Ambon (ANTARA News) - Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Anis Matta menegaskan partai pimpinannya tetap menolak kenaikan harga BBM bersubsidi.

"Sikap partai tetap dengan komitmen awal untuk membela kepentingan rakyat sehingga menentang rencana pemerintah tersebut," katanya di Ambon, Jumat, dalam rangka kampanye untuk Said Assagaff - Zeth Sahuburua pada Pilkada Maluku 11 Juni 2013.

Ia menyatakan sikap PKS tidak bertujuan menaikkan kepercayaan masyarakat menjelang pemilihan, baik pemilihan legislatif maupun pemilihan presiden pada 2014.

"Kepentingan rakyat harus diperjuangkan dan ini komitmen PKS untuk menolak kenaikan harga BBM bersubsidi karena dampak terhadap berbagai sektor yang pada akhirnya menyengsarakan masyarakat," ujarnya.

Keputusan menolak kenaikan harga BBM ini pun dengan konsekuensi keluar dari koalisi.

"Koalisi itu tujuannya untuk menyejahterakan rakyat melalui kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono. Namun, sekiranya koalisi ternyata menyengsarakan rakyat, maka PKS harus mengambil sikap mengkritisi," tegas Anis.

Menteri Energi dan Sumber Daya Meneral Jero Wacik mengatakan pemerintah dengan berat hati mengusulkan opsi menaikkan harga BBM menyusul gejolak harga minyak dunia belakangan ini.

Jero menjelaskan harga minyak mentah Indonesia (ICP) Februari lalu telah mencapai 121,75 dolar AS per barel, naik dari Januari yang mencapai 115,91 dolar AS.

Angka ini sudah sangat jauh dari asumsi makro APBN 2012, yakni ICP sebesar 90 dolar AS per barel. Selain itu, keadaan ekonomi dunia yang terus melambat menjadi pertimbangan pemerintah untuk mengajukan APBN-P 2012 kepada DPR.