Kemendikbudristek dukung pelestarian Warisan Tambang Batubara Ombilin
22 Oktober 2023 23:19 WIB
Kemendikbudristek menyelenggarakan kegiatan Galanggang Arang: Anak Nagari Merayakan Warisan Dunia di Fabriek Bloc, Padang, Kamis (19/10/2023). (ANTARA/HO-Kemendikbudristek)
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mendukung keberlanjutan pelestarian Warisan Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto (WTBOS) serta nilai-nilai masyarakat Minang di masa depan.
“Kita berkewajiban kepada dunia yaitu UNESCO untuk menjaga situs tambang batubara Ombilin baik secara bendanya maupun nilai-nilai penting dalam kehidupan masyarakat Minang,” kata Direktur Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan Kemendikbudristek Irini Dewi Wanti dalam keterangan di Jakarta, Minggu.
Irini mengatakan Tambang Batubara Ombilin merupakan wujud nyata dari suatu warisan budaya di Sumatera Barat karena di dalamnya terkandung nilai kehidupan masyarakat Minang yang juga harus dijaga kelestariannya.
"Nilai penting ini meliputi kearifan lokal, tata nilai bermasyarakat, kebersamaan, dan saling menghargai sehingga upaya menjaga kelestarian situs dan nilai-nilai dalam masyarakat harus terus berjalan beriringan," katanya.
Baca juga: Kemendikbud kenang sejarah lewat Festival Kota Minyak Bajubang
Ia menjelaskan Tambang Batubara Ombilin sebagai salah satu sumber energi tidak terbarukan yang jika terus digunakan pada akhirnya akan habis, namun tidak dengan nilai-nilai dalam masyarakatnya.
“Ketika kita bicara dalam konteks kebudayaan semakin banyak digali semakin banyak dipedulikan. Justru akan semakin kaya dan hidup,” ujarnya.
Ketua Kurator Galanggang Arang WTBOS Edy Utama menjelaskan sebagai sebuah wilayah geokultural, Minangkabau juga meninggalkan warisan budaya yaitu adat Minangkabau yang tak lekang oleh waktu.
Begitu banyak pengetahuan tradisional dan kearifan lokal yang menjadi modal masyarakat Minangkabau untuk menjawab tantangan perkembangan zaman.
Baca juga: Kemendikbud dukung pembangunan SDM lewat Festval Kota Kata Kita
Hal tersebut menunjukkan betapa andal dan responsifnya orang Minangkabau dalam berhadapan dengan berbagai peradaban yang datang ke nagari-nagari mereka.
“Orang Minangkabau memiliki kemampuan yang kuat dan mekanisme tersendiri dalam melindungi, melestarikan, dan mengembangkan budayanya di tengah zaman yang berubah,” kata Edy.
Keberadaan Tambang Batubara Ombilin, jalur kereta api, serta Pelabuhan Teluk Bayur menjadi sumber perubahan yang bersifat sinergis bagi Minangkabau dalam memasuki modernisasi dan globalisasi budaya.
Meskipun demikian, menurut Edy, kemampuan dan mekanisme masyarakat Minang tersebut masih harus dibuktikan efektivitasnya dalam menghadapi situasi kultural di masa mendatang.
Baca juga: Kemendikbudristek resmi buka Pekan Kebudayaan Nasional 2023
“Warisan budaya patut dirawat dan dikembangkan karena ada kearifan, pengetahuan, dan praktik budaya yang menjadi objek pemajuan kebudayaan serta sebagai modal sosial anak nagari Minangkabau menggapai kehidupan yang lebih baik,” kata Edy.
“Kita berkewajiban kepada dunia yaitu UNESCO untuk menjaga situs tambang batubara Ombilin baik secara bendanya maupun nilai-nilai penting dalam kehidupan masyarakat Minang,” kata Direktur Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan Kemendikbudristek Irini Dewi Wanti dalam keterangan di Jakarta, Minggu.
Irini mengatakan Tambang Batubara Ombilin merupakan wujud nyata dari suatu warisan budaya di Sumatera Barat karena di dalamnya terkandung nilai kehidupan masyarakat Minang yang juga harus dijaga kelestariannya.
"Nilai penting ini meliputi kearifan lokal, tata nilai bermasyarakat, kebersamaan, dan saling menghargai sehingga upaya menjaga kelestarian situs dan nilai-nilai dalam masyarakat harus terus berjalan beriringan," katanya.
Baca juga: Kemendikbud kenang sejarah lewat Festival Kota Minyak Bajubang
Ia menjelaskan Tambang Batubara Ombilin sebagai salah satu sumber energi tidak terbarukan yang jika terus digunakan pada akhirnya akan habis, namun tidak dengan nilai-nilai dalam masyarakatnya.
“Ketika kita bicara dalam konteks kebudayaan semakin banyak digali semakin banyak dipedulikan. Justru akan semakin kaya dan hidup,” ujarnya.
Ketua Kurator Galanggang Arang WTBOS Edy Utama menjelaskan sebagai sebuah wilayah geokultural, Minangkabau juga meninggalkan warisan budaya yaitu adat Minangkabau yang tak lekang oleh waktu.
Begitu banyak pengetahuan tradisional dan kearifan lokal yang menjadi modal masyarakat Minangkabau untuk menjawab tantangan perkembangan zaman.
Baca juga: Kemendikbud dukung pembangunan SDM lewat Festval Kota Kata Kita
Hal tersebut menunjukkan betapa andal dan responsifnya orang Minangkabau dalam berhadapan dengan berbagai peradaban yang datang ke nagari-nagari mereka.
“Orang Minangkabau memiliki kemampuan yang kuat dan mekanisme tersendiri dalam melindungi, melestarikan, dan mengembangkan budayanya di tengah zaman yang berubah,” kata Edy.
Keberadaan Tambang Batubara Ombilin, jalur kereta api, serta Pelabuhan Teluk Bayur menjadi sumber perubahan yang bersifat sinergis bagi Minangkabau dalam memasuki modernisasi dan globalisasi budaya.
Meskipun demikian, menurut Edy, kemampuan dan mekanisme masyarakat Minang tersebut masih harus dibuktikan efektivitasnya dalam menghadapi situasi kultural di masa mendatang.
Baca juga: Kemendikbudristek resmi buka Pekan Kebudayaan Nasional 2023
“Warisan budaya patut dirawat dan dikembangkan karena ada kearifan, pengetahuan, dan praktik budaya yang menjadi objek pemajuan kebudayaan serta sebagai modal sosial anak nagari Minangkabau menggapai kehidupan yang lebih baik,” kata Edy.
Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2023
Tags: