Jakarta (ANTARA) - Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita meminta industri besi dan baja untuk menjadi contoh dalam menerapkan prinsip-prinsip keberlanjutan dan berperan aktif dalam upaya meminimalkan dampak lingkungan

Permintaan itu disampaikan Menperin dalam Pengukuhan Pengurus The Indonesia Iron & Steel Industry Association (IISIA) Periode 2023-2025.

Dalam keterangan di Jakarta, Senin, Menperin mengharapkan IISIA sebagai perwakilan industri besi dan baja dapat mendukung berbagai upaya pemenuhan kebutuhan domestik akan baja, meningkatkan kualitas produk baja, dan mengambil inisiatif dalam pengembangan energi terbarukan.
"Sektor industri baja harus menjadi contoh dalam merangkul prinsip-prinsip keberlanjutan dan berperan aktif dalam upaya meminimalkan dampak lingkungan," ujar Menperin.

Baca juga: Kemenperin: Emisi karbon mobil listrik tinggi karena proses baterai
Hal itu juga terkait dengan rencana aksi dekarbonisasi di sektor industri. Sektor industri ditargetkan mencapai Net Zero Emissions (NZE) pada 2050, atau 10 tahun lebih cepat dari target nasional pada 2060.

Industri baja pun menjadi salah satu sektor yang cukup diperhatikan dalam rencana aksi ini, dan isu mengenai energi terbarukan yang ramah lingkungan menjadi tantangan bagi industri baja.

"Kita tahu bahwa IISIA memiliki visi yang sangat jauh ke depan, yaitu mengembangkan industri baja yang berdaya saing dan ramah lingkungan. Mudah-mudahan Pengurus IISIA dapat menjalankan dengan baik program kerja yang sudah dibuat dan berkolaborasi dengan Kemenperin dalam memajukan industri baja nasional dan mewujudkan visi tersebut," ujar Menperin.
Kemenperin bertekad untuk terus berupaya menciptakan iklim usaha yang kondusif melalui pelaksanaan berbagai program dan kebijakan strategis untuk melindungi sekaligus mengembangkan industri baja nasional serta meningkatkan daya saing industri.

Menperin mengharapkan, kebijakan-kebijakan ini dapat menarik investasi baru dan ekspansi di sektor industri baja serta meningkatkan harmonisasi antara industri baja dari hulu hingga hilir.

Baca juga: Wapres minta industri baja nasional tingkatkan kapasitas produksi

Di tengah kondisi perekonomian global yang melambat, industri logam dasar tumbuh sebesar 11,49 persen (yoy), didorong oleh peningkatan permintaan ekspor produk baja dan ferronickel.
Perkembangan neraca perdagangan produk baja tahun 2023 juga cukup menggembirakan. Selama periode triwulan I 2023, terjadi surplus 3,15 miliar dolar AS, naik 14,6 persen dibandingkan pada periode yang sama di tahun 2022 dengan nilai surplus 2,75 miliar dolar AS.

Chairman IISIA Purwono Widodo menyampaikan sebagai asosiasi binaan Kemenperin, pihaknya dapat menjadi mitra strategis pemerintah serta berkontribusi dalam pengembangan industri baja nasional.

"IISIA berkomitmen menyalurkan aspirasi dari anggota asosiasi terkait kebijakan-kebijakan pemerintah serta berperan aktif dalam meningkatkan hubungan kerjasama antar anggota, organisasi atau institusi besi dan baja baik tingkat regional maupun internasional," ujar Purwono.