, tidak akan disalahgunakan oleh pengrajin karena sudah berstatus sampah.

"Limbah uang yang biasa digunakan itu Rp50.000 nanti hasilnya warnanya biru, kalau Rp100.000 merah bata. Kita kerja sama dengan yayasan tertentu untuk mendaur ulang limbah ini dan kita senang ini bisa digunakan," kata dia.

Dia mengatakan pada April 2013 BI telah memusnahkan sebesar Rp6,8 triliun uang kartal atau sebanyak 382,9 juta lembar uang.

Pemusnahan itu dilakukan terhadap uang yang sudah tidak layak edar, dengan tingkat kelusuhan tertentu yang bisa dideteksi melalui mesin.

Dia mengharapkan masyarakat bisa menjaga kondisi uang beredar dengan menaruhnya di tempat semestinya sehingga uang bisa bertahan lama.

"Kami berharap media bisa sama-sama melakukan sosialisasi bagaimana menggunakan rupiah dengan semestinya. Jadi jangan di remas-remas, jangan ditempatkan di tempat yang bukan semestinya, apalagi `dikepret-kepret` di ikan basah sebagai penglaris dan sebagainya," kata dia.
(R028/E008)